Sebelum meninggal terpapar asap, bocah Aerli sempat panggil bunda
Merdeka.com - Sebelum meninggal dunia akibat terpapar kabut asap, Ramadhani Lutfi Aerli (9) menyebut nama Bundanya. Dari hasil medis, paru-paru bocah laki-laki ini dipenuhi dengan asap, sehingga mengalami kekurangan oksigen.
Kesedihan Eri Wirya dan istrinya, Lili di hadapan jasad anaknya ternyata mengundang isakan tangis para tetangga yang ikut membacakan Yasin dan berzikir untuk Luthfi.
"Lutfi tak pernah sakit selama ini. Dia anak yang kuat. Cuma selama dua hari belakangan, dia demam tinggi," kata Lili kepada wartawan, Rabu (21/10).
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Bagaimana ibu tersebut meninggal? Ibunya berpulang dengan penuh cinta kasih sesaat setelah terhuyung di restoran.
-
Siapa yang terdampak saat bayi menangis? Selain itu, membiarkan bayi menangis terus-menerus juga dapat memengaruhi hubungan emosional antara bayi dan orang tua.
-
Siapa yang merasakan sedihnya ibu? Anak-anak memiliki tingkat sensitivitas emosional yang sangat tinggi, terutama terhadap perasaan ibu mereka. Mereka secara alami dapat mendeteksi perubahan emosi dan energi yang dirasakan oleh orang tua. Ketika kamu mengalami kesedihan atau kemarahan, anak-anak akan merasakan ketidaknyamanan tersebut dan berusaha untuk meringankan perasaanmu.
Rabu dini hari tadi, Luthi dalam keadaan kritis. Tubuh Luthfi nampak membiru dan sempat kejang-kejang lalu tak sadarkan diri. "Dia sempat bilang bunda, bunda, terus diam. Demi Allah saya tak kuasa menyaksikannya," ujar Lili sambil terisak-isak.
Dari hasil rontgen dokter Rumah Sakit Santa Maria tempat Lutfi dirawat, paru-paru bocah usia sembilan tahun ini penuh asap. "Sudah di scan dan rontgen, katanya terjadi penipisan oksigen di jantung, selain itu kayak ada awan di paru-parunya, itu yang disampaikan pihak RS," ungkap Eri Wirya, ayah Luthfi.
Eri tak menyangka, anaknya menjadi korban kabut asap, sebab Luthfi tidak pernah memiliki riwayat penyakit apapun, apalagi persoalan paru-paru. Namun selama kabut asap menyelimuti Riau, Lutfhi menjadi korban ketiga dari anak-anak yang meninggal dunia akibat paparan kabut asap.
"Apa salah anak saya. Kenapa harus dia. Kenapa harus seperti ini jadinya. Semoga pemerintah bisa membuka mata, jangan ada Lutfi lainnya di Riau," kata Eri kembali meneteskan air matanya.
Menurut Eri, Senin (19/10) lalu, kondisi anaknya masih sehat dan bugar. Dia juga masih masuk sekolah. Namun pada keesokan harinya (20/10), tubuh Lutfi mengalami demam tinggi.
"Selasa tengah malam kami bawa ke RS. Dia muntah dan kejang-kejang lalu pingsan. Firasat saya sudah tidak enak saat itu. Saya istighfar banyak-banyak," beber Eri.
Usai azan Subuh, Lutfi akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter. "Itu alat-alat medisnya banyak. Ada oksigen, infus, uap, alat tes jantung. Saya luluh waktu itu. Badannya penuh selang, matanya tertutup dan wajahnya membiru," jelas Eri.
Saat ini, jenazah Luthfi disemayamkan di rumah duka, Jalan Pangeran Hidayat, gang Nikmat nomor 57, Kelurahan Kota Baru Baru, Kecamatan Pekanbaru Kota, jasad bocah malang itu rencananya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) dekat terminal Akap, setelah salat Ashar nanti. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang ayah yang menjadi kepala keluarga meninggal dunia dipanggil Tuhan ke pangkuan-Nya.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah umur 10 tahun di Pekalongan ditemukan tewas tergantung dalam kamar
Baca SelengkapnyaSaat menceritakan momen tersebut, siswi ini tampak begitu tegar.
Baca SelengkapnyaVideo ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
Baca Selengkapnya