SBY minta perusahaan taat aturan tak bakar hutan
Merdeka.com - Pembersihan lahan dengan cara membakar menjadi penyebab utama terjadinya kebakaran hutan di Provinsi Riau, Jambi dan Bengkulu. Asap yang ditimbulkannya menjalar hingga Malaysia dan Singapura, masyarakat juga diminta waspada dan tidak menghirupnya karena berbahaya bagi kesehatan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak semua pihak ikut berperan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan. Perusahaan swasta dan masyarakat juga harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya.
"Kami tidak bisa berbuat banyak jika perusahaan dan penduduk lokal tidak peduli dengan aturan-aturan yang berlaku di Indonesia. Perusahaan juga harus memastikan agar operasi di lapangan ini mampu menekan hingga tingkat terendah," ujar SBY saat berbicara pada Forum Tropical Forest Alliance di Shangri-La Hotel, Jakarta, Kamis (27/6).
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
-
Mengapa kebakaran hutan menjadi isu penting? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan.Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain. Dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan sudah tidak bisa dihitung lagi.
-
Bagaimana cara mencegah kerusakan lingkungan di Indonesia? Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
-
Siapa yang bertanggung jawab menjaga lingkungan? Semua lapisan masyarakat, mulai dari individu, keluarga, hingga lembaga pemerintah dan bisnis, memiliki peran penting dalam mendukung kelestarian lingkungan.
Menurut SBY, pencegahan tidak akan terjadi tanpa dukungan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut dan masyarakat, meski Indonesia telah memiliki sistem peringatan dini untuk mengidentifikasi titik panas api.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa pada musim kemarau berikutnya, SBY telah mengintruksikan pemerintah di daerah rawan api untuk meningkatkan kewaspadaan. Termasuk memantau keberadaan lahan gambut yang dapat menyebabkan kebakaran hutan.
"Kami menyadari, hanya hujan besar yang terjadi beberapa hari sebelumnya yang mampu memadamkan area di bawah tanah lahan gambut yang terbakar itu," paparnya.
Atas kejadian itu, Indonesia akan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh proses pemadaman dan mengatasi kebakaran hutan di Riau. Di antaranya dengan mengirimkan pasukan TNI, Polri dan satgas penanggulangan bencana.
"Saya senang, kini jumlah titik panas api di provinsi Riau telah berkurang secara signifikan," ungkapnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia diharapkan dapat lebih maksimal dalam berkontribusi terhadap upaya global mengatasi pemanasan bumi.
Baca SelengkapnyaPencegahan ini sekaligus untuk menghindari dampak buruk terhadap ekosistem dan masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaLahan milik perusahaan yang disegel luasnya mencapai ribuan hektare.
Baca SelengkapnyaKLHK mengajak para pelaku usaha terlibat aktif membantu pemerintah untuk mencapai target net zero emission.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti kurangnya pohon dan banyaknya kendaraan di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, tanah bekas tambang juga harus segera direklamasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui adanya tekanan dari sektor energi khususnya tambang
Baca SelengkapnyaPolres Sibolga melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kepada masyarakat.
Baca Selengkapnya"Saya minta Walkot, Camat, Lurah untuk menyadarkan masyarakat untuk tidak bakar sampah di lingkungannya," kata Heru.
Baca SelengkapnyaJakarta sempat menempati urutan pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia versi data dari situs IQAir.
Baca Selengkapnya