Sejumlah kampus nonaktif di Jatim nekat terima mahasiswa baru

merdeka.com Sekitar 9 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Beberapa perguruan tinggi di Jawa Timur, salah satunya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Kabupaten Jember, hingga saat ini statusnya masih dinonaktifkan. Sebabnya adalah perbandingan antara dosen dan jumlah mahasiswa dianggap tidak sepadan.

Namun, IKIP PGRI Jember nekat membuka pendaftaran mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi se-Besuki Raya (SBMPTBR), dan jalur digelar sendiri oleh kampus setempat. Padahal, bila kampus itu dinyatakan dibekukan sementara oleh pemerintah, maka mereka dilarang menggelar aktivitas perekrutan mahasiswa. SBMPTBR merupakan kerja sama Forum Silaturahmi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Besuki Raya dalam rangka memberikan akses pendidikan, bagi lulusan sekolah menengah atas atau sederajat untuk menempuh pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Rektor IKIP PGRI Jember, Fadil Jamali, membenarkan kampusnya masih menerima mahasiswa baru melalui jalur SBMPTBR, dengan proses seleksi dan pendaftaran calon mahasiswa baru di kampus setempat. "Jumlah peserta yang mendaftar di IKIP PGRI melalui jalur SBMPTBR sekitar 350 orang dan hari ini mereka mengikuti ujian tulis," kata Fadil, seperti dilansir dari Antara, Selasa (16/6).

Orang lain juga bertanya?

Alasan penonaktifan IKIP PGRI Jember, ujar Fadil, karena perbandingan jumlah dosen dan mahasiswa tidak seimbang dengan ketentuan Dikti. Mestinya rasio dosen dan mahasiswa di sebuah program studi atau kampus yakni 1:45 (satu dosen mengajar 45 mahasiswa). Sedangkan di IKIP PGRI Jember rasionya mencapai 1:216 (satu dosen mendidik 216 mahasiswa).

Fadil mengklaim pihaknya sudah memproses buat mendapatkan izin aktif kembali dalam proses rekrutmen IKIP PGRI Jember. Dia mengatakan seluruh persyaratan sudah dipenuhi. Selain IKIP PGRI, Universitas Bondowoso (Unibo) juga menerima mahasiswa baru melalui jalur SBMPTBR.

"Penerimaan mahasiswa baru yang digelar IKIP PGRI dibuka sejak 1 Juni-1 September 2015 karena jalur SBMPTBR melalui proses seleksi. Kalau kuota mahasiswa belum terpenuhi melalui SBMPTBR, maka akan dipenuhi oleh jalur yang digelar Kampus IKIP. Kami masih menunggu diaktifkan kembali Kampus IKIP karena seluruh persyaratan sudah dipenuhi, sehingga penerimaan mahasiswa baru tetap dilakukan," papar Fadil.

Padahal, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, menyatakan bagi perguruan tinggi saat ini statusnya dinonaktifkan oleh pemerintah tidak dibolehkan menerima mahasiswa baru. Dia berjanji pemerintah akan memberikan sanksi tegas jika aturan itu dilanggar.

"Perguruan Tinggi yang bermasalah nonaktif, tidak boleh terima mahasiswa baru dan menyelesaikan yang sudah ada. Jika nekat akan ditutup," kata Nasir saat berada di Kediri, Minggu pekan lalu. (mdk/ary)