Sejumlah siswa SD di Depok diare dan muntah, diduga keracunan air usai berwudhu
Merdeka.com - Sejumlah murid Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Pondok Duta, Depok, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan air. Para murid mengalami diare dan muntah setelah menggunakan air diduga tercemar bakteri untuk berwudhu.
Gejala itu dialami banyak siswa di sekolah tersebut. Bahkan beberapa di antaranya sampai dilarikan ke rumah sakit.
Informasi yang didapat, ada 150 siswa yang diduga mengalami keracunan air. Diduga peristiwa ini terjadi sejak 10 Oktober lalu.
-
Siapa yang bisa kena diare? Diare bisa dialami oleh kucing di segala usia, baik anak kucing maupun kucing dewasa.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Apa yang menyebabkan diare parah pada anak-anak? Rotavirus adalah virus penyebab penyakit diare parah yang biasa dialami bayi dan anak-anak.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Di mana keracunan terjadi? Insiden ini berlangsung di Warwick Fiji Resort, Coral Coast, pada malam hari, tepatnya pada Sabtu (14/12) waktu setempat.
"Dua Minggu yang lalu anak saya sudah mengeluh tentang air wudhu yang bau tinja ke saya. Saya tanya sudah bilang ke pak guru, sudah katanya. Saya berfikir pasti pihak sekolah akan ada tindak lanjut karena keluhan anak-anak," kata salah seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya, Rabu (17/10).
Wali murid itu mengungkapkan anaknya mengalami gejala pusing dan lemas pada Selasa pekan lalu. Dia pun memberikan obat pada anaknya namun tak kunjung sembuh.
"Rabu sekitar pukul satu dini hari anak saya muntah. Terus jam tiga dini hari mulai diare terus-terusan tidak berhenti. Saya kasih obat sama oralit saja, tapi enggak sembuh-sembuh berkelanjutan terus sampai Minggu pagi saya bawa ke UGD," ujar dia.
Kejadian ini pun langsung dilaporkan pada pihak sekolah. Diakui pihak sekokah bahwa setelah menerima laporan tersebut, pihaknya langsung mengecek langsung air yang biasa digunakan untuk berwudhu dan cuci tangan. Kemudian pihak sekolah melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Depok untuk diambil contoh air dan dilakukan uji laboratorium.
"Kita sudah koordinasi dengan dinas kesehatan, kita tidak bisa bilang ini keracunan ataupun apa, karena dinas kesehatan belum memberikan informasi apa-apa. Kami dilarang mengeluarkan statement apa pun sebelum keluar hasilnya dari dinkes," kata Ketua Umum Yayasan SDIT Pondok Duta, Uzman Rizal.
Dia menceritakan, bahwa pada Rabu (10/10) ada laporan bahwa air berbau. Kemudian pada Kamis (11/10) pihak dinas datang dan mengambil sampel air serta makanan yang ada di kantin. Hasilnya kata dia baru keluar dua pekan nanti.
"Jadi dinas kesehatan menjelaskan bahwa suspect ini bisa dari mana saja, jadi belum tentu dari air keran. Yang kemaren diambil sampelnya air keran karena waktu itu ada laporan air wudhunya berbau, tapi diambil juga sampel makanan di kantin," tandasnya.
Setelah menerima laporan perihal air yang bau, pihak sekolah langsung memutus saluran air yang biasa digunakan. Hal itu dilakukan untuk membersihkan air yang ada di penampungan. Sumber air di sekolah tersebut ada dua. Yang pertama dibangun tahun 1991 dan kedua tahun 2017.
"Jadi saat ini telah kita alihkan sumber airnya ke air sumber yang baru kemudian pada hari Jumatnya kita pakai sumber air yang baru. Kita tes sudah tidak bau lagi," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca Selengkapnya30 Siswa SD di Meranti Keracunan Setelah Konsumsi Minuman Saset
Baca SelengkapnyaDari informasi yang dihimpun ada belasan mahasiswa Undip yang mengalami keracunan setelah memakan katering saat orientasi studi dan pengenalan kampus.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaSiswa dipulangkan pukul 10.00 yang seharusnya pukul 12.00
Baca SelengkapnyaDari 18 siswa siswi yang keracunan, sebanyak 17 orang sudah diperkenankan pulang ke rumah.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 121 warga Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, diduga keracunan makanan seusai menghadiri tahlilan di salah satu rumah warga.
Baca SelengkapnyaPermen semprot yang sebabkan keracunan juga terdaftar di BPOM
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan sudah mengamankan sampel makanan nasi kuning utuh dan muntahan pasien.
Baca SelengkapnyaUsai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca Selengkapnya