Sejarah MOS di Indonesia dimulai dari Stovia
Merdeka.com - Setiap memasuki tahun ajaran baru, orangtua berbondong-bondong mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan putra/putrinya dididik menjadi anak yang berguna bagi masyarakat dan bangsa. Awal masuk sekolah, siswa dibekali dengan masa orientasi atau pengenalan sekolah. Program yang dikenal dengan nama Masa Orientasi Siswa (MOS) ini diterapkan dari sekolah menengah tingkat pertama (SMP), sekolah menengah tingkat atas (SMA) hingga ke universitas.
MOS ternyata telah ada sejak zaman kolonial, tepatnya di School Tot Opleiding Voor Indische Artsen (STOVIA) Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927). Pengamat pendidikan Arif Rahman Hakim mengatakan, pada masa itu setiap awal masuk sekolah siswa mendapatkan penjelasan terkait kondisi lingkungan sekolah maupun teknik-teknik mengembangkan kreativitas. Senior berperan penting dalam program ini.
"Mereka juga dikenalkan dengan sejumlah kegiatan ekstra kurikuler seperti yang kita kenal saat ini pecinta alam, pramuka dan mengenal lab bahasa dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat," jelas Arif saat berbincang dengan merdeka.com melalui sambungan telepon, Jumat (22/7).
-
Bagaimana cara orangtua mengajarkan anak menjaga kebersihan? Ajarkan cara cuci tangan yang tepat agar anak bisa mencuci tangan dengan baik. Hal ini penting dilakukan terutama agar anak tidak terlanjut terbiasa berlaku jorok.
-
Bagaimana orang tua membantu anak beradaptasi di sekolah baru? Orang tua juga dapat mendukung adaptasi anak dengan datang ke sekolah lebih awal, memberikan waktu tambahan bagi anak untuk beradaptasi sebelum kelas dimulai.
-
Apa yang anak harus bisa lakukan sebelum mulai bersekolah? Sejumlah hal dan tahapan perlu bisa dilakukan oleh anak sebelum mereka mulai bersekolah.
-
Kapan kata tugas diajarkan? Kata tugas diajarkan secara bertahap. Penggunaan kata tugas dilatih melalui berbagai contoh.
-
Apa yang penting untuk anak sebelum sekolah? Keterampilan dasar seperti pergi ke toilet, memakai sepatu, makan bekal sendiri, dan menyiapkan perlengkapan sekolah perlu diajarkan sebelum anak mulai proses belajar di sekolah.
-
Bagaimana cara mengetahui kesiapan anak sekolah? Selain itu, untuk anak usia dini perlu diperhatikan hal-hal berikut yang menunjukkan ketertarikan anak pada sekolah.
Dikutip dari berbagai sumber, pada tahun 1898-1927 siswa baru dianggap 'anak buah' yang harus selalu siap menjalankan perintah seperti membersihkan ruangan senior. Kemudian pada masa Geneeskundinge Hooge School (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran (1927-1942) yang kini menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Salemba, MOS perlahan menjadi lebih formal namun tidak diwajibkan.
Pada masanya, MOS dikenal dengan sebutan ontgroening atau 'membuat tidak hijau lagi'. Program ini bertujuan untuk mendewasakan siswa baru. Setelah Indonesia menyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945, program tersebut masih berlanjut.
Memasuki tahun 1950-an, program MOS menjadi wajib bahkan kerap diwarnai kekerasan. "Itu (MOS) diperkenalkan oleh kakak-kakak kelas, tapi memang ada oknum-oknum kakak kelas yang memanfaatkan situasi untuk memenuhi kepuasannya kepada siswa baru," kata Arif.
MOS mulai diperkenalkan dengan berbagai bentuk. Ada yang mewajibkan kepada siswa baru membawa aksesoris lucu, berdandan aneh, hingga ritual adu fisik yang berujung kematian. Pada tahun 1960-an, program ini masih terus berkembang dan diwariskan secara turun temurun. Bahkan Universitas yang merupakan wadah masyarakat intelektual menerapkan program demikian.
Saat ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan resmi melarang pelaksanaan MOS di sekolah. Anies kini mengganti MOS dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Pergantian ini dibuktikan dengan diterbitkannya Permendikbud No 18 Thn 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah untuk Tahun Pelajaran 2016/2017.
Anis berdalih, pelarangan ini disebabkan maraknya tindakan kekerasan akibat penerapan MOS. Lampiran III Permendikbud No.18 Thn 2016 secara tegas menerangkan bahwa sekolah dilarang mewajibkan siswa baru memakai atribut seperti tas karung, tas belanja plastik dan sejenisnya. Kaos Kaki berwarna-warni tidak simetris juga dilarang.
"Aksesoris di kepala yang tidak wajar, alas Kaki yang tidak wajar, papan nama yang berbentuk rumit dan menyulitkan dalam pembuatannya dan/atau berisi konten yang tidak bermanfaat. Atribut lainnya yang tidak relevan dengan aktivitas pembelajaran."
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengibaran Bendera Merah Putih pertama di Surabaya ternyata baru terjadi beberapa hari usai kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaMengungkapkan rasa terima kasih untuk OSIS yang telah berperan penting dalam kegiatan MPLS adalah bentuk penghargaan atas kerja keras dan dedikasi mereka.
Baca SelengkapnyaSemakin bertambahnya usia anak, semakin bertambah juga tanggung jawab yang bisa dibebankan kepadanya.
Baca SelengkapnyaSebelum menjadi sekolah seperti sekarang, SMPN 5 Bandung punya cerita sejarah kelam. Dulu pernah menjadi penjara bagi orang Belanda.
Baca SelengkapnyaSejarah polwan di Indonesia bermula dari 6 sosok wanita yang menjadi murid pertama di sekolah polisi di Bukittinggi.
Baca SelengkapnyaTanggal 1 September menjadi perayaan Hari Polisi Wanita (Polwan) Nasional. Pada 2024 ini, menjadi HUT Polwan ke-76 tahun.
Baca SelengkapnyaMurid kelas 1 SD antusias mengikuti upacara bendera pada hari pertama sekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Grogol Selatan, Kebayoran Lama.
Baca SelengkapnyaSimak kata-kata untuk jadwal piket yang penuh motivasi dan inspirasi.
Baca SelengkapnyaSenin, 8 Juli 2024 adalah hari pertama para siswa SLB Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) masuk sekolah.
Baca SelengkapnyaBegini tradisi bagi polwan baru yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaHadir pada pembukaan MPLS, para Kepala Dinas, Ka intel, Dansathalan, serta guru dan orang tua
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai abdi utama bagi nusa bangsa, ternyata ada beberapa fakta menarik tentang polri, apa saja?
Baca Selengkapnya