Satgas: Vaksinasi Monkeypox Diprioritaskan untuk Nakes
Merdeka.com - Satuan Tugas (Satgas) Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan tenaga kesehatan (nakes) akan menjadi pihak yang diprioritaskan dalam pemberian vaksin Monkeypox.
“Indikasi atau prioritas dari pemberian vaksin ini adalah untuk orang-orang seperti tenaga kesehatan,” kata Ketua Satgas Monkeypox IDI Hanny Nilasari dalam Webinar Mengenal Penyakit Monkeypox & Penatalaksanaannya yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (16/9).
Hanny menuturkan bahwa pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, sudah memesan ribuan dosis vaksin Monkeypox sebagai bentuk antisipasi kasus menyebar secara luas sewaktu-waktu. Vaksin itu diperkirakan sampai di Indonesia pada bulan Desember 2022.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Bagaimana cara pemberian vaksin cacar monyet? Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan interval empat minggu,' ujar Maxi.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena cacar monyet? Selanjutnya, dokter Hanny juga menyarankan bahwa populasi yang termasuk dalam kategori risiko tinggi, misalnya mereka yang memiliki multiple partner dan kondisi imunokompromais (autoimun, penyakit kronis lainnya), sebaiknya menghindari perilaku yang berisiko.
-
Siapa yang berisiko tinggi tertular cacar monyet? Selain itu, Hanny menyampaikan bahwa infeksi Mpox banyak dilaporkan pada populasi khusus, seperti kelompok yang melakukan kontak seksual sesama jenis, yang membuat kelompok ini memiliki risiko penularan tertinggi.
Alasan dijadikannya tenaga kesehatan sebagai kelompok prioritas adalah karena beberapa laporan dari kasus yang terjadi, tenaga kesehatan yang bekerja secara intensif di rumah sakit dan melakukan pemeriksaan di laboratorium telah terinfeksi virus Monkeypox (cacar monyet).
Oleh karenanya, sesuai dengan arahan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pula, untuk sementara waktu vaksin Monkeypox tidak akan diedarkan atau dapat diakses secara mudah oleh masyarakat umum.
Meski tidak diedarkan dalam skala umum, pihak kedua yang menjadi prioritas pemberian vaksin Monkeypox adalah populasi berisiko tinggi seperti keluarga dari pasien yang tinggal di dalam satu rumah yang sama.
Pada kasus-kasus terkonfirmasi Monkeypox, Hanny menyebutkan bahwa tenaga kesehatan harus melakukan pengamatan kepada pasien sampai dengan kontak yang dilakukannya dengan anggota keluarga.
“Orang-orang yang ada di rumahnya dan pernah berkontak, itu juga diindikasikan untuk divaksinasi. Vaksin tidak mencegah terjadinya infeksi, tetapi tentunya akan meringankan apabila pasien mengalami infeksi virus ini,” katanya.
Pemberian vaksin selanjutnya ditujukan pada orang yang mengalami masalah pada sistem imun atau yang biasa disebut Immunocompromised. Dengan indikasi yang paling tepat untuk masa pemberian vaksin Monkeypox adalah pada hari keempat sampai hari ke 10.
“Kemudian orang-orang yang masuk dalam prioritas Immunocompromised dengan HIV, orang- orang yang melakukan kontak seksual, berganti-ganti pasangan menjadi prioritas untuk pemberian vaksin ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia telah memesan 2.000 dosis vaksin Monkeypox produksi Bavarian Nordic untuk melindungi masyarakat dari risiko penularan.
"Dari vaksinasi, kita sudah memesan vaksinnya 2.000 dosis dari Bavarian Nordic dibantu KBRI Denmark, karena ada vaksin Monkeypox di sana," kata Budi.
Sementara terkait pengobatan terhadap pasien Monkeypox, ia mengaku cukup dengan obat-obatan yang masih relevan dengan cacar biasa.
Namun, Budi menekankan yang terpenting adalah mengantisipasi agar virus Monkeypox tidak memicu infeksi lanjutan berupa penyakit Penumonia atau Meningitis.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes Budi ungkap cara pemerintah mencegah penyebaran penyakit monkey pox (Mpox) di Indonesia
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.
Baca SelengkapnyaPenerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.
Baca SelengkapnyaPB IDI memberi sejumlah langkah preventif bagi masyarakat untuk menghadapi cacar monyet.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan akan mulai melakukan vaksinasi Mpox pada sejumlah kelompok masyarakat berisiko tinggi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca SelengkapnyaMenurut Puan, edukasi dan kesadaran masyarakat harus gencar dilakukan terkait informasi wabah Mpox tersebut,
Baca SelengkapnyaBelasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaKemenkes melaporkan kasus cacar monyet di Indonesia bertambah menjadi tujuh.
Baca Selengkapnya