SBY sebut sering ganti kurikulum bisa bikin bingung
Merdeka.com - Selain bicara soal reformasi, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menyinggung keputusan Menteri Anies Baswedan yang menyetop pelaksanaan Kurikulum 2013. SBY bahkan mengkritisi kebijakan tersebut.
SBY berucap, jika terlalu sering mengubah aturan dapat membuat bingung guru dan murid. Pernyataan ini sekaligus menjawab pertanyaan salah satu mahasiswi yang menghadiri kuliah umum.
"Terlalu sering mengganti kurikulum membingungkan," kata SBY dalam kuliah umumnya di UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (10/12).
-
Apa saja dampak buruknya? Akibat menonton TV terlalu dekat bagi kesehatan diketahui dapat menyebabkan mata tegang, mata kering, sakit kepala, dan penurunan konsentrasi.
-
Mengapa kurang kasih sayang berdampak buruk? Kurangnya kasih sayang pada anak dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada anak.
-
Apa dampak negatif dari merusak lingkungan? Dampak dari kerusakan alam juga mencakup pencemaran lingkungan, kebakaran hutan, dan pemanasan global.
-
Apa dampak buruk dari bullying? Bullying memiliki dampak negatif yang sangat besar, baik bagi korban maupun pelaku. Bagi korban, bullying dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan mental, seperti stres, depresi, kecemasan, dan bahkan menyebabkan gangguan makan.
-
Kenapa menghindari pikiran buruk justru memperburuknya? Calvin Fitch, seorang psikolog klinis kesehatan berlisensi, menjelaskan bahwa menghindari pikiran negatif dapat menyebabkan pikiran menjadi lebih intens karena Anda mencoba menghindarinya.
-
Apa dampaknya jika anak dipaksa sekolah sebelum siap? Saat memaksakan anak untuk belajar dan menitipkan sekolah sebelum cukup umurnya, akan memiliki dampak pada psikologis anak.
Menurutnya, jika perubahan itu malah membuat bingung tidak usah dilakukan. "Kalau tidak membawa kebaikan, akan menimbulkan ketidakbaikkan," ujarnya.
"Kalau perubahan itu dilakukan secara proses yang benar itu dimungkinkan," sambungnya.
Namun, dirinya menggarisbawahi pernyataannya tersebut. Menurutnya, jawaban itu sebetulnya yang layak menjawab pertanyaan itu adalah Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh atau Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan.
"Paling kompeten pemimpin sekarang dan menteri terkait," katanya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies menilai kesuksesan pendidikan ditentukan oleh guru yang berkualitas, bukan kurikulum yang diotak-atik.
Baca SelengkapnyaPertimbangan penghapusan sistem zonasi itu dikatakan Presiden Jokowi usai melakukan pertemuan dengan pimpinan MPR di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/9).
Baca SelengkapnyaKurikulum Merdeka berfokus pada pembelajaran sesuai kebutuhan minat dan bakat anak.
Baca SelengkapnyaKurikulum baru nantinya akan membuat siswa lebih sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan.
Baca SelengkapnyaKurikulum merdeka diterapkan untuk menangangi krisis pendidikan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satu masukan terkait Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra
Baca SelengkapnyaSelama ini Jokowi melihat kendala terbesar sulitnya kota menjadi maju pemimpinnya.
Baca SelengkapnyaKebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui sistem zonasi menimbulkan sejumlah masalah.
Baca SelengkapnyaJK lantas membandingkan pendidikan zaman dulu dimana guru lebih tegas dalam menegakkan kedisiplinan
Baca SelengkapnyaGibran menyoroti persoalan ini lantaran melihat tidak meratanya keberadaan guru-guru di setiap sekolah yang ada di berbagai provinsi di Indonesia.
Baca Selengkapnya