Sayembara berhadiah Rp 10 juta bagi yang menemukan pembunuh gajah di Aceh Timur
Merdeka.com - Balai Konservasi Lingkungan Hidup (BKSDA) Aceh bakal memberikan hadiah Rp 10 juta, bagi siapapun yang bisa memberikan informasi keberadaan pembunuh gajah jinak Bunta di CRU Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur.
"Sayembara ini berlaku untuk siapapun dan berlaku sampai pembunuh gajah itu tertangkap," kata Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo, Senin (11/6).
Dalam laman Facebook pribadinya, Sapto menulis "BKSDA Aceh dan Mitra Akan Memberikan Hadiah Rp 10 Juta Bagi Siapapun yang Bisa Memberikan Info Akurat Pembunuh Bunta #BuruPembunuh".
-
Siapa yang memberi patung gajah? Dulunya, museum ini pernah mendapat kunjungan dari Raja Chulalongkorn. Ia merasa terkesan dengan koleksi museum, sehingga menghadiahkan patung gajah berbahan perunggu di halaman depan.Ini yang kemudian membuat masyarakat lebih mengenal Museum Nasional sebagai Museum Gajah.
-
Apa yang dilakukan untuk menyelamatkan gajah? 'Ini adalah evakuasi terbesar yang pernah kami lakukan untuk menyelamatkan mereka; air meningkat dengan sangat cepat,' ujar Saengduean 'Lek' Chailert, pendiri Elephant Nature Park, kepada CNN, menambahkan bahwa banjir kali ini adalah yang terburuk yang pernah dialami oleh kebun tersebut.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Dimana burung hantu dibunuh? Jika rencana tersebut berjalan, para profesional terlatih dan pemilik tanah akan diizinkan untuk menembak burung hantu di sekitar setengah wilayah di mana burung hantu tutul dan burung hantu invasif hidup berdampingan dalam wilayah jelajah burung hantu tutul utara.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kepunahan burung? Matthews juga menekankan berbagai faktor lain yang mempercepat proses kepunahan burung, termasuk perburuan oleh manusia dan penyakit yang dibawa ke lingkungan baru.
Sapto mengaku sangat kesal atas peristiwa pembunuhan yang menimpa Bunta. Selama ini Bunta sudah sangat banyak berkontribusi untuk menghalau gajah liar yang masuk ke perkampungan dan perkebunan warga.
Bunta tersebut mulanya gajah liar yang kemudian ditangkap tahun 2006. Setelah mendapatkan pelatihan selama dua tahun di Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Sare, Kabupaten Aceh Besar, Bunta kemudian ditugaskan di CRU Serbajadi untuk mencegah terjadi konflik satwa gajah dengan manusia.
"Dulu masih ada kebijakan boleh tangkap satwa liar untuk dilatih, tetapi sekarang tidak boleh lagi berlaku sejak 2008," ungkapnya.
Menurut Sapto, Bunta merupakan gajah yang cukup berani di antara beberapa gajah lainnya saat menghalau gajah liar. Ia berharap pihak Kepolisian bisa segera menangkap pembunuh gajah jantan tersebut.
"Pelakunya biadab ini, Bunta ini gajah yang paling berani di antara gajah di CRU Serbajadi lainnya, tetapi malah dibunuh dan diambil salah satu gadingnya, kita berharap agar pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," jelasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bunta ditemukan mati bersimbah darah dengan gading hilang di Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi, Gampong Bunin, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, Sabtu (9/6) sekira pukul 08.00 WIB.
Bunta mati diduga karena diracun. Pelaku diduga memberi makan Bunta dengan buah mangga dan pisang yang sudah dimasukkan racun. Setelah itu, gajah tersebut mati dan pelaku memotong gadingnya sebelah kanan, sedangkan satu gading lagi belum sempat dipotong.
Bunta pertama kali ditemukan oleh petugas CRU yang hendak memindahkan gajah tersebut. Saat itu seorang petugas menemukan Bunta sudah mati dan langsung melaporkan kepada pihak berwajib.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gajah Sumatera Mati di Aceh Utara, Gadingnya Hilang
Baca SelengkapnyaPemburu ini mengaku menyimpan gading gajah di perkebunan kelapa sawit di Desa Padang Sikabu, Kecamatan Woyla, Aceh Barat.
Baca SelengkapnyaKemunculan gajah di Muratara pertama kali dilaporkan warga Kelurahan Karya Makmur.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di kebun kemiri, Desa Sada Ate, Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara.
Baca SelengkapnyaSebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaKunjungan ini merupakan langkah awal merealisasikan inisiatif Presiden Prabowo Subianto yang menghibahkan 20.000 hektare lahan pribadinya
Baca SelengkapnyaAnak gajah sumatera berusia sekitar dua tahun mati di areal konsesi Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Kabupaten Pelalawan Riau
Baca SelengkapnyaUang hadiah itu dirogoh dari kantong pribadi ketua RT setempat.
Baca SelengkapnyaProgram Konservasi PHR Mendunia, Dinilai Sangat Strategis untuk Lestarikan Gajah
Baca SelengkapnyaPeristiwa gajah sumatera mati tersengat listrik ini bukan yang pertama. Pada Maret 2024, seekor gajah juga tewas disengat listrik.
Baca SelengkapnyaTim BKSDA Aceh sampai saat ini terus berkoordinasi dengan Kepolisian Sektor Bandar Baru terkait kasus kematian gajah tersebut.
Baca Selengkapnya