Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Secercah harapan penuntasan kasus Novel Baswedan

Secercah harapan penuntasan kasus Novel Baswedan Novel Baswedan. ©2017 merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Desakan publik agar polisi segera menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menggema. Hampir tujuh bulan lebih penyelidikan pascakasus terjadi pada April 2017 silam, belum ada seorang pun yang ditetapkan sebagai tersangka.

Berulang kali kepolisian menyakinkan semua pihak kasus Novel tetap mereka tangani secara serius. Namun minimnya saksi dan alat bukti menjadi kendala tersendiri bagi polisi untuk mengungkap kasus ini secara cepat.

Sebagai bentuk keseriusan menuntaskan kasus Novel, kepolisian mengaku sudah membentuk tim penyelidikan yang berjumlah 167 orang. Ratusan penyidik itu berasal dari polres, polda dibantu Mabes Polri.

Orang lain juga bertanya?

Tak hanya itu, polisi juga menggandeng Australia Federal Police (AFP) untuk membantu kepolisian mempelajari gambar yang terekam dalam CCTV yang disita. Bahkan bantuan juga diberikan tim Inafis Polri.

"Jadi itulah yang saya sampaikan, kalau model kasus-kasus hit and run ini memang relatif sulit, dalam artian kita tidak bisa, bisa saja ini baru berapa bulan. Ada yang sudah empat tahun baru ketangkap dia, pelakunya," kata Kabareskrim Polri Komjen Pol Ari Doni Sukamto di Kantor Bareskrim Polri di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu awal November ini.

Polisi sempat memeriksa empat orang yang diduga terlibat dalam penyiram tersebut. Namun belakangan, keempat orang tersebut dilepas. Alasannya, berdasarkan keterangan para saksi, keempat orang tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan para pelaku.

Dalam perjalanan penyelidikan yang dilakukan kepolisian, kira-kira akhir Juli 2017 silam, Kapolri Jenderal Tito Karnavian merilis sketsa wajah diduga pelaku. Tito menunjukkan sketsa wajah tersebut usai bertemu Presiden Jokowi.

kapolri tito karnavian

"Ini baru dua hari lalu, belum di-publish. Kalau ada di media lain saya tidak tahu," kata Tito dalam jumpa pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (31/7).

Tito menjelaskan, sketsa itu dibuat berdasarkan keterangan seorang saksi kunci yang meminta identitasnya dirahasiakan. Saksi kunci itu memberi informasi, saat subuh sebelum peristiwa penyiraman terjadi, ada orang tak dikenal berdiri di dekat masjid.

Sosok orang itu sangat mencurigakan. Diduga, orang itu merupakan pengendara sepeda motor yang membonceng pelaku penyerangan terhadap Novel.

kapolri tito karnavian

Meski sketsa wajah terduga pelaku sempat dipublish ke media, nyatanya penyiram air keras sesungguhnya belum juga dibekuk. Hal tersebut membuat banyak pihak gerah dan menuntut dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Desakan itu datang dari mantan pimpinan KPK, pegiat antikorupsi, hingga aktivis HAM.

"Kita khawatir jika tidak terungkap tidak menutup kemungkinan kasus kasus seperti ini akan terulang," kata mantan pimpinan KPK, Abraham Samad.

Polri sendiri merasa pembentukan TGPF belum begitu penting. Sebab mereka yakin setiap harinya ada perkembangan dari kasus Novel yang diselidiki.

"Karena kami ada progres. Setiap hari, tiap minggu kami anev. Ada progres di situ," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (7/11).

Ramai-ramai ide membentuk tim pencari fakta kasus Novel sempat membuat Presiden Jokowi berniat memanggil Kapolri. Jokowi akan meminta penjelasan Kapolri mengenai perkembangan pengusutan kasus teror terhadap Novel Baswedan.

"Dalam prosesnya sudah sejauh mana, yang jelas semua masalah harus gamblang, harus jelas, harus tuntas," kata Jokowi usai meresmikan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) Seksi 1B dan 1C Cipinang-Jakasampurna di Sumber Artha, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/11).

Namun jika melihat agenda resmi Presiden, belum ada jadwal pertemuan keduanya.

Kemarin, Jumat (24/11), Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Idham Azis tiba-tiba mendatangi Gedung KPK. Semula dia tak mau menjelaskan tujuan kedatangannya. Namun selepas Salat Jumat, Idham dan Ketua KPK Agus Rahardjo, menggelar jumpa pers bersama. Idham membeberkan sejauh mana kerja polisi menangani kasus Novel.

Dalam jumpa pers itu, Idham menjelaskan polisi sudah mengerucutkan terduga pelaku pada dua orang. Dugaan itu setelah polisi memeriksa 66 saksi.

sketsa diduga penyiram novel

"Dalam perjalanan penyelidikan ini, lebih kurang 66 saksi diperiksa, kemudian dari beberapa saksi yang sejak 2-3 bulan ini lalu mengerucut pada dua orang yang diduga sebagai pelaku penyiraman terhadap korban," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Azis, dalam jumpa pers bersama Ketua KPK, Agus Rahardjo, di Gedung KPK, Jumat (24/11).

Menurut keterangan saksi, kata Idham, dua orang tersebut 90 persen diduga terlibat dalam penyiraman Novel Baswedan. Satu orang bercirikan rambut pendek dan seorang lagi berambut panjang.

"Untuk foto ini (menunjukkan sketsa wajah pertama) didapat saksi S dan foto ini (menunjukkan sketsa kedua) didapat dari saksi SN," jelasnya.

Sayangnya, identitas detailnya polisi belum mengetahui. Itu sebabnya, polisi meminta partisipasi masyarakat jika mengenali wjaah tersebut segera melapor ke polisi atau melalui hotline 081398844474.

sketsa diduga penyiram novel

"24 jam ada operatornya ada ruangannya di Polda Metro Jaya yang memang kita siapkan sehingga kami berharap kerjasama bantuan dari masyarakat untuk bisa memberikan informasi kepada jajaran Polda Metro Jaya atau pun teman-teman di KPK kalau bisa memberikan informasi berikan ke kami," ujar Idham.

Seperti diketahui teror fisik dialami Novel usai melaksanakan Salat Subuh dekat rumahnya kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4) lalu. Dua orang menggunakan sepeda motor menyiramkan air keras ke wajahnya dan mengenai kedua mata Novel. Novel sampai harus dilarikan ke rumah sakit di Singapura untuk mendapatkan perawatan pada kedua matanya. Hingga kini Novel di Singapura.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kompolnas Rekomendasikan Audit Investigasi Penyidikan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Ini Alasannya
Kompolnas Rekomendasikan Audit Investigasi Penyidikan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Ini Alasannya

Kasus ini kembali ramai diperbincangkan setelah diadaptasi ke layar lebar. Satu DPO yang terakhir ditangkap ada nama Pegi Setiawan.

Baca Selengkapnya
2 Sosok Eks Kapolres Cirebon di Awal Kasus Pembunuhan Vina, Kini Sudah jadi Jenderal Bintang Satu
2 Sosok Eks Kapolres Cirebon di Awal Kasus Pembunuhan Vina, Kini Sudah jadi Jenderal Bintang Satu

Berikut 2 sosok eks Kapolres Cirebon di awal kasus pembunuhan Vina yang belakangan disorot.

Baca Selengkapnya
Belasan Saksi Diperiksa Polisi, Kasus Dugaan Pungli di Lapas Cebongan Naik Penyidikan
Belasan Saksi Diperiksa Polisi, Kasus Dugaan Pungli di Lapas Cebongan Naik Penyidikan

Polisi sudah hampir lima bulan melakukan penyelidikan atas kasus dugaan pungli di Lapas Cebongan sebelum akhirnya menaikkan statusnya jadi penyidikan.

Baca Selengkapnya
Ayah Bocah TK Korban Pencabulan di Jember Pertanyakan Nasib Kasus Anaknya, Ini kata Polisi
Ayah Bocah TK Korban Pencabulan di Jember Pertanyakan Nasib Kasus Anaknya, Ini kata Polisi

Korban diduga dicabuli oleh saudara sepupunya sendiri, mahasiswa ilmu kesehatan berinisial I-O, berkuliah di salah satu kampus terkemuka di Jember.

Baca Selengkapnya
Alat Bukti Lengkap, Kenapa Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kasus Bunuh Diri Dokter Aulia?
Alat Bukti Lengkap, Kenapa Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kasus Bunuh Diri Dokter Aulia?

Ternyata, polisi masih menemui sejumlah kekurangan persyaratan untuk menetapkan status tersangka.

Baca Selengkapnya
Novel Desak Polisi Segera Tahan Firli Usai Praperadilan Ditolak
Novel Desak Polisi Segera Tahan Firli Usai Praperadilan Ditolak

Hakim sebelumnya menyatakan penetapan status tersangka Firli dilakukan Polda Metro Jaya sah secara hukum.

Baca Selengkapnya
Kejagung Harus Segera Selesaikan Kasus Korupsi Emas, Khawatir Ada Lobi-Lobi
Kejagung Harus Segera Selesaikan Kasus Korupsi Emas, Khawatir Ada Lobi-Lobi

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno menyoroti penanganan perkara tersebut.

Baca Selengkapnya
KPK Temukan Dugaan Perintangan Penyidikan Kasus Harun Masiku Usai Periksa Mantan Istri Kader PDIP
KPK Temukan Dugaan Perintangan Penyidikan Kasus Harun Masiku Usai Periksa Mantan Istri Kader PDIP

Di satu sisi juga kasus itu kembali anyar kalangan publik karena melibatkan tokoh publik yang dikenal luas.

Baca Selengkapnya
VIDEO: KPK Tegas Tepis Isu Liar Anies Baswedan Jadi Tersangka Kasus Formula E
VIDEO: KPK Tegas Tepis Isu Liar Anies Baswedan Jadi Tersangka Kasus Formula E

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menepis isu dugaan korupsi Formula E yang menyeret nama mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya
Harun Masiku Diduga Masih di Indonesia, Ini Respons Novel Baswedan
Harun Masiku Diduga Masih di Indonesia, Ini Respons Novel Baswedan

Novel Baswedan menilai KPK tidak sungguh-sungguh menangkap Harun Masiku karena ada keterlibatan petinggi partai politik.

Baca Selengkapnya
Puluhan Kuasa Hukum Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan
Puluhan Kuasa Hukum Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Mereka meminta pihak kepolisian mencabut status tersangka terhadap Pegi Setiawan.

Baca Selengkapnya