SBY: Pancasila tidak boleh kita dogmakan
Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, Pancasila merupakan solusi dari pelbagai ideologi yang berkembang di seluruh dunia, yakni demokrasi dan komunisme. Namun, bukan berarti Pancasila disakralkan atau menjadi dogma dalam kehidupan bernegara.
"Maka dalam dunia dan dunia yang berubah ini, Pancasila tidak boleh kita sakralkan dan kita dogmakan dan harus kita jadikan living of ideologi tadi, marilah kita cerdas dan teguh untuk memaknai Pancasila seperti itu," kata SBY saat memberi meresmikan pusat pendidikan Pancasila dan konstitusi di Cisarua, Bogor, Selasa (26/2).
SBY mengaku melihat Pancasila dengan cara yang berbeda. Terutama melihat perubahan-perubahan fundamental dari negara-negara yang menganut marxisme, komunisme dan command economi. Ditambah terbentuknya organisasi G20 dan negara-negara dengan ideologi ekstrem.
-
Apa makna dari kata-kata mutiara Pancasila? 'Pancasila adalah kompas moral yang menuntun kita menuju persatuan dan keadilan.'
-
Apa pengertian Pancasila? Pengertian Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata 'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang memiliki arti prinsip atau dasar. Maka dari itu, Pancasila dapat diterjemahkan sebagai lima prinsip atau lima dasar.
-
Bagaimana Pancasila membawa bangsa ke kemajuan? Dengan mengamalkan Pancasila, kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa yang besar.
-
Apa makna dari Sila Pertama Pancasila? Sila pertama dalam Pancasila adalah Ketuhanan yang Maha Esa Pancasila memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia harus memiliki kepercayaan dan bertakwa kepada Tuhan.
-
Siapa yang harus menerapkan Pancasila? Pancasila bisa diartikan sebagai sebuah rumusan dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat dan pejabat di Indonesia.
-
Bagaimana Pancasila membentuk kepribadian bangsa? Hal ini bisa diwujudkan dalam berbagai sikap atau tingkah laku masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari.
"Indonesia selamat dari krisis global ini, karena diam-diam kita memilih jalan yang berbeda, our own way, tidak masuk dalam kutub-kutub ideologi itu, tapi kita menemukan jalan kita sendiri yang ini mengakar dan berakhir pada Pancasila dan semua dijalankan di negeri tercinta ini," katanya.
SBY menambahkan, pernyataannya itu merupakan jawaban dari pertanyaan yang diungkap oleh Francis Fukuyama dalam thesisnya the end of history yang menggambarkan kondisi dunia saat ini. Di mana semua negara telah meletakkan ideologinya usai perang dingin yang ditandai berkembangnya reformasi di Rusia dan runtuhnya tembok Berlin, Jerman.
"Apakah dalam era globalisasi dan dunia yang baru ini disebut dengan the end of history, muncul setelah perang dingin berakhir setelah tembok Berlin runtuh yang menggambarkan dunia saat ini adalah dunia the pose ideologi edge. Dunia yang meletakkan ideologi pada masa lampaunya. Dikaitkan dengan pancasila, maka apakah membicarakan ideologi seperti pancasila masih relevan," papar SBY. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh berbicara mengenai Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaSBY meminta agar kader Demokrat berjuang di tengah politik pragmatis.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Pancasila dasar negara yang tidak dapat diubah dan pentingnya mencegah perundungan bagi anak berkebutuhan khusus
Baca SelengkapnyaWakil Ketua MPR, Ahmad Basarah mengajak masyarakat Indonesia di Hamburg Jerman untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia di tanah rantau.
Baca SelengkapnyaSelama ini, Bung Karno identik dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaMeski ada perbedaan hingga saat ini sikap toleran tetap dipegang teguh agar tidak mudah diadu domba.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan, menjaga demokrasi itu penuh tantangan. Maka untuk menjaga demokrasi tersebut diperlukan perjuangan.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh menegaskan, Pancasila haruslah dimasukkan dalam sanubari setiap orang di negeri ini
Baca Selengkapnya