Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Satu bulan ikut Gafatar, Abdul ogah balik sama keluarga

Satu bulan ikut Gafatar, Abdul ogah balik sama keluarga Gafatar. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Abdul Wahid (44) terlihat lelah setiba di Balai Dinsos Jabar, Kota Cimahi. Tatapannya seolah kosong. Sembari menanti panggilan dari petugas untuk menghuni kamar, pria asal Cirebon itu sesekali melihat handphone pribadinya.

Abdul Wahid adalah salah satu dari 192 orang yang pernah terlibat organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Kini, pria yang berdomisili di Tangerang itu akan dibina oleh Pemprov Jabar setelah sebulan lamanya tinggal di Kalimantan bersama organisasinya itu.

"Saya sudah satu bulan di sana sama Gafatar," katanya pada merdeka.com, di gedung Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Dinsos Jabar, Kota Cimahi, Selasa (26/1).

Satu bulan di sana nyatanya membuat Abdul kerasan. Buktinya jika disuruh memilih ia tidak ingin kembali ke rumah bersama keluarganya, melainkan ingin ke Kalimantan untuk hidup.

"Saya sudah enak di sana, enggak mau balik. Saya ngerasa sudah kaya kampung halaman," ujarnya tanpa menyebut alasan kerasan tinggal di Kalimantan.

Saban hari Abdul yang sebelum bergabung dengan Gafatar adalah kuli bangunan, di sana bekerja sebagai petani. Aktivitas di sana menurutnya jauh lebih menyenangkan. Kebersamaan yang dijalin bersama individu lainnya kata dia sangat menyenangkan.

"Saya tani di sana. Setiap hari dapat uang sekitar Rp 75 ribu. Cukup sih," ungkapnya. Menurutnya keadilan dan kesejahteraan yang diamanatkan dalam Pancasila justru terasa. "Saya merasa di sana sejahtera."

Tapi jika bicara agama dia tak menampik ada yang bertentangan dengan orang mayoritas muslim lainnya. Semisal tidak mewajibkannya salat bagi umat Islam. "Memang ke arah sana (enggak salat). Tapi saya belum dapat pemahaman sampai sana, karena baru satu bulan. Kalau yang lain ada yang sudah dari Agustus tahun lalu," ungkapnya.

Abdul pun kini hanya pasrah. Dia siap dibina jika memang pemerintah punya pandangan lain soal Gafatar. "Saya di sini aja ikut apa yang diperintahkan. Kalau sudah dibina saya balik sama istri dan anak," jelasnya sembari mengeluh akan bekerja apa selepas dibina.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulu Tinggal di Rumah Kayu, Pria Ini Bagikan Perubahan Hidupnya Setelah Jadi TKI Jepang
Dulu Tinggal di Rumah Kayu, Pria Ini Bagikan Perubahan Hidupnya Setelah Jadi TKI Jepang

Abdul menghabiskan waktu kurang lebih 7 tahun untuk mengubah hidupnya di kampung.

Baca Selengkapnya
Kisah Tukang Bubur Berhasil Sekolahkan Anak dan Mampu Beli Rumah Pribadi
Kisah Tukang Bubur Berhasil Sekolahkan Anak dan Mampu Beli Rumah Pribadi

Dari generasi ke generasi, usaha bubur ini turun-temurun, menjadi bukti ketekunan dan dedikasi keluarga dalam mempertahankan usaha ini.

Baca Selengkapnya
Berhenti Berlayar, Pria Ini Sukses Bertani Terong Ungu di Desa 'Dapat Untung Banyak Bisa Kaya'
Berhenti Berlayar, Pria Ini Sukses Bertani Terong Ungu di Desa 'Dapat Untung Banyak Bisa Kaya'

Ia memilih kembali ke desa untuk tujuan yang tak terduga. Ternyata keputusannya benar-benar mengubah nasibnya.

Baca Selengkapnya
Kisah Sukses Agus, Dulunya Pengembala Kambing Kini Punya Usaha Pertanian dan Hijaukan Bumi
Kisah Sukses Agus, Dulunya Pengembala Kambing Kini Punya Usaha Pertanian dan Hijaukan Bumi

Agus merupakan petani asal Desa Jambu, Kediri, Jawa Timur. Dulunya di Desa Jambu, Agus dan keluarga merupakan orang yang kurang mampu secara finansial.

Baca Selengkapnya
Kena PHK Akibat Pandemi, Khairul Kini jadi Petani Ubi Madu dan Diekspor ke Singapura dan Korea Selatan
Kena PHK Akibat Pandemi, Khairul Kini jadi Petani Ubi Madu dan Diekspor ke Singapura dan Korea Selatan

Keputusannya menjadi petani justru memberikan pendapatan lebih dibanding menjadi karyawan dengan upah minimum.

Baca Selengkapnya
Kisah Supartono, Pemulung dan Tukang Becak Asal Ponorogo yang Berangkat Haji Tahun Ini
Kisah Supartono, Pemulung dan Tukang Becak Asal Ponorogo yang Berangkat Haji Tahun Ini

Kisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.

Baca Selengkapnya
Orang Tua ke Hutan Berbulan-bulan, Bocah Papua Ini Hanya Tinggal Berdua dengan Adiknya
Orang Tua ke Hutan Berbulan-bulan, Bocah Papua Ini Hanya Tinggal Berdua dengan Adiknya

Bocah Papua harus rela tinggal berdua dengan adiknya selama berbulan-bulan karena orang tua mereka bekerja mencari kayu gaharu di tengah hutan.

Baca Selengkapnya
Berjuang dari 1976, Pria Transmigrasi Sukses Jadi Petani Kangkung Sampai Lupa Pulang Kampung ke Banyuwangi
Berjuang dari 1976, Pria Transmigrasi Sukses Jadi Petani Kangkung Sampai Lupa Pulang Kampung ke Banyuwangi

Seorang pria asal Banyuwangi telah merantau selama puluhan tahun sebagai seorang transmigran di Kaltara dan tidak pernah pulang kampung.

Baca Selengkapnya
Dari Modal Rp14.000, Pria Bantul Ini Raup Omzet Rp12 Juta dari Panen California
Dari Modal Rp14.000, Pria Bantul Ini Raup Omzet Rp12 Juta dari Panen California

Bisnis tanam pepaya Califoria merupakan sebuah ketidaksengajaan.

Baca Selengkapnya
Pensiunan TNI, Maryoto Memilih Transmigrasi ke Kaltara Menjadi Petani 'Kembali dari Nol'
Pensiunan TNI, Maryoto Memilih Transmigrasi ke Kaltara Menjadi Petani 'Kembali dari Nol'

Seorang pensiunan TNI ikut program transmigrasi ke Kalimantan dan memulai hidupnya dari nol.

Baca Selengkapnya
Perjuangan Suhriyeh, Kuli Panggul Wujudkan Impian ke Tanah Suci
Perjuangan Suhriyeh, Kuli Panggul Wujudkan Impian ke Tanah Suci

Mbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.

Baca Selengkapnya