Sejumlah Evaluasi TNI AD untuk Penerimaan Kowad, Termasuk Hapus Tes Keperawanan
Merdeka.com - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa menyampaikan, pihaknya mengevaluasi sejumlah materi seleksi penerimaan Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Salah satu yang termasuk di dalamnya adalah menghapus tes keperawanan.
"Jadi begini, kita itu setiap tahun selalu memperbaiki apa yang perlu diperbaiki. Karena memang itulah sebuah organisasi. Organisasi yang mau maju dia harus memperbaiki diri," tutur Andika kepada wartawan, Rabu (11/8/).
Dalam hal rekrutmen, Andika melanjutkan, pihaknya telah membahas berbagai perbaikan materi tes sejak awal Mei 2021. Itu pun menyeluruh baik prajurit pria atau wanita.
-
Bagaimana Andika Perkasa jadi Panglima TNI? Perjalanan karirnya mencapai puncak saat diangkat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 2018, dan karier militernya mencapai puncak dengan penunjukan sebagai Panglima TNI pada tahun 2021.
-
Bagaimana cara Andika mempersiapkan diri untuk debat? 'Kami perlu juga lah waktu (mempersiapkan diri, red.). Walaupun Mas Hendi memang sudah lumayan lama di Jateng, jadi enggak terlalu banyak waktu diperlukan. Tapi kalau saya kan perlu (waktu, red.),' katanya, didampingi Hendi.
-
Kenapa Kemenpan-RB perketat tes CPNS kedinasan? Hal itu untuk mencegah adanya joki CPNS beraksi.
-
Bagaimana Andhika mendesain ransum TNI? 'Saya desain dan saya bandingkan dengan negara maju. Itu ada teorinya. Kilo kalori harus terpenuhi tapi gimana caranya itu tidak terlalu berat yang kita banyakin adalah porsi protein,' tandasnya.
-
Siapa yang mulai tes CPNS kedinasan? 'Dari kemarin kita baru saja kick off dengan kepala BKD terkait sekolah kedinasan sudah mulai berjalan. Kemarin Sekolah Intelijen Negara mulai tes,' ujarnya kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (19/7).
-
Apa tahap pengadaan CPNS 2024 saat ini? 'Saat ini pengadaan CASN 2024 lanjutan (untuk CPNS Sekdin sudah mulai pada Mei 2024) masih dalam tahap verifikasi dan validasi (verval) rincian formasi yang sudah diinput oleh masing-masing instansi pemerintah,' kata Ave dalam keterangan tertulis, Senin (29/7).
"Baik itu mulai dari tingkat yang terbawah, Tamtama, Bintara, maupun Perwira. Itu kita bahas, kita evaluasi, dan kita perbaiki," jelas dia.
Andika mencontohkan tes buta warna yang ditambah materinya, dari sebelumnya hanya menggunakan metode Ishihara kini dilengkapi dengan metode Hardy Rand Rittler. Hal itu dilakukan agar seleksi menjadi lebih ketat dan teliti.
"Buta warna itu kan spektrum dari nol sampai 100. Mungkin waktu Ishihara hanya beberapa saja yang buta warna tetapi tak ter-detect ada. Tetapi sekarang enggak bisa lagi," kata Andika.
Kemudian, ada pemeriksaan struktur tulang belakang yakni penyimpangan dari lateral kanan dan lateral kiri. Dalam tes sebelumnya, kemiringan penyimpangan yang diterima hanya sampai 5 derajat, namun sekarang ada toleransi sampai dengan 20 derajat.
"Jantung. Sama, jantung juga begitu, tadinya kurang teliti kita tambahkan proses pemeriksaan yang lebih teliti," sambungnya.
Andika juga menerangkan soal pemeriksaan ginekologi yang tidak lagi menyasar ke inspeksi vagina dan serviks. Namun tetap memeriksa abdomen atau perut, genitalia luar dan genitalia dalam.
"Kemudian hymen atau selaput dara. Tadinya juga merupakan suatu penilaian. Hymennya utuh atau hymen rupturnya sebagian, atau hymen ruptur yang sampai habis. Sekarang enggak ada lagi penilaian itu. Karena memang tujuan tadi, penyempurnaan materi seleksi itu lebih ke bagaimana tujuannya ya kesehatan, satu, menghindari suatu insiden yang menghilangkan nyawa. Jadi orang harus siap," terangnya.
Keseluruhan contoh yang disebutkan tadi, kata Andika, adalah fokus demi mengantisipasi terjadinya insiden saat latihan para prajurit. Jangan sampai ada yang kehilangan nyawa karena organ tubuhnya gagal atau pun membahayakan rekan sesama anggota selama pelatihan.
"Karena memang pada saat latihan itu kita akan berada pada posisi kondisi fisik yang mepet. Jadi itu semua masuk ke penyempurnaannya. Sehingga yang tidak ada lagi hubungannya sudah enggak perlu lagi," Andika menandaskan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebijakan reformulasi ini dilakukan dalam rangka merespons fakta, hanya sedikit peserta seleksi PPPK Teknis 2022 yang mampu memenuhi nilai ambang batas.
Baca SelengkapnyaDiharapkan para catar semakin siap menghadapi Tes Akademik dan Asesmen Mental Ideologi
Baca SelengkapnyaApabila menyangkut evaluasi pos penempatan perwira TNI pada jabatan sipil tentu harus evaluasi undang-undang.
Baca SelengkapnyaMarsdya TNI Andyawan Martono P yang sebelumnya menjabat Pangkogabwilhan II akan menjadi Wakasau.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal Agus Subiyanto menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaTNI sudah melakukan reformasi internal, baik dari segi struktur, doktrin hingga kultur atau budaya.
Baca SelengkapnyaHal ini merespon keluhan banyak peserta yang menilai soal tes CPNS maupun PPPK terlampau sulit dan tidak sesuai kompetensi.
Baca SelengkapnyaDengan menggunakan sistem CAT ini, seleksi calon taruna diharapkan objektif untuk mendapatkan talenta berkualitas hingga berintelegensi tinggi.
Baca SelengkapnyaMabes AD kini mengizinkan Joni untuk mengikuti kembali seleksi Caba PK Reguler TNI AD Tahun Ajaran 2024, di bawah naungan Kodam IX/Udayana
Baca SelengkapnyaDispenau mengajak jurnalis dari televisi, cetak dan online keliling sekolah Pendidikan Angkatan Udara, Skadik (Skadron Pendidikan) di Lanud Adi Sumarmo, Solo.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus mengaku telah mempersiapkan visi dan misi untuk dipaparkan kepada Komisi I DPR saat fit and proper test.
Baca SelengkapnyaKadispenau kini dijabat Marsekal Pertama TNI Bambang Juniar Djatmiko.
Baca Selengkapnya