Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Satpol PP cuma berani ke pedagang kecil, gentar usik restoran besar

Satpol PP cuma berani ke pedagang kecil, gentar usik restoran besar polisi aceh razia warung makanan. ©2014 Merdeka.com/Afifuddin Acal

Merdeka.com - Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol PP) gencar melakukan razia pedagang warung nasi pada pekan pertama di bulan suci Ramadan. Tiap warung nasi yang didapati buka, langsung ditindak tegas dan tanpa ampun. Hal ini menimpa Justriani (50), pemilik warung nasi di Serang yang dagangannya diambil paksa oleh Satpol PP.

Tindakan Satpol PP yang seolah tak berpihak pada pedagang kelas teri itu langsung mengundang polemik dan menjadi pembahasan panas para netizen. Sebab, di luar sana masih banyak restoran-restoran yang buka dengan menawarkan beragam menu makanan.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI), Riant Nugroho berpendapat, tak ada yang salah dengan Satpol PP yang melakukan razia di warung nasi bukan di restauran. Sebab, mereka hanyalah eksekutor atau menjalankan perintah atasannya yakni seperti misal perintah Bupati atau Walikotanya.

"Tak boleh dipeta-petakan seperti itu, mereka (Satpol PP) ini kan hanya menjalankan tugas. Kalau mau protes, ke yang nyuruhnya langsung, misal Bupati atau Walikota atau Gubernur setempat," kata Riant saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (11/6).

Dirincikan soal razia warung nasi seperti yang dialami Justriani (50), pemilik warung nasi di Serang, Riant mengungkapkan sepenuhnya menyalahkan Wali Kota Serang. Menurut dia, seharusnya wali kota mendidik anak buahnya dengan cara-cara yang humanis bila melakukan razia terhadap para pedagang.

"Yang salah bukan Satpol PP nya, tapi walikotanya. Mengapa Walikota Serang tidak mendidik anak buahnya dengan baik? Kok dia bisa enggak mikir akhirnya kaya gitu. Karena Satpol PP pada dasarnya enggak akan bekerja tanpa perintah atasannya. Birokrasi bersifat hirarki," jelasnya.

Menurut Riant, Satpol PP yang merampas barang Ibu Justriani itu seharusnya ada aturan hukum menertibkan. Satpol PP memang punya hak untuk menertibkan, namun penertiban tak ada gunanya jika dia melakukan eksekusi melanggar kemanusiaan.

Dan dalam hal ini, Walikota lah yang berperan aktif bagaimana menerapkan penertiban sesuai dengan kebijakan publik, tanpa merampas hak orang lain.

"Kebijakan publik dibangun bukan untuk menghukum masyarakat, tapi melindungi dan menertibkan masyarakat. Menertibkan itu sendiri bukan dalam arti mengusir tanpa kemanusiaan. Kita ini hidup di era kemanusiaan. Karena kalau di dalam kita pemikiran kekuasaan bukan kemanusiaan, maka tak beda dengan penjajahan, yakni melaksanakan kekuasaan atas nama hukum. Hukum dilaksanakan di atas kemanusiaan, kemanusiaan direndahkan oleh hukum," papar Riant.

"Dalam kasus ini, sehinggga kalau ada rakyat miskin misal di satu daerah berbuat salah, tak boleh rakyat dihukum semena- mena, tapi pertama tanyakan ke pemimpin kenapa rakyatnya miskin, kenapa dia nggak tahu ada rakyat miskin dan kesusahan, kenapa enggak ambil langkah untuk menuntaskan kemiskinannya. Jadi kebijakan publik itu harus diterapkan dengan kemanusiaan, tidak bisa dengan kekuasaan, seharusnya pemimpin paham ini," tambahnya.

Oleh sebab itu, Riant berharap, kiranya Komnas HAM sesegera mungkin memanggil Walikota Serang, karena melanggar nilai kemanusiaan. "Kalau dibiarkan, makan akan terjadi negara jahat. Walikota harus memastikan ini tak boleh terjadi kembali dan mengecek kembali Satpol PP nya akan kebijakan penertiban tersebut," ucapnya.

"Dan kasus ini jangan sampai berujung Satpol PP dipecat, mereka cukup diberi hukuman sosial seperti misalnya membersihkan tempat-tempat pedagang kecil berjualan, sehingga terlihat rapih. Karena Satpol PP sekali lagi menurut saya tidak salah, karena dia juga orang kecil," tutupnya.

Sebelumnya, Eni menjadi bahan pembicaraan di media sosial lantaran menangis ketika dagangannya diangkut Satpol PP. Para netizen langsung ramai membuat penggalangan dana untuk dirinya. Ide ini dipelopori akun Twitter @dwikaputra. Tercatat duit terkumpul sudah mencapai lebih kurang Rp 30 juta.

(mdk/sho)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Viral Razia Rumah Makan Padang, KPPU: Tak Mungkin Mereka Jual Rugi Nasi Padang
Viral Razia Rumah Makan Padang, KPPU: Tak Mungkin Mereka Jual Rugi Nasi Padang

Menurut Ridho, perlu mendalami lebih jauh apakah memang terjadi praktik jual rugi yang sengaja dilakukan oleh pedagang masakan Padang di Cirebon.

Baca Selengkapnya
Polemik Tukang Parkir Minimarket, Gratis atau Berbayar?
Polemik Tukang Parkir Minimarket, Gratis atau Berbayar?

Keberadaan tukang parkir minimarket kini tengah menuai polemik

Baca Selengkapnya
Video Satpol PP Garut Dukung Prabowo-Gibran, TPN: Yang Bisa Katakan Melanggar Bawaslu, Bukan Moeldoko
Video Satpol PP Garut Dukung Prabowo-Gibran, TPN: Yang Bisa Katakan Melanggar Bawaslu, Bukan Moeldoko

Moeldoko menilai tak ada pelanggaran yang dilakukan Satpol PP Garut yang menyatakan dukungan kepada Gibran.

Baca Selengkapnya
Relawan Sesalkan Baliho Ganjar Dicopot di Pematang Siantar: Padahal Sepakat Pekan Depan Dibersihkan
Relawan Sesalkan Baliho Ganjar Dicopot di Pematang Siantar: Padahal Sepakat Pekan Depan Dibersihkan

Namun karena aksi pencopotan baliho tersebut, acara kuliah umum dibatalkan.

Baca Selengkapnya
Pedagang Kecil Sampai Banting Meja, Penghasilan Krisis karena Usaha Sepi Malah Ditegur Pemerintah soal Pajak
Pedagang Kecil Sampai Banting Meja, Penghasilan Krisis karena Usaha Sepi Malah Ditegur Pemerintah soal Pajak

Seorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.

Baca Selengkapnya
PKL Ini Jualan di Depan Spanduk Aturan Perda soal Larangan Berdagang di Pinggir Jalan
PKL Ini Jualan di Depan Spanduk Aturan Perda soal Larangan Berdagang di Pinggir Jalan

Deretan lapak kaki lima berjejer sepanjang jalan kurang lebih 500 meter

Baca Selengkapnya
WNA Ngadu Kecopetan saat Rayakan Tahun Baru di Bundaran HI, Reaksi Satpol PP Bikin Kesal
WNA Ngadu Kecopetan saat Rayakan Tahun Baru di Bundaran HI, Reaksi Satpol PP Bikin Kesal

Menurutnya, Satpol PP hanya diberi tugas mengamankan jalannya acara

Baca Selengkapnya
Penjual Bakso Nggak Mau Ngaku 'Intel' Meski Didesak, Padahal Gerobaknya Ada di Dalam Kantor Polisi
Penjual Bakso Nggak Mau Ngaku 'Intel' Meski Didesak, Padahal Gerobaknya Ada di Dalam Kantor Polisi

Mulai dari tas hingga gerobak tak luput dari pemeriksaan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dianggap Mengganggu, Pedagang Kopi Starling Diangkut Satpol PP Jelang KTT ASEAN
FOTO: Dianggap Mengganggu, Pedagang Kopi Starling Diangkut Satpol PP Jelang KTT ASEAN

Para pedagang kopi starling itu cuma bisa pasrah, Mereka tak melawan saat petugas Satpol PP mengangkut sepeda dan barang dagangannya ke atas truk.

Baca Selengkapnya
Golkar Minta Pemprov DKI Buat Aturan soal Juru Parkir di Minimarket
Golkar Minta Pemprov DKI Buat Aturan soal Juru Parkir di Minimarket

Golkar bilang keberadaan juru parkir tetap dibutuhkan.

Baca Selengkapnya
Viral Pedagang Roti Didorong saat Car Free Day, Ini Penjelasan Kasatpol PP Medan
Viral Pedagang Roti Didorong saat Car Free Day, Ini Penjelasan Kasatpol PP Medan

Peristiwa yang menjadi sorotan itu terjadi pada Minggu (21/7) saat car free day sekaligus parade kebaya nasional di sekitar Lapangan Merdeka Medan.

Baca Selengkapnya
Pedagang Pasar Tak Setuju Zonasi Penjualan Rokok: Omzet Pasti akan Turun
Pedagang Pasar Tak Setuju Zonasi Penjualan Rokok: Omzet Pasti akan Turun

Selama ini produk rokok telah memberikan kontribusi besar bagi pendapatan pedagang kecil

Baca Selengkapnya