Sekolah Mulai Dibuka Kembali, BPKN Ingatkan Masih Banyak Anak yang Belum Divaksinasi
Merdeka.com - Kegiatan pembelajaran tatap muka secara serempak akan dimulai pada awal September ini. Menurut rencana, jika pembelajaran tatap muka diterapkan secara serempak, maka akan dilakukan maksimal dua kali dalam sepekan dengan durasi dua jam setiap harinya.
Meski pembelajaran tatap muka (PTM) dilaksanakan terbatas, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) menaruh perhatian yang besar terhadap masih banyaknya anak yang belum mendapat vaksinasi, apalagi untuk usia di bawah 12 tahun.
Wakil Ketua Komisi Komunikasi dan Edukasi BPKN Firman Turmantara Endipraja mengatakan, bisa saja PTM dilakukan, akan tetapi lebih baik dikaji lebih dalam lagi.
-
Kapan sesi pemanasan dilakukan? Pembalap dari tim Pramac Racing, Franco Morbidelli, berhasil meraih waktu tercepat dalam sesi pemanasan (WUP) untuk MotoGP San Marino 2024 yang berlangsung di Sirkuit Misano, Italia, pada hari Minggu (8/9/2024).
-
Kapan kita harus belajar? Hiduplah seolah engkau mati besok. Belajarlah seolah engkau hidup selamanya.
-
Kapan kita harus memulai? Makin awal kamu memulai sebuah pekerjaan, maka akan makin awal pula kamu melihat hasil.
-
Kapan pertemuan berlangsung? Pertama kali dalam sejarah, wanita tertinggi dan terpendek di dunia bertemu dalam sebuah acara minum teh untuk merayakan Hari Rekor Dunia atau Guinness World Records Day yang ke-20.
-
Kapan sambutan pengajian disampaikan? Sambutan pengajian adalah pidato atau ucapan yang disampaikan oleh penyelenggara, ketua, atau tamu kehormatan dalam acara pengajian.
-
Kapan PKL dilakukan? Biasanya, PKL diberikan pada siswa setelah melewati tahun ketiga di sekolah.
"Jangan terlalu terburu buru. Banyak yang harus jadi bahan pertimbangan dan dipertaruhkan bila memang harus menerapkan PTM dalam waktu dekat," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (4/9).
Menurut Firman, jika memang hanya berdasarkan level PPKM yang turun, dikhawatirkan ini akan menjadi boomerang bagi keselamatan jiwa setiap individu terutama anak-anak. "Namun ini memang keputusan yang sulit, karena di sisi lain hal ini dilakukan untuk menekan resiko learning loss dan tetap menjaga kualitas pembelajaran anak Indonesia," ujarnya.
Seperti yang sudah diketahui bahwa learning loss terjadi saat situasi peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan, dan hal ini umumnya terjadi saat pembelajaran jarak jauh (PJJ). Memang ini merupakan dilema dalam dunia pendidikan, namun menurutnya yang terpenting anak-anak bisa selamat, karena seperti yang sudah kita ketahui bahwa sekolah kerap menjadi klaster Covid-19.
Sementara anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi BPKN Renti Maharaini Kerti mengatakan bahwa jika memang harus diadakan PTM dalam waktu dekat, banyak yang harus dipertimbangkan. Antara lain, harus ada surat persetujuan dari orang tua murid terlebih dahulu. Untuk siswa SMP-SMA diprioritaskan untuk vaksin terlebih dahulu sebelum proses PTM berjalan.
"Sementara anak yang belum mendapat vaksin, khususnya di bawah usia 12 tahun, harus diperhitungkan apakah lebih banyak manfaat atau mudharatnya bila harus mengikuti PTM," ujar Renti.
Kebijakan untuk dibuka kembali sekolah-sekolah, mulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai tingkat Perguruan Tinggi perlu pertimbangan yang matang, mengingat pandemi Covid-19 masih belum bisa dipastikan kapan benar-benar berakhir. Di samping itu, untuk wilayah DKI Jakarta tingkat vaksin belum mencapai angka herd immunity, karena anak-anak usia di bawah 12 tahun belum semuanya divaksinasi.
"Ini perlu diperhatikan dan dipertimbangkan jika PTM khususnya untuk jenjang pendidikan SD akan dilaksanakan," ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Firman juga menuturkan bahwa jika memang PTM diterapkan, maka penerapan prokesnya harus benar-benar ketat. Tidak ada lagi kelonggaran dalam prokes. Karena yang ditakutkan adalah adanya klaster Covid-19 di sekolah-sekolah yang menerapkan PTM. Karena menurut data dari Wamenkes kasus konfirmasi positif Covid-19 pada anak naik sebesar 2%. Pada awal Juli kasus Covid-19 pada anak masih 13%, namun kini menjadi 15%.
"Anak-anak yang beraktivitas saat PTM tak hanya berisiko terpapar Covid-19 namun juga berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19 bagi lingkungan keluarganya. Dan jangan lupa bahwa menurut data UNICEF, angka kematian anak di Indonesia akibat Covid-19 lebih tinggi tiga kali lipat dibandingkan angka global," tegasnya.
Firman juga mengingatkan bahwa panduan SKB 4 menteri harus betul-betul diterapkan untuk pertimbangan pelaksanaan PTM, dan sekolah yang dapat menerapkan PTM adalah yang telah lolos assessment daftar checklist prokes.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaNantinya, venue KTT ASEAN difokuskan di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaPemkot Tarakan melaksanakan Kick Off pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024.
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaTanggal 4-7 wilayah-wilayah yang yang bersinggungan ke tempat untuk venue dan penginapan KTT ASEAN itu PJJ total 100 persen di 9 kecamatan.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaVaksin HPV diberikan untuk melindungi diri dari inveksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaNamun Pemprov DKI belum merinci berapa nilai pencairan KJP kali ini
Baca Selengkapnya