Sekolah jadi penampung korban banjir, siswa di Subang diliburkan
Merdeka.com - Aktivitas belajar mengajar di Kabupaten Subang, Jawa Barat, masih lumpuh. Sekolah saat ini digunakan sebagai tempat pengungsian para korban banjir yang sudah menerjang sejak, Sabtu (18/1), lalu. Akibatnya, ribuan pelajar juga diliburkan.
Staf Tata Usaha (TU) SMK Darul Maarif Cecep Suhara mengatakan, meski kondisi sekolah saat ini jauh lebih baik, tapi sekolah masih belum layak digunakan kegiatan belajar mengajar.
"Genangan masih ada, meski enggak setinggi tiga hari lalu yang bisa mencapai sini (menunjuk setengah pintu kelas)," kata Cecep, di lokasi, Rabu (22/1).
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Kapan Jakarta banjir? Sejumlah wilayah DKI Jakarta tergenang imbas hujan yang menguyur sejak Kamis (14/3) malam.
-
Kapan banjir Pekalongan terjadi? Dilansir dari akun Instagram @pekalonganinfo, sepanjang hari Minggu (3/3), Desa Sidomulo, Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan terus diguyur hujan deras. Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
Di sekolah yang berada di belakang Kantor Kecamatan Pamanukan ini, ada 2.155 siswa dan siswi, ditambah 90 guru beserta staf. Sekolah sendiri meliburkan muridnya sejak Sabtu lalu.
Topik pilihan: Banjir Jakarta | Jokowi ahok
"Ini belum tahu sampai kapan, semua sekolah di Kabupaten Subang juga sama seperti ini, karena dijadikan tempat mengungsi, mungkin baru Senin depan bisa digunakan," ujarnya.
Pantauan merdeka.com, dari sekitar 30 kelas hampir 10-nya dijadikan tempat pengungsian. Tampak puing-puing sisa banjir berserakan di setiap ruangan.
Petugas sekolah hari ini mulai membenahi dan mengevakuasi barang-barang yang bisa diselamatkan. Seperti di ruang komputer dan ruang guru. "Baru hari ini saja dibersihkan, kalau kemarin-kemarin enggak bisa karena parah," ujarnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para siswa SD di Kota Padang, Sumatera Barat bahu-membahu bersama guru menjemur buku yang basah akibat banjir yang melanda sekolah mereka.
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh kecamatan teredam banjir dan satu kecamatan lainnya longsor.
Baca SelengkapnyaDua ruang kelas tersebut belum kunjung diperbaiki. Aktivitas belajar mengajar terpaksa dipindah ke perpustakaan dan laboratorium IPA.
Baca SelengkapnyaSetelah ditenggelamkan, bangunan sekolah di Waduk Jatigede kembali terlihat.
Baca SelengkapnyaBangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaUntungnya saat kejadian sore hari itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaDiduga, gedung ambruk karena usia bangunan yang sudah tua.
Baca SelengkapnyaAnak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
Baca SelengkapnyaPemerintah bersama Pemprov Jakarta memikirkan rumah susun (rusun) sebagai rumah singgah, sebelum korban dipindahkan ke hunian tetap mereka.
Baca SelengkapnyaSiswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.
Baca SelengkapnyaPerjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca SelengkapnyaBangunan ambruk karena kayu atap digerogoti rayap sehingga lama-lama rapuh.
Baca Selengkapnya