Sebelum jadi 'pengantin', seorang teroris harus mencuri dan merampok
Merdeka.com - Mantan anggota Negara Islam Indonesia, Sarwani bercerita mengenai seluk beluk gerakan terorisme di Indonesia. Menurutnya, teroris tidak akan berhenti mengembangkan ajaran radikalisme, akan tetapi semakin intensif mengincar mahasiswa sebagai pelaku bom bunuh diri atau 'pengantin'.
"Sasaran (teroris) para generasi muda. Hebatnya, pengikut mereka adalah sejumlah mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal di Indonesia," kata Sarwani dalam dialog pencegahan radikalisme yang diselenggarakan Forum Komunikasi Penanggulangan Teroris Kepulauan Riau, Tanjung Pinang, Kamis (14/4). Demikian tulis Antara.
Sarwani diberi kesempatan selama sekitar 30 menit untuk menjadi pembicara dalam dialog tersebut. Materi yang disampaikannya membuat sejumlah peserta terkejut.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Siapa yang menerobos iring-iringan TNI? Tampak emak-emak ini menerobos iring-ringan TNI yang hendak mengantar Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar yang akan purna tugas dari Makodam ke Mapolda Aceh.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
Aksi bom bunuh diri di Indonesia sudah 19 kali terjadi, dan pelakunya pelajar, mahasiswa serta pemuda. "Usianya di antara 19 sampai 30 tahun. Ini menyedihkan," ucapnya.
Dia mengatakan perekrutan terhadap pemuda dimulai sejak 2011, dan sekarang lebih gencar dilakukan. Perekrutan dilakukan secara tertutup.
Pola perekrutan dilakukan secara bertahap. Proses yang dilaksanakan yakni pendekatan emosional atau diskusi, perekrutan, doktrin, janji setia dan pelatihan di berbagai negara seperti Filipina, Suriah dan Afghanistan.
Kemudian mereka dipulangkan ke Tanah Air, dan dibina. Target mereka memperjuangkan Indonesia menganut ideologi syariat Islam, dengan cara radikal.
"Tugas orang-orang baru yang direkrut antara lain menggalang dana, dengan berbagai cara, seperti mencuri dan merampok," katanya.
Dia mengatakan orang-orang yang tidak masuk dalam organisasi mereka, termasuk aparat pemerintah, TNI dan Polri dianggap murtad.
"Syarat mutlak untuk merekrut adalah orang-orang yang direkrut bukan anak dari anggota polisi dan TNI," ujarnya.
Dia mengatakan Negara Islam Indonesia (NII) terus berkembang. NII memiliki perwakilan di 33 provinsi. Bahkan di Kepri juga ada pengikut NII yakni sejumlah santri.
Santri itu dapat dipastikan sudah lama didoktrin dengan pemahaman yang salah. Bila sudah didoktrin, pengikut NII siap menjadi 'pengantin'.
Doktrin yang lazim disampaikan bila melakukan bom bunuh diri, maka langsung masuk surga, dan di surga sudah menunggu 72 bidadari.
Penganti dalam istilah radikalisme bukan nikah dengan manusia, pasangannya, melainkan melakukan bom bunuh diri. Orang-orang yang direkrut siap melaksanakan perintah pimpinan. Mereka siap mati.
"Kalau bicara ideologi radikalisme tidak akan pernah selesai. Yang pasti, ideologi teroris terus berkembang," katanya.
Ideologi radikalisme ingin mengubah Pancasila menjadi syariat Islam dengan cara salah.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ujang ditangkap masih mengenakan seragam lengkap. Dan dia menjadi TNI gadungan demi menipu wanita idaman.
Baca SelengkapnyaKisah cinta lucu seorang prajurit TNI yang dekati perempuan dengan cara menyamar.
Baca SelengkapnyaPolisi gadungan bawa kabur motor, ponsel hingga uang mahasiswi Palembang
Baca Selengkapnyaseorang prajurit TNI sukses melakukan penyamaran dan penyusupan ke dalam anggota GAM
Baca SelengkapnyaAwalnya korban diajak pelaku ke hotel dengan alasan untuk berganti pakaian.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka merupakan teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten OKU Timur, Sumsel.
Baca SelengkapnyaMerangkum sejumlah tindak tak terpuji oknum TNI yang terjadi sejak Bulan Agustus hingga kini
Baca SelengkapnyaAroni ditangkap tim Polda Sumsel karena sudah membobol rumah salah satu anggota kepolisian di Palembang dan menjual barang curiannya di Pasar Cinde Palembang.
Baca SelengkapnyaSituasi ini makin memanas saat para desertir dari TNI/Polri yang bergabung dengan kelompok-kelompok yang bertikai.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota TNI gadungan berhasil diamankan tim gabungan lantas Polda Metro Jaya bersama polisi militer di Jalan Salemba Raya, Senen, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca Selengkapnya