Sedapnya Nasu Cemba khas Enrekang, perpaduan asam gurih yang bikin nagih
Merdeka.com - Jika anda sedang liburan ke Sulawesi Selatan, jangan dulu pulang ke kampung halaman sebelum mencicipi kuliner berbahan dasar daging sapi ini. Ini berbeda dengan coro atau konro dari Makassar ataupun sop saudara dari Kabupaten Pangkep. Meski sama-sama berkuah, kuliner Nasu Cemba dari Kabupaten Enrekang ini begitu terasa bumbunya dengan tekstur daging begitu empuk.
Soal rasa, jangan diragukan. Perpaduan rasa asam dan gurihnya membuat lidah anda tak berhenti bergoyang.Sangat cocok dinikmati dalam kondisi panas, apalagi pada bagian menyeruput kuahnya. Sedaaap...
Dinamakan Nasu Cemba karena daun cemba yang dicampurkan dalam kuliner ini. Biasanya, daun Cemba tumbuh liar di Kota Massenrempulu yang artinya pinggiran gunung.
-
Di mana Bumbu Tongseng Sapi berasal? Tongseng sapi adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang memikat dengan rasa rempah yang kaya dan aroma yang menggugah selera.
-
Apa fungsi daun jambu biji saat merebus iga? Daun jambu biji memiliki kemampuan untuk menghilangkan bau prengus yang biasanya terdapat pada daging sapi. Namun, jika daun jambu biji tidak tersedia, Anda bisa menggunakan bahan alternatif seperti jahe atau daun salam untuk mendapatkan hasil yang serupa.
-
Apa saja contoh makanan khas jawa hasil pengolahan nabati? Beberapa makanan berikut menjadi contoh makanan hasil pengolahan pangan nabati khas daerah di Pulau Jawa yang paling populer dan mudah dibuat.
-
Bagaimana daun jambu biji membuat daging sapi empuk? Enzim alami yang terdapat dalam daun jambu biji berperan penting dalam melunakkan serat-serat keras yang ada pada daging sapi. Dengan demikian, daging sapi akan menjadi lebih empuk dan bau amisnya dapat dihilangkan.
-
Dari mana Nasi Kapau berasal? Nasi Kapau berasal dari Nagari Kapau, sebuah desa di Tilatang Kamang, Kabupaten Agam.
-
Dimana Emping Beras berasal? Salah satu makanan tradisional asal Bangka Belitung adalah Emping Beras.
Nasu Cemba ini bisa ditemui di rumah makan Ade yang berlokasi di Kompleks Pasar Cakke, Kecamatan Anggeraja. Berjarak kurang lebih 25 kilometer dari Kota Kabupaten Enrekang.
Haji Dahera, (60), pemilik warung Ade, menceritakan sejarah Nasu Cemba. Menurutnya, kuliner tersebut warisan nenek moyang. Di setiap acara apapun misalnya pernikahan atau syukuran, tidak afdol rasanya kalau tak ada sajian Nasu Cemba.
Bahan dasarnya adalah daging yang masih melekat di tulang iga sapi. Selain lebih mudah digigit, rasanya lebih enak dibandingkan tulang lainnya..
Selain daun-daun cemba, bumbu-bumbu lain yang digunakan seperti batang serei, merica atau lada, ketumbar, kunyit, bawang merah dan bawang putih, jahe, lengkuas dan batte kaluku atau kelapa sangrai. Semua bumbu dihaluskan dan ditumis kecuali batte kaluku, lengkuas, serei hanya dimemarkan.
Sementara itu daging iganya dimasak di atas panci besar ukuran 60 liter selama satu setengah jam untuk mencapai keempukan daging yang pas. Selanjutnya di tengah-tengah proses itu, semua bumbu tumis termasuk batang serei yang dimemarkan kemudian tambahkan garam dan penyedap rasa. Menyusul 2 kilogram batte kaluku atau parutan kelapa sangrainya bersama daun cemba sebanyak setengah kilogram. Beberapa menit setelah semua bumbu dan dagingnya menyatu, aroma sedap mulai menyeruak dan anda pasti tidak sabar untuk segera mencicipinya. Biasanya, sehari 150 porsi Nasu Cemba disediakan.
"Daun cembanya itu yang membuat rasa asem-asemnya, batte kalukunya yang membuat rasa-rasa garing di lidah," kata Haji Dahera.
Ade Irawati, putri sulung Haji Dahera yang membantu pengelolaan warung ayahnya bersama empat karyawan itu menambahkan, teman dari nasu cemba ini adalah sambel ijo. Sambel ijo ini dari cabe rawit hijau, yang masih muda dihaluskan dan ditumis tampa tambahan garam dan penyedap rasa.
Haji Dahera sudah merintis warungnya bersama almarhumah istrinya, Hajjah Herniati sejak tahun 1980-an lalu dan bertahan hingga kini. Warung buka mulai pukul 06.00 wita dan tutup pukul 00.00 wita malam. Tapi kalau masih ada yang mengetuk warung hendak nikmati nasu cemba melewati waktu itu, kata Haji Dahera, tetap akan dilayani karena Haji Dahera tidur di warung miliknya itu.
"Per porsi nasu cemba itu isi satu daging tulang iga dinikmati bersama nasi putih harganya Rp 30 ribu," tutur Haji Dahera yang masih terlihat kuat meski usia sudah tergolong sepuh ini.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pulang dari Ciamis tanpa membawa oleh-oleh akan terasa kurang lengkap. Mulai dari camilan gurih hingga makanan khas yang kaya rasa.
Baca SelengkapnyaKuliner ini memiliki cita rasa unik dengan memadukan tiga rasa yang berbeda.
Baca SelengkapnyaSambal asem jadi kudapan yang wajib dicicipi saat ke Cirebon.
Baca SelengkapnyaKuliner ini punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai mencegah diare hingga melancarkan aliran darah
Baca SelengkapnyaSelain kuliner Pempek yang begitu populer, rupanya Palembang juga memiliki Lenggang yang juga tidak kalah dari segi rasa hingga kepopulerannya.
Baca SelengkapnyaSate gecek ini unik, dagingnya pipih, rasanya manis dan dimakan pakai kuah. Legendaris di Indramayu.
Baca SelengkapnyaAromanya menyengat, dengan rasa pedas segar menjadi ciri khas dari sambal beser khas Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaLompong sagu menjadi kudapan favorit masyarakat Minangkabau dan selalu hadir sebagai camilan untuk menemani minum kopi saat sore hari.
Baca SelengkapnyaMengenal menu Memek, makanan khas dan kebanggaan masyarakat Simeulue Aceh.
Baca SelengkapnyaGerem Asem konon jadi makanan cepat saji sejak zaman Kesultanan Banten.
Baca SelengkapnyaMencicipi segarnya Sup Gangan, cita rasa kuah gurih dan asam yang menggugah lidah khas Pulau Belitung.
Baca SelengkapnyaSalah satu makanan ikonik dari Ranah Minang ini sangat cocok sebagai pelengkap ketika makan nasi dan rasanya yang gurih serta tekstur yang renyah.
Baca Selengkapnya