Satu bocah korban penyekapan ibu angkat di Makassar alami demam tinggi
Merdeka.com - Bocah perempuan berinisial Us alias F (5) tiba-tiba demam. Suhunya mencapai 38 derajat celcius dari ukuran normal 36 hingga 37 derajat celcius.
Tiga orang dokter dari Home Care Puskesmas Toddopuli, Makassar, didampingi empat orang pendamping dari Universitas Muhammadiyah mengunjungi Us di kantor tim reaksi cepat Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Jalan Anggrek Raya Nomor 11, Paropo, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Anak ini demam capai 38 derajat celcius. Kita beri obat penurun panas Paracetamol dan obat antibiotik berupa amoksilin untuk anti infeksi karena ada tanda-tanda kekerasan yakni bekas luka di punggungnya," kata Dokter Adriani Latif, salah seorang dokter yang memeriksa.
-
Siapa yang disekap dan diperkosa? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
-
Siapa yang memperkosa anak kandungnya? Ali Arwin, ayah kandung yang tega memperkosa putrinya hingga hamil dan melahirkan akhirnya dimunculkan ke publik.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Andi Tenri Palallo mengatakan, anak Us ini tiba-tiba demam kemungkinan karena kelelahan dan juga karena volume perut berlebihan.
"Anak Us mungkin kelelahan karena bolak balik dari kantor lalu ke Polrestabes Makassar, ke RS Bhayangkara untuk visum. Dan sejak Us bersama kami, dia kuat makan membuat volume perutnya berlebih sehingga memicu demam," kata Tenri Palallo.
Adapun anak Ow alias Aw, (5), saat ditanya oleh tim dokter mengenai kesehatan, dia mengaku tidak keluhan. Dia pun kembali asyik bermain game. Sementara anak Dv alias Dr, (2,5), tampak ceria. Dia terus bermain layaknya anak kecil.
Diketahui, tiga bocah diduga disekap ibu angkatnya, Acci (40) alias Memei alias Gensel. Tiga bocah ini adalah laki-laki Ow (11), perempuan Us (5) dan laki-laki Dv, (2,5).
Us dan Dv kini dalam penanganan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar. Keduanya dalam perlindungan tim reaksi cepat Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar.
Sementara Ow menghilang sejak berhasil meloloskan diri dari ruko itu bersama dua adiknya dengan cara merusak gembok pintu harmonika ruko menggunakan besi yang biasanya digunakan Acci untuk memukuli mereka.
Penyekapan ini terungkap setelah salah satu warga bernama Pattahari (41), melihat ketiga bocah melambaikan tangan dari jendela lantai 2 ruko Jalan Mirah Seruni, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Sembari memegang perut dan menunjuk mulut menggambarkan orang sedang lapar.
"Pernah kita lihat anak-anak itu lambaikan tangannya dari jendela lantai 2. Itu tripleks penutup jendela dibuka, lalu lambaikan tangan minta perhatian orang. Terus pegang perutnya dan mulut. Mungkin lapar kasihan tapi kita tidak berani juga mendekat karena itu Acci suka marah, selalu mengancam pakai senapan," tutur Pattahari (41) warga sekitar ruko tempat tinggal bocah tersebut, Senin (17/9).
Pattahari inilah yang melihat bocah Dv menangis di depan ruko karena ditinggal dua kakaknya. Pattahari lalu menggendong Dv bawa ke pos sekuriti dan meminta sekuriti mengejar bocah Us yang sudah menjauh karena mengejar Ow kakaknya yang menghilang.
Setelah keduanya di pos sekuriti, kejadian ini dilaporkan ke tim reaksi cepat Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, Andi Tenri Palallo mengatakan, dari penuturan Us, kakaknya Ow itu pergi karena mereka sepakat bahwa kalau mereka berhasil keluar dari rumah, tidak boleh pergi bertiga karena kalau tertangkap lagi maka akan tertangkap bertiga. Harus ada yang selamat.
Sebelum keluar rumah, bocah Us masih sempat ambil satu pasang baju buat Dv adiknya dan dia sendiri. Juga ambil uang celengan Ow kakaknya sebesar Rp 32 ribu yang katanya akan diberikan ke Ow kalau suatu hari kembali bertemu.
Dengan pendekatan khusus, kata Tenri, bocah perempuan Us ini cerita kalau selama ini mereka dipaksa membersihkan kotoran hewan piaraan Acci seperti anjing dan kucing. Juga tidak luput dari tindak kekerasan.
"Di sekujur tubuh bocah Us dan Dv yang usianya diperkirakan 2,5 tahun itu masih ada sisa-sisa warna membiru. Bahkan terlihat ada kulit masih memerah seperti bekas sundut rokok," tutur Tenri.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tetangga mengaku sempat mendengar adanya benturan ke dinding dan guyuran air dari dalam kontrakan yang dihuni oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku kini ditahan di Rutan Mapolres Buleleng.
Baca SelengkapnyaBocah berusia lima tahun di Bekasi ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka tusukan.
Baca SelengkapnyaKedua kakek yang masih saudara tersebut melakukan pencabulan sebanyak 10 kali sejak November 2023.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terhadap RML (5) dilakukan berbulan-bulan. Akibatnya, korban luka-luka di sekujur tubuh.
Baca SelengkapnyaSang anak berinisial AKE (12) sempat keluar rumah untuk minta tolong kepada tetangga, namun ayah, ibu, dan kembarannya tak selamat
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap pihaknya.
Baca SelengkapnyaAqilatunnisa Prisca Herlan, bocah usia 5 tahun tewas mengenaskan di tangan tiga orang wanita.
Baca SelengkapnyaAkibat penganiayaan tersebut, kedua anak itu mengalami benjol dan memar di sekujur tubuhnya.
Baca SelengkapnyaMotif melakukan kekerasan alasannya karena untuk menghukum korban. Namun dijelaskan apa kesalahan korban hingga dianiaya begitu sadis.
Baca SelengkapnyaSetelah tak ada kabar, keluarga melapor ke polisi. Mereka mengirim pesan singkat agar orangtua tidak mencari karena mengaku sudah bahagia.
Baca SelengkapnyaKini ibu bocah tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polres Metro Bekasi Kota.
Baca Selengkapnya