Sebarkan kedamaian di dunia maya agar suasana tenang
Merdeka.com - Dunia maya kerap dijadikan 'kendaraan' paham radikalisme dan terorisme dalam menyebarkan paham dan merekrut anggotanya. Kelompok tertentu dicurigai tengah memanfaatkan media sosial dengan menyebar isu-isu SARA.
Dalam kondisi sekarang ini para penggiat dunia maya diminta tak terbawa arus sehingga terjadi gontok-gontokan. Isu penistaan agama oleh Basuki T Purnama terus menggelinding sehingga memicu gejolak luar biasa di masyarakat.
"Para penggiat dunia maya mari menyebarkan tulisan, gambar, video, meme, mengajak masyarakat untuk menyebarkan kedamaian di dunia maya, khususnya Sosmed," kata Pakar media sosial, Nukman Luthfie, Jumat (25/11).
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Kenapa media sosial bisa mengganggu kesehatan mental remaja? 'Media sosial dapat mengubah cara remaja berteman dan menjalin hubungan, serta memengaruhi kesehatan mental mereka,' ungkap sebuah penelitian.
-
Siapa yang paling rentan terkena dampak buruk media sosial? Penelitian yang dilakukan oleh Primack et al. (2017) menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan depresi.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
-
Siapa saja yang berpotensi jadi pelaku kekerasan seksual online? Pelaku seringkali membangun hubungan dengan anak-anak, biasanya dengan menyamar sebagai teman sebaya atau karakter yang mereka sukai, atau menggunakan pendekatan lain.
-
Apa tujuan penyebar video ancaman tersebut? 'Tujuannya untuk menghalangi penonton menghadiri Olimpiade,' tulis Manajer Umum Pusat Analisis Ancaman Microsoft, Clint Watts.
Nukman melihat ajakan demo 4 November dan susulan pada 2 Desember nanti juga banyak disebar melalui dunia maya. Kondisi ini harus diwaspadai karena dikhawatirkan ada kelompok-kelompok tertentu memanfaatkan situasi.
"Masyarakat tidak mengerti asal-usul ajakan dan akar permasalahan bisa terpengaruh. Untuk itu masyarakat harus cerdas dan jangan mudah terpengaruh atau terprovokasi ajakan kekerasan dan melawan hukum negara," saran Nukman.
Dia mengajak seluruh komponen bangsa penggiat media dan medsos bersikap bijaksana dan kepala dingin dalam menyikapi berbagai persoalan terjadi melalui dunia maya.
Nukman melihat perang opini akan terus terjadi jika ada yang sengaja memanaskan suasana.
"Semua warga bangsa ingin damai kok, tidak ingin aktivitas rutinnya terganggu. Belum lagi ancaman kelompok radikal yang mungkin sekali menyusupi aksi ini," tuturnya.
Nukman memuji langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merekrut anak-anak muda menjadi duta damai dunia maya. Menurutnya, ini adalah terobosan yang sangat bagus, untuk memenuhi dunia maya dengan konten-konten perdamaian.
BNPT telah menyelesaikan pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2016. Sebanyak 60 anak muda Indonesia terdiri dari blogger, IT, dan Desain Komunikasi Visual (DKV) digembleng untuk menyebarkan kedamaian di dunia maya.
"Langkah ini sangat tepat. Anak muda Indonesia harus digugah dan diberi pemahaman, serta keahlian dalam melawan radikalisme dan terorisme di dunia maya karena propaganda kelompok ini sangat luar biasa," tandasnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Generasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaAgar semua pihak menghindari penyebaran isu SARA yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaPersonel gabungan ini bergerak menyusuri jalan setapak menuju permukiman
Baca SelengkapnyaNoor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca Selengkapnya