SBY ingatkan Jokowi ambil langkah tepat atasi krisis ekonomi
Merdeka.com - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara terkait masalah ekonomi yang dikhawatirkan memburuk oleh banyak pihak akhir-akhir ini. Kata dia, sudah saatnya pemerintah waspada dan mengambil langkah yang tepat agar perekonomian Indonesia tidak memburuk dan terjadi krisis seperti tahun 1998.
"Kita sambut baik ketika pemerintah akan mengeluarkan paket kebijakan solusi untuk gejolak ekonomi kita. Namun solusi yang dipilih harus nyata dan membawa efek positif bagi ekonomi bangsa," ujar SBY dalam jumpa pers di Cikeas, Bogor, Kamis (27/8) seperti disiarkan langsung di Kompas TV.
"Ada yang bilang tahun 2015 beda dan ada yang bilang sama dengan 1998, ada juga yang bilang ini lebih serius dari 98, ada juga yang bilang ini fine. Kalau saya pribadi, kita mesti aware, sadar dan peduli. Kita cari apa yang sama dan tidak sama. Maksud saya, kalau kita tak mau seperti 98 itu bagus, tapi kalau ada tanda-tanda, kita jaga-jaga supaya tidak menyulitkan ekonomi ke depan," sambung dia.
-
Siapa yang merasa sulit mengimbangi inflasi? Sayangnya, inflasi tinggi membuat uang yang mereka miliki saat ini seperti tidak berarti. Sekitar 67 responden dalam survei itu mengatakan bahwa mereka tidak mampu mengimbangi inflasi.
-
Bagaimana Soeharto stabilkan nilai tukar rupiah? Soeharto kemudian tampil menggantikan Soekarno sebagai presiden. Dia mampu menstabilkan perekonomian dengan memangkas angka inflasi dari 635 persen di tahun 1965 menjadi 9,90 persen di tahun 1969. Soeharto menerapkan sistem kerja pembangunan nasional dengan istilah “Repelita“ yaitu rencana pembangunan lima tahun. Ini dibuat agar fokus kerja pemerintah lebih terarah di berbagai sektor.
-
Apa yang terjadi dengan rupiah di era Soeharto? Perekonomian era Soeharto juga sangat kental dengan pro asing. Namun, stabilitas rupiah tidak berumur panjang di era Soeharto. Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Kenapa Presiden Sukarno sering kekurangan uang? “Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno.
-
Bagaimana cara Gubernur Sumatra mengatasi inflasi? Gubernur Sumatra saat itu, Mr. Teuku Muhammad Hasan telah memberlakukan ORI sebagai alat tukar dengan kurs satu rupiah dengan seratus rupiah uang Jepang.
Menurut presiden kelima RI ini, masalah ekonomi Indonesia yang menjadi kekhawatiran masyarakat saat ini tak lepas dari gejolak ekonomi dunia dan kawasan. Meski demikian, dia meminta agar pemerintah perlu merespons dan mengambil langkah yang tepat.
"Ada dua fakta, pertama, ekonomi dunia dan kawasan ada gejolak. Ekonomi Indonesia juga alami tekanan, gejolak, baik di lapangan pekerjaan, harga pangan dan sebagainya. Itu dua fakta yang harus diakui dengan jujur jika ada masalah," papar dia.
Tak hanya memberikan masukan, Ketum Partai Demokrat ini juga memberikan dukungannya kepada pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi serta mengajak semua masyarakat Indonesia mendukung dan membantu pemerintah dalam menghadapi gejolak ekonomi.
"Saya selama 10 tahun menghadapi masalah seperti ini. Pemerintah jangan kecil hati di tengah ekonomi yang tidak stabil. Ini bukan kejahatan, yang penting pemerintah sadar ini ada masalah dan cari solusi agar hasilnya nyata dan efektif bagi rakyat sebab tanpa kepercayaan rakyat maka tidak ada. Selain itu, dukungan rakyat juga sangat penting bagi negeri ini," pungkas dia.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaStabilitas politik di tanah air selalu menjadi perhatian internasional.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia mewanti stabilitas keamanan agar tidak ada gejolak, utamanya agar pemerintahan berikutnya dapat berjalan baik.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia masih bisa tumbuh 5,11 persen di tengah pelemahan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menghadapi berbagai tantangan seperti, kekeringan panjang dan dunia yang penuh ketidakpastiaan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi berbicara mengenai kekhawatiran ekonomi di depan para investor lokal dan internasional
Baca SelengkapnyaJokowi menyadari, sebagai manusia dirinya tidak mungkin bisa menyenangkan semua pihak.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, untuk menghadapi krisis global dibutuhkan kekompakan dan solidaritas antarnegara.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan sidang Kabinet Paripurna terakhir di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur pada Jumat, 13 September 2024.
Baca SelengkapnyaAHY menilai pemerintahan Jokowi telah berhasil dalam menjaga stabilitas ekonomi pascapandemi virus corona Covid-19.
Baca Selengkapnya