Sekelas Hoegeng pun tak berdaya lawan penyelundup Robby Tjahjadi
Merdeka.com - Salah satu kasus penyelundupan yang paling fenomenal adalah penyelundupan ratusan mobil mewah oleh Robby Tjahjadi alias Sie Tjie It. Kapolri Jenderal Hoegeng adalah orang yang pertama kali berusaha membongkar kasus penyelundupan ini. Dia menemukan fakta sejumlah petinggi polisi, tentara, bea cukai dan imigrasi terlibat memuluskan aksi yang merugikan negara ratusan juta kala itu.
Awalnya tahun 1968, tim reserse ekonomi mencium ada penyelundupan mobil mewah di pelabuhan Tanjung Priok. Benar saja, tak lama kemudian beberapa penyelundup tertangkap bersama empat buah mobil mewah, termasuk mercedes. Namun anehnya, Kejaksaan Tinggi Jakarta Raya tak mau melanjutkan kasus ini.
Tahun 1969, polisi menangkap komplotan Robby Tjahjadi bersama abangnya dan delapan mercy keluar dari pelabuhan. Anehnya saat dibawa ke Komdak (Polda) Metro Jaya, seorang pejabat berkuasa memberikan jaminan. Robby Tjahjadi pun cuma diperiksa selama beberapa jam.
-
Siapa yang menyekap polisi? Tiga pelaku diamankan. AI, N dan S diduga pelaku percobaan pembunuhan terhadap anggota Pam Obvit Polda Metro Jaya, Bripka Topan Febriyanto.
-
Kenapa Polisi Cepek muncul? Munculnya polisi cepek sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama di Jakarta, yang kini dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan tertinggi dan durasi kemacetan terlama di Indonesia.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang terjaring razia? Hasilnya, puluhan muda-mudi yang bukan suami istri terjaring razia saat asyik berduaan di sejumlah kamar kos.
-
Apa itu Polisi Cepek? Istilah ‘cepek’ sendiri merujuk pada pecahan uang senilai Rp100. Fenomena ini menjadi lebih menonjol melalui popularitas Pak Ogah, seorang tokoh fiktif dalam serial televisi Si Unyil yang tayang pada periode tersebut. Pak Ogah menjadi ikon yang mengatur lalu lintas dan meminta bayaran sejumlah cepek dari pengendara.
Hoegeng sendiri tak ikut mengusut kelanjutan kasus Robby Tjahjadi. Sejumlah sumber menyebut Soeharto mendepak Hoegeng karena pelaku penyelundupan ini adalah kolega sangat dekat Keluarga Cendana.
Kala itu Hoegeng memang optimis membongkar sindikat penyelundup mobil mewah. Pada para wartawan, Hoegeng menjanjikan akan ada berita besar dari Tanjung Priok. Rupanya pernyataan Hoegeng membuat sejumlah pejabat yang biasa makan uang haram terusik.
Soeharto mencopot Hoegeng sebagai Kapolri tanggal 2 Oktober 1971. Baru tiga tahun, Hoegeng menjabat. Seharusnya masih ada dua tahun lagi. Ironinya dengan alasan penyegaran, justru pengganti Hoegeng, Jenderal M Hasan lebih tua satu tahun.
Hoegeng menghadap Soeharto, dia menanyakan kenapa dicopot. Secara tersirat Soeharto berkata tak ada tempat untuk Hoegeng lagi.
Dengan tegas Hoegeng menjawab. "Ya sudah. Saya keluar saja," katanya.
Soeharto menawari Hoegeng dengan jabatan sebagai duta besar atau diplomat di negara lain. Sebuah kebiasaan untuk membuang mereka yang kritis terhadap Orde Baru. Hoegeng menolaknya.
"Saya tidak bisa jadi diplomat. Diplomat harus bisa minum koktail, saya tidak suka koktail," sindir Hoegeng.
Sepeninggalan Hoegeng, kasus Robby Tjahjadi meledak. Pemuda tamatan SMA ini dengan lincahnya menyelundupkan ratusan mobil mewah, Roll Royce, Jaguar, Alfa Romeo, BMW, Mercedes Benz dan lain-lain. Setidaknya negara rugi 716.243.400. Bayangkan besarnya uang itu karena pemerintah baru saja menggunting uang Rp 1.000 menjadi Rp 1, akhir tahun 1960an.
Para penguasa tentu dapat jatah puluhan juta. Sementara petugas Bea Cukai di lapangan dibayar Rp 50.000 untuk meloloskan setiap mobil selundupan.
Akhirnya Robby dituntut 10 tahun, tetapi hanya kena 7,5 tahun. Banyak pihak merasa tak puas dengan vonis yang dinilai terlalu ringan ini. Sekaligus menguatkan fakta ada orang kuat yang melindungi Robby.
Bahkan sekelas Jenderal Hoegeng pun tak berdaya melawan para pelindung penyelundup muda ini.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada tiga pegawai Bea dan Cukai yang turut andil dalam penyelundupan mobil mewah skala besar.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa mengungkap jika relawan yang menjadi korban sempat disekap.
Baca SelengkapnyaPolisi mendalami pria berlagak koboi di Mampang Selatan terlibat kejahatan lain.
Baca SelengkapnyaBrigadir Andri Sitompul saat ini sudah mendapatkan perawatan intensif dari rumah sakit Bhayangkara Polda Jambi.
Baca SelengkapnyaPelaku pencurian iPhone ini merupakan residivis kasus jambret.
Baca SelengkapnyaKetika itu kondisi di lokasi sangat ramai, karena pelaku yang masih bersikeras mengelak diduga jambret mengundang emosi dari warga.
Baca SelengkapnyaKeberanian Brigadir Andri berbuah apresiasi. Kapolda memuji anak buahnya melawan geng motor.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota TNI AD Pratu Anggi Rahmatul Fajri berhasil menangkap maling motor saat hendak mengambil pesanan lontong.
Baca SelengkapnyaAksi pencurian sepeda motor terjadi di kawasan Melur, Koja, Jakarta Utara pada Senin (21/8) lalu. Namun aksi tersebut gagal dan mendapat sorotan warganet.
Baca SelengkapnyaGRO (17) tewas di tangan Aipda Robig Zaenudin pada Minggu (24/11) dini hari. Proyektil bersarung di usus GRO.
Baca SelengkapnyaTerungkap alasan mengapa proses penangkapan Pegi berlangsung bertahun-tahun
Baca SelengkapnyaPada saat ditangkap Rohidin kedapatan memakai seragam polisi lalulintas (Polantas) dan viral di media sosial.
Baca Selengkapnya