Sebelum terseret arus banjir saat selfie, 3 bocah SMP tenggak ciu
Merdeka.com - Tim SAR hingga kini masih mencari keberadaan tiga dari enam bocah yang terseret arus banjir bandang di bawah Jembatan Wisata Kebun Binatang Tinjomoyo, Kota Semarang. Keenamnya terbawa arus saat asik berselfie di lokasi.
Namun, dari tiga bocah yang berhasil diselamatkan yakni, Maya Anjarani (15) warga Ngaglih Lor RT 1/6, Semarang Barat, Rohul (14) warga Cemororejo Nomor 7 dan Nur Wahidah Putri (15) pelajar MTS Al Qoiriyah Bulu, Semarang didapati keterangan jika sebelum musibah itu terjadi, mereka usai menenggak minuman keras jenis ciu.
Diduga karena dalam kondisi agak pusing itulah, keenam siswa dua MTS Al Qoiriyah Bulu Selatan dan MTS Tawang, Semarang Utara tersebut tak sadar datangnya air bah akibat hujan deras di Kawasan Pudak Payung, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
-
Apa yang menyebabkan bau kematian? Menurut studi yang diterbitkan di Frontiers in Psychology, tubuh manusia dan hewan yang membusuk melepaskan senyawa bernama putrescine, yang menjadi penyebab utama bau tersebut.
-
Kenapa bau mulut bisa muncul? Bau tak sedap pada mulut ini muncul ketika ada bakteri yang hidup di dalam mulut dan mengurai sisa makanan yang tertinggal. Proses tersebut menyebabkan senyawa sulfur yang menimbulkan bau tak sedap.
-
Kenapa bau mulut terjadi? Umumnya, bau mulut bisa terjadi karena kondisi kebersihan gigi dan mulut yang kurang bagus.
-
Kenapa bau ketiak muncul? Biasanya, bau ketiak disebabkan oleh bakteri yang memecah keringat dan menghasilkan senyawa yang berbau kurang sedap.
-
Apa yang membuat mulut bau? Bau mulut merupakan kondisi di mana mulut Anda mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Keadaan ini bisa terjadi akibat produksi air liur yang terhambat. Selain itu, sisa makanan yang tertinggal di mulut Anda juga menjadi faktor penyebabnya.
"Saya bukan yang membawa Ciu. Yang membawa dan membeli Bagas (korban hilang). Bukan saya. Saya kesini cuman diajak sama anak-anak perempuan tadi," kilah Rohul saksi selamat kepada merdeka.com.
Terungkapnya keenam siswa SMP itu menenggak Ciu karena usai diselamatkan oleh warga dan dimintai keterangan oleh petugas BPBD Kota Semarang. Saat itulah, keluar bau dan aroma miras jenis ciu saat Rohul memberikan keterangan kepada petugas.
Kemudian, melihat pengakuan Rohul, ayah dari salah seorang tiga korban yang hilang lalu emosi. Bahkan, pria yang dengan emosi memarahi Rohul di warung, tempat ketiga korban selamat di tenangkan usai kejadian hampir memukuli Rohul.
"Kamu ya yang membuat anak saya jadi tenggelam! Kamu ya yang buat anak saya hilang. Saya nggak terima perlakuan kamu. Akan saya laporkan kamu ke polisi!" ungkap ayah salah satu korban.
Alhasil, Rohul kini dilanda ketakutan lantaran dituduh ayah salah seorang korban menyebabkan terjadinya musibah terseret dan hilangnya tiga orang pelajar SMP saat berselfi ria di bawah Jembatan Wisata Kebun Binatang Tinjomoyo, Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Bukan saya yang bawa ciu. Saya kok dituduh yang menyebabkan mereka hilang tenggelam. Saya kesini kan diajak mereka," teriak Rohul histeris sambil menangis ketakutan.
Sebelumnya, berniat untuk selfie di bawah Jembatan Kebun Binatang Wisata Tinjomoyo, Jawa Tengah Rabu (3/3) sekitar pukul 14.30 WIB, enam pelajar SLTP terseret arus banjir bandang di banjir Kanal Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Ke-enam pelajar yang terseret itu adalah; Johan Bagas Satria (16) pelajar MTS Al-Qoiriyah Bulu warga Mayaran, Iis (14) pelajar MTS Tawang, Yuliana (15) pelajar MTS Tawang, Maya Anjarani (15) warga Ngaglih Lor RT 1/6, Semarang Barat, Rohul (14) warga Cemororejo Nomor 7 dan Nur Wahidah Putri (15) pelajar MTS Al Qoiriyah Bulu, Semarang.
Dari ke enam bocah yang terserat arus banjir bandang tersebut, tiga di antaranya berhasil selamat yakni Rahul, Nur Wahidah dan Maya sedang dan tiga hingga saat ini belum ditemukan.
Dari informasi yang dihimpun merdeka.com di sekitar tempat kejadian, saat itu enam bocah korban yang terdiri dari dua rombongan usai mengikuti ujian di sekolah masing-masing berjanjian untuk bertemu. Semula pertemuan akan dilakukan di Lapangan Garninsun, Kalisari, Kota Semarang. Namun rencana berganti dan inisiatif beberapa anak perempuan mereka berpindah tempat ke Jembatan Kebun Binatang Tinjomoyo yang ada di perbatasan Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
"Habis pulang sekolah habis ujian, pulang awal mau main. Pertama janjian di Lapangan Garnisun Kalisari. Yang ngajak main saya, tapi yang ngajak ke sini bukan saya. Habis itu foto-foto. Habis itu di situ," ungkap korban selamat Rahul saat ditemui merdeka.com di sebuah warung dekat jembatan, Kamis (3/3) sore ini.
Rahul kemudian diajak oleh Bagas dan bocah perempuan lainnya untuk berselfi di bawah jembatan. Akhirnya, mereka turun ke bawah jembatan. Kondisi saat itu cuacanya hujan gerimis turun. Namun, tiba-tiba arus banjir bandang datang secara tiba-tiba. Hingga akhirnya ke enam bocah terseret arus banjir.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku penyiraman air keras ke empat siswa SMP berkendara secara berboncengan.
Baca SelengkapnyaViral Remaja Cekoki Miras ke Anak TK di Tulungagung, Ini Pengakuannya saat Diinterogasi Warga
Baca SelengkapnyaMereka masuk secara paksa ke dalam ruang Laboratorium dengan merusak pintunya, lalu setelah di dalam ruang Lab para pelaku mengambil
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi saat ketiga anak yang berstatus pelajar SMP ini mengunjungi rumah salah satu temannya di Saptosari
Baca SelengkapnyaDua dari tiga orang korban meninggal tersebut diketahui merupakan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK).
Baca SelengkapnyaBocah itu mengaku telah dicekoki arak madu oleh teman-temannya.
Baca Selengkapnya"Yang terlibat penyiraman air keras ini untuk menyerahkan diri kepada kami," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif.
Baca SelengkapnyaAir sumur warga diduga tercemar BBM itu sudah berlangsung selama 7 tahun.
Baca SelengkapnyaCerita Sutrisno Dua Hari Pakai Air dari Toren Berisi Mayat untuk Mandi dan Mencuci
Baca SelengkapnyaKapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi menjelaskan, dari tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka salah satunya anak di bawah umur Inisial AA (15).
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan 256 botol ukuran kecil, dan 32 jerigen berisi 35 liter
Baca SelengkapnyaMinuman keras (miras) oplosan kembali memakan korban.
Baca Selengkapnya