Sejarah Munculnya Anak Krakatau, Letusannya Bikin Tsunami Banten
Merdeka.com - Tsunami Banten terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 lalu. Tsunami ini kemungkinan besar dipicu oleh longsoran material Gunung Anak Krakatau. Tsunami juga melanda sebagian wilayah Selat Sunda lain seperti Lampung Selatan.
Peristiwa tsunami Selat Sunda yang meluluh-lantakkan sebagian wilayah Banten mengingatkan kita akan sejarah Gunung Krakatau yang menjadi cikal bakal hadirnya Gunung Anak Krakatau.
Bagaimana sejarah Gunung Anak Krakatau yang letusannya menyebabkan tsunami Banten? Berikut ulasannya:
-
Bagaimana tsunami itu terjadi? Pemicu awalnya terjadi ketika suhu yang menghangat menyebabkan lidah gletser yang menipis runtuh, demikian temuan para peneliti. Kondisi itu mengguncang lereng gunung yang curam, menyebabkan longsoran batu dan es menghantam Dickson Fjord di Greenland.
-
Kenapa gempa Batang terjadi? Bisa jadi gempa yang terjadi di Batang berkaitan erat dengan keberadaan Patahan Weleri.
-
Bagaimana tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Kenapa Gunung Pinang di Serang terbentuk? Mengutip Liputan6, kawasan Gunung Pinang konon terbentuk dari kemarahan seorang ibu terhadap anak kandungnya. Kejadian ini bermula saat sang anak bernama Dampu Awang melihat sebuah kapal raksasa milik seorang saudagar dari pulau seberang. Ia kemudian berlari dari gubuk tuanya untuk menghampiri kapal tersebut. Merasa takjub karena belum pernah dilihatnya.
-
Kapan tsunami Aceh terjadi? Peristiwa menyedihkan terjadi di bumi serambi Mekkah Indonesia, Aceh. Pada tahun 2004 tepatnya pada hari Minggu pagi, tanggal 26 Desember.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
Akibat Letusan Dahsyat Gunung Kraktau
Gunung Anak Krakatau muncul setelah 'ibunya', Gunung Krakatau sirna akibat letusan dahsyat yang terjadi pada tanggal 27 Agustus 1883 silam. Letusan ini adalah salah satu letusan gunung api paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah, menimbulkan setidaknya 36.417 korban jiwa akibat letusan dan tsunami yang dihasilkannya. Dampak letusan ini juga bisa dirasakan di seluruh penjuru dunia.
Suara letusan sampai terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Muncul Tahun 1927
Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 0.5 meter (20 inci) per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 6 meter (20 kaki) dan lebih lebar 12 meter (40 kaki).
Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Krakatau mencapai 190 meter (7.500 inci atau 500 kaki) lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini Gunung Anak Krakatau mempunyai elevasi tertinggi 338 meter dari muka laut (pengukuran September 2018).
Gunung Berapi Aktif
Gunung Anak Krakatau masuk dalam kategori gunung berapi aktif. Karakter letusannya adalah erupsi magmatik yang berupa erupsi ekplosif lemah (strombolian) dan erupsi epusif berupa aliran lava. Seperti dikutip dari situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, www.vsi.esdm.go.id tahun 2016 letusan terjadi pada 20 Juni 2016, sedangkan pada tahun 2017 letusan terjadi pada tanggal 19 Februari 2017 berupa letusan strombolian.
Tahun 2018, kembali meletus sejak tanggal 29 Juni 2018 sampai saat ini berupa letusan strombolian. Letusan pada tahun 2018, precursor letusan 2018 diawali dengan munculnya gempa tremor dan peningkatan jumlah gempa Hembusan dan Low Frekuensi pada tanggal 18-19 Juni 2018. Jumlah Gempa Hembusan terus meningkat dan akhirnya pada tanggal 29 Juni 2018 Gunung Anak Krakatau meletus.
Menyebabkan Tsunami di Selat Sunda
Aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau kembali terjadi pada 22 Desember 2018 lalu. Secara visual, teramati letusan dengan tinggi asap berkisar 300 - 1500 meter di atas puncak kawah. Secara kegempaan, terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo overscale (58 mm). Pada pukul 21.03 WIB terjadi letusan, selang beberapa lama ada info tsunami menerjang Banten dan Lampung Selatan.
Akibatnya ratusan orang tewas dan ribuan orang mengalami luka-laka. Menurut data sementara terdapat kerusakan fisik juga meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan vila rusak, 60 warung dan toko rusak, serta 420 perahu dan kapal rusak.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru-baru ini Gunung Krakatau kembali erupsi pada Kamis (7/12) siang dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.200 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaSemburan lumpur di Baby Volcano merupakan fenomena alam yang telah terjadi sejak zaman dulu.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Baca SelengkapnyaMeski sering dijadikan sebagai lokasi untuk mendaki, ternyata Gunung Burangrang menyimpan kisah misterius yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaBukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaGunung ini terbentuk dari letusan gunung berapi Ranakah Poco Mandasawu pada tahun 1987.
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaPada 10 November lalu Taman Nasional Ujung Kulon di Banten ditetapkan sebagai Geopark Nasional
Baca SelengkapnyaKonon pulau ini tidak ditemukan, namun akibat sebuah peristiwa yang luar biasa, Pulau Si Kantan ini muncul.
Baca SelengkapnyaJika anda sedang berada di Sumatera Barat jangan lupa untuk mampir ke Danau Singakarak.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 10 fakta Gunung Rinjani yang sarat legenda dan keindahan alam.
Baca Selengkapnya