Satu Pasien Positif Corona di Kota Tasikmalaya Meninggal Dunia
Merdeka.com - Seorang pasien yang positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya, Minggu (29/3) dini hari meninggal dunia. Pasien yang meninggal diketahui merupakan satu di antara empat orang yang berada di klaster Lembang dan dikonfirmasi positif usai menjalani rapid diagnostic test (RDT) pada Sabtu (28/3).
"Positif RDT tadi malam, Minggu pukul 01.00 WIB meninggal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, Minggu (29/3).
Uus mengungkapkan, dalam proses pengurusan jenazah sempat terjadi penolakan saat hendak dikremasi. “Kita juga sempat negosiasi dengan masyarakat setempat tapi tidak berhasil. Akhirnya jenazah diurus dengan cara dikubur,” ungkapnya.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
Ia mengaku sangat menyayangkan dengan masih adanya penolakan jenazah pasien Covid-19. Hal serupa pun disebutnya sempat terjadi kasus serupa saat pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia hendak dikuburkan.
“Petugas sudah melakukan pengurusan jenazah sesuai standar operasi prosedur sehingga virus dari jenazah tidak akan menularkan ke luar. Itu saya tahu persis, rumah sakit sudah melakukan sesuai prosedur," akunya.
Dengan adanya kejadian penolakan jenazah pasien Covid-19, Uus menyebut bahwa Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait hal itu. Masyarakat tak perlu khawatir karena pelaksanaan pengurusan jenazah pasien Covid-19 dilakukan dengan sangat ketat, sebutnya.
Ia sendiri berharap agar masyarakat lebih paham dan tidak panik berlebihan karena jenazah pasien Covid-19 dipastikan sudah diurus dengan baik. "Kalau begini, petugas kasian karena berpakaian lengkap. Mohon masyarakat memahami," harapnya.
Dengan meninggalnya satu pasien positif Covid-19, maka saat ini terdapat empat pasien yang masih menjalani perawatan di rumah sakit di Kota Tasikmalaya.
Sementara untuk PDP, telah ada 11 kasus yang tercatat, di mana satu pasien di antaranya meninggal dunia, enam masih dirawat, dan empat selesai pengawasan. Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) tercatat bertambah menjadi 282 kasus.
"Mudah-mudahan tidak bertambah lagi," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaRamai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes
Baca SelengkapnyaPetugas yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar Rp36.000.000
Baca SelengkapnyaPasien tersebut meninggal di RSUD Fatmawati, Solo, Kamis (21/3).
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaSeorang petugas KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten meninggal dunia setelah pingsan saat penghitungan suara di TPS, Rabu (14/2) malam.
Baca SelengkapnyaSatu petugas KPPS bernama Muh Fahriansyah (26) meninggal dunia usai 3 hari dirawat di RS.
Baca SelengkapnyaKorban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.
Baca SelengkapnyaPengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca Selengkapnya