Sebelum tewas, bayi 9 bulan terlihat sering diperlakukan kasar ayah
Merdeka.com - Doni (23), salah satu dari dua tersangka pembunuh sadis bayi 9 bulan di Samarinda, Kalimantan Timur, dikenal baik di hadapan rekan kerjanya. Kendati demikian, rekan kerja Doni, memang sering mendengar tangisan korban semasa hidupnya.
Merdeka.com, menelusuri tempat tinggal Doni dan istri sirinya, Gayatri (25), di kawasan Jalan Yos Sudarso RT 01, Kelurahan Pelabuhan, sekitar pukul 13.30 Wita siang tadi. Kesehariannya, Doni bekerja sebagai pengisi dan pengantar air galon isi ulang.
Rumah yang ditempatinya, terbilang cukup sempit. Lebih tepatnya, Doni dan istrinya, menempati mes pekerja air galon isi ulang, yang hanya berukuran sekitar 5 meter x 4 meter, yang juga memiliki dapur dan kamar mandi. Di dalam kamar mes, juga terlihat perabot rumah tangga Gayatri.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Siapa yang terdampak saat bayi menangis? Selain itu, membiarkan bayi menangis terus-menerus juga dapat memengaruhi hubungan emosional antara bayi dan orang tua.
-
Siapa yang sering melakukan kekerasan pada anak? Sayangnya, sering kali kekerasan ini dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk orang tua mereka.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
Sementara depan mes, dikelilingi bangunan bertingkat juga permukiman warga lainnya. Doni dan istrinya, baru-baru saja menempati kamar mes itu. Sebelumnya, keduanya mengontrak rumah di kawasan Kelurahan Selili.
"Dia (Doni) ini baru-baru saja, sekitar 2-3 bulan tinggal di mes ini. Awal tinggal di sini, kami dibuat kaget dengan mata kiri anaknya yang membiru karena lebam. Tetapi dia bilang itu karena jatuh dari motor," kata Erwan (26), rekan kerja Doni, saat ditemui merdeka.com, Sabtu (3/2).
Kesehariannya, Gayatri dan bayinya, lebih sering tinggal di dalam kamar mes. Sementara, 3 anak kandung Gayatri hasil pernikahannya dengan pria sebelum Doni, tinggal bersama neneknya di Jalan Otto Iskandardinata.
Teman-teman kerja Doni sendiri, tidak banyak ikut campur dengan kehidupan mereka. Tidak jarang, fisik bayi itu terlihat lebam di banyak bagian anggota tubuh.
"Kami berpikir kalau banyak tanya, tidak enak karena itu urusan rumah tangga dia (Doni)," ujar Erwan.
"Yang jelas, anak bayi itu kalau lagi digendong dengan Doni, pasti nangis terus. Seperti ketakutan. Tetapi kalau lagi main sama kita, ketawa-ketawa saja," ungkap Erwan.
Saat bercanda pun, lanjut Erwan, candaannya Doni bersama bayinya, kerap kelewatan dan membahayakan sang bayi. "Anak itu sering diangkat-angkat, seperti diterbang-terbangkan bolak balik ke atas. Puncaknya ya hari Kamis (1/2) sore itu, dia balik anaknya kaki di atas, kepala di bawah. Kasar," jelas Erwan.
"Kita lihat itu ada bekas biru-biru, juga ada bekas luka di kakinya bayi itu, ada juga seperti luka bekas gigit. Ya itu dia itu cuma bilang itu karena alergi. Kita kan tidak bisa tanya jauh, karena khawatir dibilang kita ganggu rumah tangga orang," jelas Erwan.
Namun demikian, takdir berkata lain. Bayi laki-laki itu akhirnya meregang nyawa, dengan luka di badan dan punggung, bagian kepala, dan juga luka kroak di lengannya. Dua terduga pelaku, Doni dan Gayatri, kini meringkuk di sel tahanan. "Kami tidak menyangka dia itu tega dengan anaknya," tutur Erwan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini korban takut bertemu dengan ayah kandungnya dan sempat tidak ingin berkomunikasi dengan ibunya.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Regi Halili mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, serta ahli medis.
Baca SelengkapnyaDi hari kejadian, ibu tersebut juga sempat terlibat pertengkaran dengan mertuanya.
Baca SelengkapnyaBayi tersebut sudah dirawat oleh pasangan suami istri tersebut sejak usia 4 bulan.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaSang ibu, RY telah ditahan, tapi polisi menemukan kendala saat memeriksanya.
Baca SelengkapnyaOrang tua anak korban penganiayaan pemilik Daycare di Depok Meita Irianty (MI) akhirnya buka suara.
Baca SelengkapnyaDiduga, sebelum dibuang ke saluran irigasi, bayi tersebut mendapatkan penyiksaan dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaPelaku mengakui pada penyidik jika apa yang dilakukannya, yaitu memberikan obat jenis Deksametason dan Pronicy pada bayi adalah hal yang biasa dikalangan teman.
Baca SelengkapnyaHal itu diketahui dari hasil psikologi Tata oleh tim ahli.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca Selengkapnya