Sedang Cuci Kerang, Warga Banyuasin Diserang Buaya di Perairan Sungsang
Merdeka.com - Seorang warga Desa Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, diserang buaya muara. Kejadian ini sudah terjadi kedua kalinya dalam sepekan terakhir.
Dir Polairud Polda Sumsel, Kombes Pol Yohannes Simardi Widodo mengatakan korban serangan buaya bernama Yanto (30) merupakan pencari kerang. Peristiwa serangan terjadi pada Senin sore (8/6) dan hingga Rabu siang (10/6) jasadnya belum kunjung ditemukan.
"Sampai saat ini Polairud Polda Sumsel bersama TNI AL, Basarnas dan masyarakat masih mencari korban, semoga cepat ditemukan," ujarnya dilansir Antara.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Dimana makhluk ini ditemukan? Ikan ini ditemukan di ngarai bawah laut yang dalam di lepas pantai Nova Scotia.
-
Kapan korban ditemukan? Korban tergantung tali nilon warna biru yang ikatkan ke tiang penahan atap tenda terbuat dari besi ukuran 2x4 cm, Kamis (3/10) dini hari.
-
Hewan apa yang ditemukan? Penelitian ini menyoroti pentingnya pelestarian fosil dan penelitian paleontologi dalam mengungkap misteri masa lalu dan memberikan wawasan baru tentang keragaman hayati di planet kita.
Serangan bermula saat korban dan rekannya, Karno, bersandar di Pulau Alangan Tikus perairan Sungsang untuk mencuci kerang hasil tangkapan. Ketika mencuci kerang itulah, tiba-tiba seekor buaya menerkam kaki Yanto lalu menyeretnya ke dalam sungai.
Karno yang melihat kejadian naas itu tidak dapat berbuat banyak karena panjang buaya diperkirakan lima meter, namun ia segera mencari pertolongan.
Selama seharian tim gabungan berupaya mencari jasad korban tetapi tidak kunjung ditemukan sehingga dilanjutkan kembali pada Rabu pagi. Lokasi kejadian sendiri masih termasuk wilayah Taman Nasional (TN) Sembilang.
Kepala Seksi Wilayah II Taman Nasional Sembilang, Affan, mengatakan di lokasi kejadian sudah terpasang papan peringatan bahwa lokasi tersebut merupakan habitat buaya, jarak lokasi dari pemukiman terdekat menempuh waktu perjalanan 45 menit dengan perahu cepat.
"Sebetulnya para nelayan yang biasa menyusuri perairan mengetahui di sana habitat buaya karena kalau lewat sering kelihatan, hanya saja mungkin kadang kurang berhati-hati, sebab dimana ada buaya maka di situ juga biasanya banyak kerang," jelasnya.
Pihaknya telah mengirim tim ke lokasi kejadian untuk melakukan pendataan, ia membenarkan serangan tersebut menjadi peristiwa kedua kalinya konflik buaya dan manusia dalam sepekan terakhir.
Sebelumnya pada 3 Juni 2020 seorang warga bernama Joni (30) juga diserang dan diseret buaya ke dalam Sungai Sungsang Kabupaten Banyuasin saat mencari daun nipah, jasadnya baru ditemukan tim gabungan Lanal Palembang - Polairud Sumsel dibantu warga 12 jam kemudian dalam kondisi meninggal.
Affan menduga serangan yang terjadi dalam waktu berdekatan tersebut dipengaruhi faktor tinggi air sungai, cuaca dan musim kawin buaya muara.
"Bulan-bulan ini memang musim kawinnya buaya, lalu kondisi udara juga sedang tinggi dan hangat serta kondisi air agak keruh karena akhir-akhir ini sering hujan, itu semua mendukung terjadinya konflik" kata Affan menambahkan.
Ia mengimbau para pencari kerang, ikan maupun kepiting yang kerap terjun langsung ke sungai agar meningkatkan kewaspadaan dan memperhatikan posisi kantong-kantong buaya muara.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaViral video seekor buaya mengantar jasad manusia di Sungai Cilemer, Pandeglang, Banten.
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaMemasuki hari kedua pecarian, tim sudah melibat TNI dan Polri.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama anaknya. Melihat ayahnya diterkam buaya, anak korban langsung pergi melapor dan mencari bantuan kepada warga.
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaBerikut potret dua TNI berjibaku selamatkan petani yang terseret arus deras sungai Lekukan.
Baca Selengkapnya