Sebelum Angga tewas, warga berkali-kali minta polisi jangan menembak
Merdeka.com - Sebelum terjadi penembakan yang berujung tewasnya Rendi Anggara (10) terkena peluru nyasar, warga berkali-kali meminta polisi tidak menembak. Permintaan itu tak diindahkan dan menyebabkan korban tewas di tempat setelah timah panas mengenai bagian kiri kepalanya.
Di depan matanya, Sahadi (45) menyaksikan langsung detik-detik tewasnya Angga. Dia mengetahui persis kejadian itu. Sebelum kejadian, dia juga melihat pergumulan antara dua orang polisi dan terduga pengedar narkoba saat berusaha ditangkap. "Saya melihat langsung. Saya ada di rumah saat kejadian itu," ungkap Sahadi, Mingggu (6/12).
Dia menceritakan, ketika buruannya kabur, dua orang polisi langsung mengejarnya. Satu diantaranya melepaskan tembakan empat kali. Semuanya diarahkan ke terduga pengedar sabu.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga? 'Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye,' kata pelaku mengancam korban.
-
Dimana kejadian polisi mengancam warga? Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Kenapa Bobby Nasution meminta polisi menembak begal? “Coba ditanya masyarakat, ya, lihat kondisinya. Dengan sudah banyak korban di Medan, coba ditanya kepada masyarakat (soal tembak mati begal). Kalau saya pribadi ditanya saya tetap mendukung polisi bertindak tegas,“ kata Bobby Nasution saat ditanya wartawan di sela-sela giat di Apeksi, Makassar, Rabu (12/7/2023).
-
Kenapa mereka ditembak? Pelaku penembakan terhadap tiga orang pemuda asal Peboko, Kelurahan Kefamenanu Utara, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), ditangkap.
-
Kenapa polisi mengimbau warga untuk tidak meniru perilaku yang ada di video? 'Kami sudah mengidentifikasi keempat korban yang mabuk dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut, karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan,' kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi di Banjarmasin.
-
Bagaimana cara polisi tersebut mengancam warga? Dalam rekaman itu, pelaku mengenakan baju putih dan membawa sajam mencengkeram baju korban serta membentaknya.
Saat itu, warga berkali-kali meminta polisi agar jangan menembak karena banyak anak-anak sedang main di lorong sempit itu. Bahkan, warga berteriak sekencang-kencangnya dengan harapan polisi mendengar perkataan mereka.
"Saya juga teriak, jangan menembak. Di sini kan ramai, anak-anak pada main. Takut kena mereka, tapi polisi masih juga, sampai tiga kali menembak, bukan ke atas lagi," ujarnya.
"Nah, satu tembakan itu tembus pagar seng. Ternyata kena Angga yang main di sana," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polrestabes mengklaim bahwa kematian siswa SMKN 4 Semarang, karena hendak tawuran.
Baca SelengkapnyaDia mengklaim, penembakan itu terjadi saat tawuran di sekitar wilayah Simongan, Semarang Barat, pada Minggu (24/11) dini hari.
Baca SelengkapnyaPeristiwa yang terjadi di dalam gang ini sontak membuat warga enggan terima. Para warga pun akhirnya terlihat cekcok dengan anggota polantas.
Baca SelengkapnyaViral Cekcok Warga dan Anggota TNI di Bendungan BKB Semarang, Ini Penjelasan Kapendam
Baca SelengkapnyaSaat dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUP Dr Kariadi, korban dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaBentrokan dua kelompok warga di di Kompleks Perumahan Pemda, Maluku Tenggara menyebabkan satu pelajar tewas.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaKepastian itu berdasarkan penyelidikan Kompolnas dan Polres Bekasi Kota terkait kematian tujuh remaja di kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaPolisi membenarkan siswa SMK Negeri di Semarang berinisial GRO tewas tertembak peluru oleh polisi.
Baca SelengkapnyaDelapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca Selengkapnya