Satgas TPPO Bongkar Dugaan Penganiayaan Pekerja Migran Tasini di Arab Saudi
Merdeka.com - Tim Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri mengungkap kasus dugaan penganiayaan terhadap Tasini, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi. Kasus ini terkuak berkat informasi dari Kementerian Ketenagakerjaan RI tentang pemulangan Tasini dari Arab Saudi ke Indonesia pada 3 Juli 2019.
"Menurut informasi, bahwa korban saat dipulangkan ke Indonesia dalam kondisi terdapat luka, diduga akibat penganiayaan saat bekerja di Arab Saudi," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Nico Afinta melalui siaran pers seperti dikutip Antara, Minggu (7/7).
Kemudian, Satgas TPPO bergerak menuju Majalengka, Jawa Barat untuk menemui korban yang diketahui dirawat di RSUD Majalengka, karena menderita luka di sekujur tubuhnya.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Di mana jalan rusak yang membuat warga harus menandu pasien? Sejumlah penduduk di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sumatra Utara, harus berjuang saat merujuk seorang warga sakit menggunakan tandu.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Mengapa pasien di Polewali Mandar harus ditandu? Sebab di sana tidak ada akses jalan yang layak, setelah bertahun-tahun tak diperbaiki.
"Korban Tasini dipulangkan dari Arab pada Kamis 4 Juli 2019 tanpa melalui KBRI ke Indonesia dengan kondisi luka-luka diduga akibat penganiayaan saat bekerja di Arab Saudi. Saat ini korban belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam kondisi sakit dan memprihatinkan," ujarnya.
Satgas kemudian meringkus dua pelaku yakni tersangka Mamun dan Faisal di dua lokasi berbeda. Mamun yang perannya sebagai perekrut korban, ditangkap di Majalengka pada Sabtu (6/7). Sementara Faisal ditangkap di Cibitung, Jawa Barat pada Minggu (7/7).
"Faisal perannya sebagai agen, pemodal, mengurus visa, tiket dan mengirim korban ke Arab Saudi," katanya.
Selain mengamankan pelaku, Nico mengatakan Satgas TPPO juga menyita beberapa barang bukti seperti paspor, visa, satu buah boarding pass Saudia tujuan Jeddah tanggal 3 Juli 2019 dan satu buah boarding pass Saudia tujuan dari Jeddah ke Jakarta pada 3 Juli 2019.
Kronologi kasus ini, awalnya Tasini direkrut oleh Mamun di Majalengka pada Mei 2018 untuk menjadi pembantu rumah tangga di Arab Saudi. Kemudian, Tasini dikirim kepada Faisal.
“Korban dilakukan pemeriksaan medis dan diberikan uang fee oleh Mamun sebesar Rp6 juta," kata dia.
Nico menjelaskan agen atau pemodal Faisal dalam merekrut dan mengirim Tasini ke Arab dibantu oleh rekannya, Andi.
Sedangkan untuk mengurus visa korban dilakukan oleh Faisal yang pernah bekerja di PT Haena Duta Cemerlang.
"Setelah visa milik korban terbit, Mamun lalu menyerahkan Tasini ke Andi dan Faisal untuk diberangkatkan ke Arab Saudi," katanya.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang atau Pasal 81, Pasal 86 UU Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasib malang menimpa Tatang Sutio (51) seorang hansip yang mengalami luka, akibat ditembak komplotan maling.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan terjadi di dekat stasiun KAI Pondok Ranji, Sabtu (23/9) dini hari.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI bernama Sersan Mayor Suprayito jadi korban pengeroyokan.
Baca Selengkapnya22 Pesilat PSHT diduga menjadi pelaku pengeroyokan untuk dimintai keterangan di Mapolres Jember.
Baca SelengkapnyaMenurut Bustan, pengungkapan kasus ini bukan saja skala regional tetapi nasional yang harus diperangi secara bersama-sama.
Baca SelengkapnyaSempat melapor ke polisi, namun keluarga korban diarahkan ke Denpom I/Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaSeorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaKorban saat ini sedang dalam penanganan medis di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaDari hasil interogasi awal, penculikan dan penganiayaan itu bermotif dendam dan persoalan hubungan asmara.
Baca SelengkapnyaTNI bertanggungjawab terhadap tujuh mobil dan seluruh biaya pengobatan korban.
Baca Selengkapnya