Sebelum tewas, petani yang kena peluru sempat berjalan sejauh 1 km
Merdeka.com - Buwawi (50) meninggal dunia saat hendak dibawa ke rumah sakit oleh warga setempat. Korban sempat mengaku terkena peluru sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir.
Korban sempat berjalan sekitar 1 kilometer, sebelum kemudian mengaku tidak kuat pada kerabatnya. Korban roboh di sekitar pembangunan jalan tol, dan dibawa ke rumah kepala desa.
"Korban sempat berjalan sekitar satu kilometer lebih (dari lokasi). Setelah di proyek tol ketemu Mak Yah, yang kebetulan masih saudara," kata Mufid, Kepala Desa Baturetno, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (8/8).
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa yang tewas dalam kontak senjata? 'Adapun identitas KKB yang tewas yakni, Oni Kobagau, Jaringan Belau, Agustia, dan Ones,' tutur Faizal kepada wartawan, Rabu (24/1/2024).
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
Korban merupakan petani yang menggarap ladang milik AURI yang tidak jauh dari lapangan tembak. Korban mengalami luka di bagian pipi dan berdarah di sekitar mulut.
Kata Mufid, tidak seorang pun mengetahui secara langsung kronologi kejadian. Orang yang pertama kali mengetahui korban adalah Mak Yah, sepupu korban.
"Ditanya bilang, 'aku enggak kuat aku enggak kuat. Kenapa? Dikasih minum enggak mau, 'pelore ndek jero' (pelurunya masih di dalam)," kata Mufid menirukan Mak Yah.
Mufid sendiri juga tidak berani memastikan, bahwa korban terkena peluru nyasar. Karena memang sedang dilakukan autopsi oleh Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
"Tetapi kami belum bisa memastikan itu peluru atau bukan. Makanya masih diautopsi ini," ungkapnya.
Sekitar pukul 14.30 WIB, jenazah korban diserahkan pada keluarga. Beberapa anggota keluarga, tampak ikut mengiringi dalam ambulans.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saksi berusaha mencari korban namun takut turut dimangsa.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di kebun kemiri, Desa Sada Ate, Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara.
Baca SelengkapnyaSeorang pria ditemukan tewas tenggelam di aliran kali di Kali Pesing, Jalan Kali Sekertaris, Kebon Jeruk Jakbar.
Baca SelengkapnyaSaksi lain melihat korban tergeletak di pinggir jalan dalam keadaan terluka parah dan kritis.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami luka tusuk di dada bahkan pisau masih menancap ketika dibawa ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal karena kelaparan atau kemungkinan hipotermia
Baca SelengkapnyaApi yang awalnya dinyalakan untuk membakar daun bambu kering, tiba-tiba menyebar dengan cepat dan melahap ranting-ranting di sekitarnya.
Baca Selengkapnya