SBY sedih dari kader Demokrat hingga besan diciduk KPK
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menilai Presiden RI ketiga BJ Habibie, Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri tak pernah mengalami tekanan gerakan antikorupsi. Sebab, keluarga, kader partai dan para menteri era Habibie, Gus Dur dan Megawati tak pernah terlibat korupsi di saat mereka masih menjabat orang nomor satu di Indonesia.
"Saya ingin menyampaikan hal penting, dari presiden yang memimpin era reformasi dari Habibie, Gus Dur, Mega dan saya. Saya paling merasakan dan mengalami getirnya tekanan gerakan antikorupsi dan dampak eksesnya saya juga harus menerima sejumlah menteri saya dinyatakan bersalah tindakan korupsi, dan kader saya, bahkan besan saya, juga mendapatkan tindakan dari KPK. Saya harus menerima itu walaupun saya sedih," kata Presiden keenam itu saat jumpa pers di Cibubur, Jakarta, Sabtu (20/2).
Dia juga mengklaim tak pernah mengintervensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), meski kader, keluarga dan para menteri kabinet bersatu terlibat kasus korupsi. SBY juga mengklaim tak menyerang lawan politik dengan menggunakan KPK untuk mengusut kasus korupsi yang dilakukan partai oposisi.
-
Bagaimana KPK menyelidiki TPPU SYL? 'Ya sangat sangat dimungkinkan ketika terpenuhi unsur kesengajaan. Turut menikmati dari hasil kejahatan yang itu nanti terbukti terlebih dahulu kejahatan korupsinya,' ungkap Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (2/5). Ali menjelaskan apabila seorang penyelenggara negara, dalam hal ini adalah SYL menerima suap atau gratifikasi bahkan pemerasan jabatan. Sementara hasilnya menjadi nilai yang dapat dinikmati.Alhasil semua orang yang terlibat baik diri sendiri bisa disangkakan dengan TPPU.'Kalau TPPU ini ada uang hasil kejahatan dan kemudian berubah menjadi nilai ekonomis, baik itu misalnya dibelikan rumah. Rumah itu kemudian diserahkan kepada baik keluarga inti atau siapapun ada kesengajaan dan dia tahu rumah ini itu diperoleh dari kasus kejahatan bisa dihukum? Bisa,' tegas Ali. 'Karena penyelenggara negara itu kan penghasilannya bisa terukur setiap waktu setiap bulan misalnya berapa sehingga ketika perolehan sebuah rumah apakah dia pas dengan profilnya, itu kan bisa diukur,' lanjut Ali.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
"Memberantas korupsi tidak mudah mengembalikan telapak tangan tapi gerakan antikorupsi tidak boleh melemah, apalagi itu dibatasi, entah itu undang-undang atau campur tangan itu. Kalau saya egois ngapain, meski pun saya hrus menjadi korban waktu itu mendukung pemberantasan korupsi, melalui fraksi kami saat ini," kata dia.
Dia mengharapkan saat ini pemerintah bersih dari kasus korupsi, dengan tanpa revisi undang-undang nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jika KPK lemah oleh revisi undang-undang KPK, maka massa depan generasi muda tidak cerah.
"Meski ada KPK tetap saja masih ada kasus korupsi. Maka saya akan teruskan suara saya dengan pengambilan keputusan nanti di DPR, maupun mitra pemerintah, pandangan netizen mewakili jutaan netizien lain, jernih, logis dan bernilai, bebas dari politik," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat darurat di Cikeas, Jumat 1 September 2023.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat darurat di Cikeas, Jumat 1 September 2023.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo sebelumnya ditangkap KPK pada Kamis (12/10), usai ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus korupsi oleh KPK pada Rabu (12/10).
Baca SelengkapnyaArtikel ditulis reporter magang kampus merdeka program Kemendikbud: Nayla Shabrina.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
Baca SelengkapnyaDemokrat ingin Megawati bisa menerima pertemuan dengan SBY
Baca SelengkapnyaSBY meminta kader Demokrat itu tidak bicara dan mendengarkan arahan penting darinya.
Baca SelengkapnyaPesan yang kedua yakni, kader merasa bahwa Partai Demokrat diprank oleh musang berbulu domba. Dia pun mengaku tertegun dengan kalimat itu.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku masih bersukur. Meskipun, ditelikung oleh Anies Baswedan.
Baca Selengkapnya