Sejumlah Orang Datangi Komnas HAM, Minta Usut Tuntas Kerusuhan 21-22 Mei
Merdeka.com - Sejumlah orang mendatangi kantor Komnas HAM. Tampak membawa bendera kuning, massa mengaku ingin mendesak Komnas HAM mengusut sebab kematian sejumlah korban jatuh saat rusuh 21-22 Mei lalu hingga kematian sejumlah petugas KPPS di daerah.
"Berjuang sampai selesai," ucap salah satu orator di depan kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (28/6).
Komnas HAM kemudian menerima alumni PA 212 Asep Saefudin dan Presidium GNPF Ulama, Edi Mulyadi, sebagai perwakilan massa. Mereka mempertanyakan ke Komnas HAM terkait tindaklanjut pengusutan korban kerusuhan 21-22 Mei.
-
Siapa yang disurati Komnas HAM? Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kembali melakukan penyelidikan terkait dengan kasus tewasnya Vina dan kekasihnya, Eky di Cirebon.
-
Siapa yang diperiksa Komnas HAM? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu.
-
Apa yang digali Komnas HAM? Usman ditanya seputar peran Pollycarpus dan peran orang lain di tempat kejadian perkara kematian Munir. Komnas HAM juga bertanya sosok yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir.
-
Apa yang diminta Komnas HAM dari Polda Jabar? 'Sebagai salah satu upaya dalam memastikan penegakan hukum atas kasus tersebut, Komnas HAM kembali meminta keterangan Polda Jawa Barat,' kata Uli dalam keteranganya, Selasa (21/5).
-
Bagaimana Komnas HAM mengungkap pelaku? 'Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah,' kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
"Kami dari berbagai ormas, dari berbagai elemen, kedatangan kami ini bagian dari mencoba menyampaikan aspirasi," jelas Asep.
Menurut dia, hingga saat ini belum ada kejelasan soal tragedi 21-22 Mei 2019. Mereka berharap agar Komnas HAM segera mengusut tuntas.
"Meminta agar Komnas HAM secara berimbang dan independen dapat menguak tewasnya sejumlah orang dalam kerusuhan 21-22 Mei," tukasnya.
Usai melakukan audiensi, Komnas HAM berjanji akan objektif selama melakukan proses investigasi.
"Kita bisa kerja objektif dan enggak terpengaruh siapapun. Jadi kalau ditanya takut? Enggak takut. Jelas kami kerja sendiri," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam.
"Kami independen, clear, bahwa kami kerjakan sendiri, enggak mungkin di bawah tekanan siapapun," tegas Choirul.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekitar tiga hari tim dari Komnas HAM berada di Semarang untuk mengumpulkan bukti dan meminta keterangan saksi dan korban.
Baca SelengkapnyaAksi Kamisan pada awal Februari ini diikuti Forum Alumni Universitas Indonesia, para keluarga korban pelanggaran HAM berat serta para mantan aktivis 98.
Baca SelengkapnyaPara pendemo menyinggung sejumlah hal mulai dari pesan Nabi Muhammad soal jumlah hakim.
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 pelaku yang awalnya tak dikenal kini sudah diketahui identitasnya dan segera ditangkap.
Baca SelengkapnyaPemanggilan itu dilakukan setelah viral vidro di media sosial terkait pembubaran diskusi dilakukan sekelompok orang diduga preman
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaAksi pembubaran diskusi kebangsaan ini menuai kritikan publik.
Baca SelengkapnyaAktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca Selengkapnya"Karena Komnas HAM menemukan ada RS yang tidak siap menangani korban."
Baca SelengkapnyaKomnas HAM mendesak Kapolda Jawa Tengah dan Kapolda Sulawesi Selatan melakukan evaluasi atas dugaan penggunaan kekerasan oleh polisi saat mengamankan demo.
Baca SelengkapnyaKubu 01 dan 03 menggelar aksi salat dzuhur berjemaah d tengah jalan di depan Patung Kuda Gambir, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).
Baca SelengkapnyaPangung Rakyat 'Bongkar' diadakan untuk mengajak semua pihak melawan pelemahan pemberantasan korupsi dan menuntut penuntasan kasus HAM.
Baca Selengkapnya