Sederet Alasan Mantan Pegawai KPK Tolak Jadi ASN Polri
Merdeka.com - Ita Khoiriyah alias Tata menjadi salah satu dari 12 mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menolak pinangan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) Korps Bhayangkara atau Polri.
Tata mengungkap pilihannya menolak tawaran menjadi ASN Polri sangatlah dilematis. Karena harus meninggalkan bisnis jualan kue yang sudah dirintisnya. Sejak resmi dipecat menjadi pegawai KPK beberapa waktu lalu, dia berdagang kue.
"Dan sudah di tengah jalan memang agak dilematis, saya mau milih, serius bisnis saya ini atau menjadi ASN. Karena keduanya butuh waktu energi dan pikiran juga ya," ujar Tata
-
Siapa yang dipecat dari pekerjaannya? Pada 19 September, bank tersebut mengumumkan pemutusan hubungan kerja Shi dan pengeluaran dirinya dari Partai Komunis China setelah dilakukan penyelidikan terkait masalah tersebut, menurut laporan dari media China, Securities Times.
-
Kenapa ketua KPPS dibacok? Pemicunya karena saat pencoblosan siang harinya pelaku kesal istrinya yang hamil meminta didahulukan mencoblos tetapi tidak digubris korban. OS tetap menyuruh istri pelaku mencoblos sesuai antrean.
-
Siapa yang dipecat? Dari tujuh orang tersebut, dua orang polisi dipecat positif mengonsumsi narkoba.
-
Apa yang terjadi pada ketua KPPS? Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Palembang inisial OS (30) dilarikan ke rumah sakit akibat dibacok petugas Linmas, RV (40).
-
Siapa yang melamar menjadi guru? Saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama : Safitri RahayuTempat/tanggal lahir : Magelang, 23 April 1996Agama : IslamPendidikan terakhir : Universitas PadjajaranGelar : Sarjana PendidikanAgama : IslamAlamat : Jalan Surabaya No. 59 Kota MalangNomor Telepon : 081234567890 Mengajukan lamaran untuk menjadi tenaga pengajar di SD Harapan Nusantara, Malang.
Meski begitu, niat mengembangkan bisnis dan alasan ingin melanjutkan jenjang pendidikannya ke lebih tinggi menjadi pilihan. Terlebih, dia menyukai aktifitas barunya tersebut.
"Karena kemarin asik saja nih, punya kesibukan baru di bidang baru," kata Tata.
Terlebih, Tata mengakui bisnis kue yang ditekuninya saat ini bisa dibilang laris manis dengan omzet yang cukup lumayan. Dalam binis kuenya, setidaknya Tata sudah menjual sekitar 300 toples dan hampir 1.000 roti habis terjual.
"Ternyata respon di sekitar saya positif, kenapa enggak saya seriusin saja. Karena responsnya sudah lumayan. Buat kapasitas saya sebagai pendatang baru, dan kemampuan yang terbatas," katanya.
Sementara lulusan ilmu komunikasi itu mengakui ingin kembali menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan jurusan yang masih sejalan ilmu komunikasi.
"Saya sih maunya masih mau linier dengan pendidikan saya sebelumnya. Saya sih masih mau mencari jalan, mantapnya dimana. Ilmu komunikasi, jadi ya ada kemungkinan linier dengan konsen yang sama komunikasi publik," tuturnya.
Hormati Tawaran Kapolri
Meski dirinya menolak, Tata tetap menghargai tawaran dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit kepada dirinya bersama teman-teman pegawai lainnya. Menurutnya, tawaran sebagai ASN Polri telah menjadi tanda jika alasan pemecatan karena tak bisa dibina adalah salah.
"Kenapa karena ini berkebalikan dengan yang dilakukan pimpinan KPK yang memberi label kami merah, dan mengatakan kami ini tidak bisa dibina. Tidak ada kesempatan untuk membina kami, sebagai pegawai ya. Padahal kami itu banyak yang sudah bertahun-tahun bekerja di KPK," katanya.
"Jadi hal ini berkebalikan gitu dengan Polri yang memberi tawaran untuk menjadi bagian sebagai ASN Polri. itu merupakan bukti buat kami, memang pimpinan KPK mau menyingkirkan. Karena kan nyatanya kita diterima. dan kalau proses assement lancar teman-teman bisa diangkat," tambahnya.
Singkatnya, meski dirinya telah mantap memilih sebagai pembisnis dan lanjutkan pendidikannya, Mantan Biro Humas KPK itu menilai, tawaran Kapolri akan jadi bantahan atas lebel pegawai yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
"Saya terima kasih dengan tawaran Polri ini membuat anggapan kalau kami tidak bisa dibina ini, tidak benar. Jadi kalau suatu saat saya ingin kembali ke dunia profesional, saya bisa menggunakan alasan ini, label merah itu sangat politis," tuturnya.
Pada kesempatan lain, salah satu pegawai yang turut menolak pinangan ASN Polri yaitu, Tri Artining Putri atau yang akrab disapa Puput menyatakan sangat menghargai tawaran Kapolri untuk bergabung sebagai ASN Polri.
"Saya tambah-tambah menghargai ketika tawaran ini datang dalam bentuk kebebasan memilih. Sehingga kami tidak lagi di posisi tanpa pilihan seperti menjalani TWK dan akhirnya disingkirkan dari KPK," katanya.
Adapun alasanya, tidak bergabung menjadi ASN karena dirinya merasa kalau seharusnya menjadi ASN di KPK bukan malah ke Polri.
"Karena saya melamar dan diterima menjadi pegawai KPK. Jadi kalau jadi ASN harusnya di KPK. Dan tawaran Kapolri ini semakin menunjukkan keanehan dan ketidakwajaran TWK versi KPK dan BKN yang kami jalani," tuturnya.
Tak lupa, Puput juga mengucapkan selamat kepada rekan-rekannya yang memilih dan menerima menjadi ASN Polri. Namun dengan penerimaan itu, dia berharap, bukan berarti masalah TWK di KPK selesai.
"Saya berharap soal ASN Polri ini tidak menutup bahwa TWK penuh masalah. Pelanggaran HAM dan maladministrasinya harus tetap ditindaklanjuti. Pelaku-pelakunya harus tetap disanksi sesuai dengan aturan yang berlaku," imbuhnya.
Pilih Jadi Pengajar
Lain lagi dengan Rasamala Aritonang. Dia menyebut alasannya tidak bergabung menjadi ASN Polri karena memilih fokus mengajar di sebuah kampus di Bandung.
"Dengan tetap menghormati pihak Kepolisian, saya tidak mengambil tawaran untuk bergabung sebagai ASN Polri dengan mempertimbangkan bahwa saat ini saya telah mempunyai komitmen mendedikasikan diri sebagai pengajar hukum pada Fakultas Hukum UNPAR," ujar Rasamala kepada Liputan6.com, Senin (6/12).
Meski tak bergabung dalam institusi penegak hukum, Rasamala menyatakan, kesiapannya memperjuangkan keadilan serta pemberantasan korupsi meski berada di luar Kepolisian. Rasamala menyatakan mendukung rekan-rekannya mantan pegawai KPK jika ingin bergabung menjadi ASN Polri.
"Saya mendukung teman-teman yang bergabung sebagai ASN Polri untuk berkontribusi dalam pemberantasan korupsi dan mendukung kerja penegakan hukum di Polri, dan untuk itu meskipun saya berada di luar Polri. Saya selalu siap membantu dan mendukung dengan pengetahuan dan keahlian yang saya miliki," kata dia.
Menurut Rasamala, tawaran menjadi ASN di Polri ini bagian dari upaya pemulihan nama baik 57 mantan pegawai KPK yang dipecat lantaran tak lulus TWK.
"Saya sangat mengapresiasi Pak Kapolri dan pihak Kepolisian yang telah mengupayakan, menawarkan, dan memberikan kesempatan untuk pengangkatan bagi 57 eks pegawai KPK sebagai ASN di Polri. Tawaran ini sekaligus dapat dimaknai sebagai rehabilitasi nama baik 57 ex pegawai KPK," kata dia.
Dia berharap, apapun keputusan yang diambil oleh 57 mantan pegawai KPK usai konsultasi dengan Polri ini bisa berdampak baik bagi pemberantasan tindak pidana korupsi ke depan.
Daftar Mantan Pegawai KPK
Sebelumnya, sebanyak 12 mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memutuskan tidak menerima tawaran Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Mereka memilih tidak menjadi aparatur sipil negara (ASN) di Korps Bhayangkara.
Sementara 44 orang lainnya memutuskan tetap bergabung. Di antaranya, Novel Baswedan.
Mantan penyidik KPK lainnya, Mochamad Praswad Nugraha membenarkan ada 12 nama yang menolak dan satu orang sudah meninggal dunia.
"Benar 12 orang menolak ASN Polri," kata Praswad kepada wartawan, Selasa (7/12).
Mereka yang menolak adalah:
1. Lakso Anindito2. Rasamala Aritonang3. Benydictus Siumlala Martin Sumarno4. Tri Artining Putri5. Rieswin Rachwell6. Ita Khoiriah7. Christie Afriani8. Damas Widyatmoko9. Wisnu Raditya Ferdian10. Rahmat Reza Masri11. Arien Winiasih12. Agtaria13. Nanang Priyono (Alm)
Sementara44 orang yang memutuskan bergabung menjadi ASN Polri yaitu:1. Adi Prasetyo2. Afief Yulian Miftach3. Airien Marttanti Koesniar4. Ambarita Damanik5. Andi Abdul Rachman Rachim6. Andre Dedy Nainggolan7. Anissa Rahmadhany8. Arba'a Achmadin Yudho Sulistyo9. Arfin Puspomelisyto10. Aulia Postiera11. Budi Agung Nugroho12. Candra Septina13. Chandra Sulistio Reksoprodjo14. Darko15. Dina Marliana16. Erfina Sari17. Faisal18. Farid Andhika19. Giri Suprapdiono20. Harun Al Rasyid21. Herbert Nababan22. Herry Muryanto23. Heryanto24. Hotman Tambunan25. Iguh Sipurba26. Juliandi Tigor Simanjuntak27. March Falentino28. Marina Febriana29. Muamar Chairil Khadafi30. M Praswad Nugraha31. Nita Adi Pangestuti32. Novariza33. Novel Baswedan34. Nurul Huda Suparman35. Panji Prianggoro36. Qurotul Aini Mahmudah37. Rizka Anungnata38. Ronald Paul Sinyal39. Samuel Fajar Hotmangara Tua Siahaan40. Sugeng Basuki41. Wahyu Ahmat Dwi Haryanto42. Waldy Gagantika43. Yudi Purnomo44. Yulia Anastasia Fu'ada (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen eks Kabareskrim Polri Susno Duadji beri sambutan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun.
Baca SelengkapnyaKedai mie kocok mantan polisi ini viral dan laris manis.
Baca SelengkapnyaSusno Duadji memamerkan hasil panen biji kopi dan bangga dengan para lulusan S1 Dan S2 yang memilih untuk menjadi petani.
Baca SelengkapnyaAngelina Sondakhatau yang akrab disapa Angie, memiliki perjalanan hidup yang menarik, dari ranah politik hingga terjun ke dunia bisnis kuliner
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaSering mendapat cemoohan, penjual ikan cupang ini akhirnya berhasil menjadi anggota polisi.
Baca SelengkapnyaPimpinan tetap meminta Brigjen Asep Guntur menjadi Direktur Penyidikan dan Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Aiptu Kurniadi yang tela berjualan usai pulang dinas demi anak.
Baca SelengkapnyaUsai mengajar, pemilik lembaga bernama Ida Susanti itu bergegas pulang untuk membuat basreng secara rumahan.
Baca SelengkapnyaDia menilai pansel harus 'jemput bola' kepada tokoh-tokoh yang kompeten dalam pemberantasan korupsi.
Baca SelengkapnyaHal itu bisa terjadi karena pada formasi tahun 2023, lowongan dokter lebih banyak PPPK, sehingga para dokter tidak terlalu tertarik.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan membongkar pelemahan di KPK saat ini dilakukan lewat pegawainya yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca Selengkapnya