Sehari usai OTT, loket Kemenhub dijaga polisi

Merdeka.com - Aparat Kepolisian melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap enam orang yang diduga melakukan pungutan liar di Kementerian Perhubungan, Selasa (11/10). Sehari usai OTT dilakukan, Unit Pelayanan Satu di lantai enam Gedung Karya, lokasi diduga pungutan liar tetap dibuka seperti biasa.

Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi Publik, Dewa Made Sastrawan, menjelaskan pelayanan memang harus tetap berjalan. Namun, dia mengakui beberapa unit ada yang ditutup dikarenakan harus proses penggantian pegawai yang diciduk dalam operasi kemarin. Meski begitu, dia menegaskan penutupan hanya dilakukan sementara dan akan dicari penggantian pegawai dengan sesegera mungkin.

"Tutup sifatnya sementara karena penggantinya sedang dicari ya. Jadi sifatnya tidak ada pelayanan yang berhenti, bahwa ada proses penggantian orang itu sifatnya temporary, mudah-mudahan dengan cepat diatasi pagi ini," kata Made di Kementerian Perhubungan, Rabu 12/10).

Dewa menjelaskan, tak ada pengawasan tambahan yang diminta oleh Menteri Perhubungan Budi Karya usai OTT dilakukan. Dia hanya mengatakan, pengawasan ketat telah dilakukan dari sebelum OTT dilakukan.

"Ke depan saya kira sama, seperti tadi pengawasan seperti begini, karena ketatnya itu adalah apa dan bagaimana, kan standarnya sudah ada. Tapi kan pelanggaran sudah dilakukan, makanya dipantau terus, itu udah paling ketat, udah maksimal," ujarnya.

Saat merdeka.com mendatangi lantai enam lokasi OTT kemarin, terlihat empat sampai lima anggota Kepolisian berjaga dengan membawa senjata lengkap. Sementara, lokasi pelayanan sangat sepi dan hanya terlihat satu loket yang melayani masyarakat.