Sejawat dianiaya, jurnalis Medan kutuk anggota TNI AU
Merdeka.com - Seratusan wartawan dari berbagai media dan sejumlah organisasi berunjuk rasa di Bundaran Sudirman dan Markas Operasi Lanud Soewondo, Medan, Selasa (16/8). Para jurnalis ini mengecam dan mengutuk aksi kekerasan anggota TNI AU, terhadap dua jurnalis tengah meliput sengketa lahan dengan warga Kelurahan Sari Rejo, Polonia, Senin (15/8) sore kemarin.
"Aksi unjuk rasa ini digelar sebagai bentuk solidaritas kepada dua rekan kita yang menjadi korban kekerasan aparat TNI AU," kata Jonris Purba, koordinator aksi.
Dalam aksi ini, awak media cetak, Internet, dan televisi berdemonstrasi dengan melakukan orasi di Bundaran Jalan Sudirman. Perwakilan dari organisasi jurnalis di Sumatera Utara seperti PWI Sumut, IJTI Sumut, AJI Medan, Aliansi Media Cyber Indonesia Medan, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan, menyampaikan kecamannya atas tindakan represif personel TNI AU.
-
Bagaimana berita kemerdekaan Indonesia sampai ke Medan? Mengutip dari skripsi karya AT Yani tahun 2014, rakyat Medan ternyata belum mengetahui berita mengenai kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Hal ini karena minimnya alat komunikasi dan adanya pengaruh tentara Jepang. Berita kemerdekaan baru terdengar di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945 berkat Mr. Teuku Mohammad Hasan yang menjabat sebagai Gubernur Sumatra.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Saat itu, warga yang sedang menikmati hiburan khas tersebut tiba-tiba ricuh dan membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Kapan Indonesia merdeka? Kapan Indonesia merdeka?Jawaban: 17 Agustus 1945
-
Bagaimana peran media massa di Tegal-Brebes saat perjuangan kemerdekaan? Pada masa perjuangan kemerdekaan, banyak media pers di kawasan ini yang berperan dalam membakar semangat kemerdekaan.
-
Siapa yang dukung perjuangan kemerdekaan Indonesia? Sebelum kemerdekaan Indonesia, Palestina telah memberikan dukungan terbuka bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, memberikan dukungan pada tahun 1944.
Selain membawa poster berisi kecaman terhadap tindakan kekerasan itu, awak media juga membawa karangan bunga menjadi simbol duka cita atas matinya nurani aparat TNI AU. Karangan bunga kemudian dibawa berjalan kaki ke Markas Operasi Lanud Soewondo, Jalan Imam Bonjol, Medan.
Di Markas Operasi Lanud Soewondo, orasi kembali dilakukan. Massa meminta Presiden Joko Widodo mengevaluasi petinggi TNI AU atas kejadian ini.
"Kejadian ini pertanda pers kita belum merdeka meskipun bangsa ini telah merdeka 71 tahun," ucap Issha Haruma, seorang peserta aksi di sela-sela unjuk rasa.
Seperti diberitakan, aparat TNI AU memukuli, menyeret serta menginjak 2 wartawan, Andri Syafrin Purba dari MNC TV, dan Array A Argus dari Harian Tribun Medan, saat mereka meliput aksi represif mereka saat demonstrasi di Kelurahan Sari Rejo Polonia, Senin (15/8) sore. Selain keduanya, 8 warga juga terluka. Lima di antaranya mengalami luka tembak.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI-AL bertanggung jawab untuk melakukan proses pengobatan terhadap korban.
Baca SelengkapnyaKonflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaTNI AD buka suara soal dugaan keterlibatan prajurit TNI dalam kebakaran rumah jurnalis Rico Sampurna Pasaribu di Karo
Baca SelengkapnyaDaftar wartawan di Indonesia yang tewas dibunuh usai meliput kasus sensitif.
Baca SelengkapnyaPangdam Cendrawasih tidak mentolerir apa pun bentuk pelanggaran hukum.
Baca SelengkapnyaSejumlah pers diberedel pada masa Orde Baru karena mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaSetelah dua tahun berperkara di meja hijau, Nurhadi, jurnalis Tempo yang jadi korban kekerasan oleh polisi mendapatkan titik terang.
Baca SelengkapnyaSaat para pemuda menantangnya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno menolaknya. Dia memilih tanggal 17 Agustus. Apa makna di baliknya?
Baca SelengkapnyaKabar terakhir, Koptu HB sudah diperiksa. Tetapi hingga kini status hukum terhadapnya masih mengambang.
Baca SelengkapnyaMenurut Maruli, apa yang dilakukan prajurit TNI itu tergolong jahat.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca Selengkapnya