Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejumlah Camat di Surabaya Akui Sulitnya Lacak Warga Terpapar Covid-19

Sejumlah Camat di Surabaya Akui Sulitnya Lacak Warga Terpapar Covid-19 Tes Covid-19. ©2020 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Sejumlah camat di Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur mengakui kesulitan melacak warga yang terpapar virus corona jenis baru atau COVID-19 di wilayahnya.

Camat Genteng Linda Novanti di Surabaya Kamis mengatakan untuk menemukan warga yang terkonfirmasi COVID-19 tidak mudah sebab kerap kali data yang diterimanya dari Gugus Tugas Penanganan COVID Provinsi Jatim melalui Dinas Kesehatan Surabaya tidak sesuai dengan kependudukan warganya.

"Bahkan pernah ada dua nama yang usianya beda pula, namun tertulis di alamat yang sama," katanya.

Setelah dilakukan pelacakan dengan pihak Puskesmas ternyata dua nama itu hanya ada satu orang yang sama dan sudah tidak tinggal di Kota Surabaya.

"Setelah kita sisir ternyata orang tersebut hanya ada satu orang dan sudah tidak tinggal di Surabaya selama tiga bulan," ujarnya.

Menurutnya warga tersebut mengakui sudah bekerja di luar kota dan pulang ke Surabaya hanya untuk menjalani pengobatan.

"Artinya, di sini hanya ada satu warga, bukan dua. Tapi data yang kami terima itu ada dua orang. Datanya itu tertulis double. Kami sudah lakukan verifikasi dan sudah beres," katanya.

Hal sama juga dikatakan Camat Wonokromo Tomi Ardiyanto. Ia mengakui sering menemukan data tidak singkron antara KTP yang terdaftar dengan domisili berbeda seperti yang dialaminya ketika mencari data warga berinisial A.

"Setelah ditelusuri ternyata warga tersebut sudah 30 tahun tidak tinggal di Surabaya," katanya.

Tomi mengatakan hal itu seringkali ditemukan. Bahkan, lanjut dia, pihaknya butuh waktu untuk menemukan pergerakan orang itu karena secara administrasi kependudukannya itu ada, tapi tidak tinggal di sana.

"Kami sudah tanyakan kepada warga setempat, RT/RW dan juga tetangga dekatnya," ujarnya.

Setelah melakukan verifikasi data tapi tidak ditemukan, lanjut dia, maka langkah berikutnya adalah membuat berita acara atau surat keterangan. Dalam surat keterangan tersebut dilaporkan bahwa warga atas nama A itu tidak ada dalam wilayahnya itu.

"Kadang juga ada rumahnya yang kosong. Jadi, surat itulah yang menjadi dasar pemerintah kota kalau sudah melakukan verifikasi dan klarifikasi tentang keberadaan pasien konfirmasi COVID-19 itu," ujarnya.

Senada dengan itu, hal sama juga dirasakan oleh Camat Tambaksari, Ridwan Mubarun. Ia bercerita pada 1 Juni 2020, salah seorang warganya dari Kecamatan Tambaksari ternyata terkonfirmasi COVID-19 setelah melewati tes usap.

Setelah itu, kata dia, warga tersebut menjalani karantina di Asrama Haji selama 14 hari dan kemudian dites swab lagi dan hasilnya negatif.

"Tapi namanya masih saja muncul sebagai orang yang positif. Dia ternotifikasi dua kali, sehingga itu menambah jumlah pasien COVID-19 yang ada di Kota Surabaya," kata Ridwan.

Ketidaksingkronan data juga dirasakan oleh Camat Sawahan, Yunus. Ia mengakui saat warganya sudah dinyatakan sembuh dan sudah dilaporkan, namun nama itu seringkali muncul kembali. Kemunculannya itu tidak hanya dalam satu dua hari saja, tapi nama itu muncul lagi setelah satu minggu berikutnya, padahal dia sudah dinyatakan sembuh.

"Jadi, terkait data yang double itu nyata adanya. Kalau selisih sehari dua hari tidak ribet. Tapi kalau sudah seminggu atau sepuluh hari muncul lagi, nah ini sangat ribet. Ada yang sudah dilaporkan, tapi muncul lagi, dilaporkan lagi, muncul lagi. Ini kan aneh," kata Yunus.

Camat Karang Pilang Eko Budi Susilo juga menjelaskan berbagai kendala yang dialaminya. Namun, ia mengakui bahwa berbagai kendala itu tidak menyurutkan niatnya untuk gencar melakukan tracing di wilayah Karang Pilang. Bahkan, kerap kali saat tracing ia mengalami penolakan dari warga.

"Ada yang konfirm COVID-19 tapi sama anggota keluarganya malah disembunyikan. Tapi kami terus berupaya dan berkunjung dengan tiga pilar, hingga akhirnya kami berhasil mengatasinya," katanya.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hilang Sepekan di Garut, Bocah Ditemukan jadi Mayat di Bendungan Jatigede Sumedang
Hilang Sepekan di Garut, Bocah Ditemukan jadi Mayat di Bendungan Jatigede Sumedang

Sebelumnya bocah tersebut dinyatakan hilang lebih dari sepekan atau sejak Kamis, 11 April 2024.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Temukan Kasus Baru Cacar Monyet
Dinkes DKI Temukan Kasus Baru Cacar Monyet

Terdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.

Baca Selengkapnya
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa
Satu Warga Suspek Monkeypox, Dinkes Sumsel Pastikan Hanya Cacar Biasa

Kepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.

Baca Selengkapnya
Hapus Bantuan untuk Warga Miskin Numpang Alamat KTP/KK di Surabaya, Begini Penjelasan Eri Cahyadi
Hapus Bantuan untuk Warga Miskin Numpang Alamat KTP/KK di Surabaya, Begini Penjelasan Eri Cahyadi

Warga menumpang alamat KTP/KK Surabaya tak akan dapat bantuan apapun dari Pemkot setempat. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya
Kondisi Terkini Pasien Cacar Monyet yang Diisolasi di Jakarta
Kondisi Terkini Pasien Cacar Monyet yang Diisolasi di Jakarta

Dinkes DKI sedang melakukan pelacakan dengan menelusuri sejumlah orang yang pernah kontak erat dengan sang pasien.

Baca Selengkapnya
Bupati Sidoarjo Muhdlor Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Ini Alasannya
Bupati Sidoarjo Muhdlor Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Ini Alasannya

Gus Muhdlor dipanggil KPK sebagai tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi pemotongan dana insentif

Baca Selengkapnya