Satu dari tiga penderita difteri di Jateng meninggal
Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, ada tiga kasus penderita difteri. Mereka tersebar di tiga lokasi, Semarang, Karanganyar dan Kendal. Dari tiga pasien tersebut seorang di antaranya meninggal dunia.
Dia menjelaskan, satu pasien asal Kendal yang dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang meninggal karena kondisinya sudah parah. Selain itu, ada dua pasien yang suspect sehingga diberikan penanganan intensif.
"Kasus pertama itu Januari lalu pasien asal Semarang, yang kedua Juni di Karanganyar. Sudah sembuh semua," ungkapnya, Kamis (14/12).
-
Mengapa difteri bisa berbahaya? Difteri adalah penyakit yang berbahaya dan bisa mengancam jiwa. Bakteri penyebab penyakit ini bisa merusak sel-sel di hidung dan tenggorokan, serta bisa menyebar ke organ lain, seperti jantung, ginjal, atau otak.
-
Mengapa difteri berbahaya? Beberapa komplikasi yang berpotensi muncul meliputi:MiokarditisNeuritisPenyumbatan saluran napasGagal ginjalKelumpuhan Dalam beberapa kasus, difteri bisa berakibat fatal. Secara keseluruhan, 5–10% orang yang berkontraksi infeksi akan mati.
-
Apa penyebab penyakit difteri? Difteri adalah penyakit menular yang terjadi karena bakteri C. diphtheriae. Racun yang dihasilkan bakteri ini yang menyebabkan orang menjadi sangat sakit.
-
Apa itu difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Siapa saja yang bisa terkena difteri? Meskipun difteri tidak terlalu berbahaya, namun penyakit ini termasuk penyakit menular sehingga bisa menginfeksi siapa saja yang berada di sekitar penderita atau lingkungan yang sedang mengalami banyak kasus difteri.
Menurut Yulianto, tiga kasus difteri yang ada di Jawa Tengah ini semuanya dalam status imunisasi yang tidak lengkap. Dari 8.573 desa di Jateng, 99,74 persen di antaranya pelaksanaan imunisasi dasar secara lengkap sudah bagus. Meski demikian, masih ada 0,26 persen anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Dia menambahkan, kasus difteri ini sangat berpotensi terjadi pada populasi rawan. Yakni mereka yang belum mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap hingga sangat membutuhkan partisipasi masyarakat.
Yulianto menegaskan, pihaknya menyiapkan vaksin yang cukup untuk seluruh warga Jateng. Sasaran imunisasi dasar setiap tahun ada 625 ribu anak.
Sementara itu, Ketua Divisi Infeksi Tropis Bagian Anak RSUP dr Kariadi, Hapsari menjelaskan, setidaknya ada dua dampak mematikan dari penyakit difteri yang disebabkan oleh bakteri dan penularannya lewat saluran napas ini.
"Jadi, kumannya nempel di tonsil, amandel. Gejalanya, demam yang tidak tinggi, lemah lesu, dan nyeri telan," ungkapnya.
Lebih lanjut, keberadaan kuman tersebut akan merusak amandel, sel-sel darah merah, hingga membentuk selaput yang semakin membesar yang bisa membikin pasien mengalami sesak napas.
"Kalau selaput di tenggorokan sudah menempel amandel, menutup masuk ke dalam harus dilakukan trakeostomi," katanya yang juga Ketua Komisi Ahli DBD Jateng itu.
Toksin atau racun yang disebabkan kuman difteri juga bisa menyerang organ lain, seperti jantung, otot mulut, hingga ginjal sehingga dampaknya mematikan.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Difteri pertama kali terdeteksi di Pamekasan pada tahun 2018 silam.
Baca SelengkapnyaDifteri adalah infeksi bakteri yang sangat menular yang terjadi karena varian Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini memengaruhi sistem pernapasan.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaSaat ada hewan ternak mati mendadak, masyarakat iuran untuk membeli hewan ternak tersebut. Kemudian hewan ternak itu disembelih dan dagingnya dibagikan.
Baca SelengkapnyaKorban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaCara mencegah penyakit difteri yang paling efektif dengan mendapatkan vaksinasi. Selain itu, menerapkan kebiasaan hidup bersih juga dapat mencegahnya.
Baca SelengkapnyaWabah antraks di Gunungkidul, Yogyakarta menjadi sorotan. Sekurangnya tiga orang meninggal dan 93 lainnya positif antraks setelah mengonsumsi daging sapi.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Baca SelengkapnyaHingga minggu ke-12 di tahun 2024, ditemukan sebanyak 43.271 kasus DBD dengan total jumlah kematian sebanyak 343 jiwa.
Baca SelengkapnyaDinkes & Peternakan Gunungkidul menemukan adanya dugaan tiga hewan ternak milik warga Kayoman, Serut yang mati diduga karena terkena antraks.
Baca Selengkapnya