Sekolahkan 9 anak ke Jakarta, dai muda Mentawai dikriminalisasi
Merdeka.com - Sungguh malang nasib yang menimpa Farhan Muhammad alias Ramses Saogo ini. Maksud hati ingin menyekolahkan 9 anak-anak yang terhitung masih saudara, dai muda asal Mentawai Sumatera Barat ini malah di meja hijaukan. Farhan dituduh melakukan praktik perdagangan manusia.
"Hari ini Farhan seharusnya Farhan menjalani sidang ketiga dengan tuduhan perdagangan manusia tapi dibatalkan karena hakim tidak ada," ujar penasihat hukum terdakwa, Fitri Yeni kepada merdeka.com, Kamis (20/11).
Fitri menjelaskan kronologis kasus yang menjerat Farhan. Farhan Muhammad alias Ramses Saogo adalah seorang mualaf dari Mentawai. Farhan pulang kampung ke Mentawai setelah berhasil menyelesaikan pendidikannya di salah satu Pesantren di Bogor, Jawa Barat.
-
Kenapa Farouk terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Bagaimana cara agar anak terbebas? Edukasi tentang bahaya rokok ini harus dimulai sejak dini, dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Kenapa ratusan pelajar itu ditangkap? 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Kenapa Fildan pernah berhenti sekolah? Fildan pernah berhenti sekolah beberapa kali karena tidak punya uang untuk membayar komite.
-
Apa yang dilakukan orangtua saat anak menolak sekolah? Dengarkan Keluhan Anak dengan Serius Penolakan untuk pergi ke sekolah bisa disebabkan oleh kecemasan, perbedaan belajar, masalah sosial dan emosional, atau bullying.
Setelah pulang kampung, Farhan miris melihat kondisi pendidikan di daerahnya. Lalu dia mengajak 9 anak-anak yang terhitung masih kerabatnya untuk menimba ilmu di Jakarta.
"Para orangtua dari 9 anak itu pun sudah setuju bahkan senang anaknya akan di sekolah Farhan ke Jakarta. Karena akses pendidikan di sana (Mentawai) tidak memadai. Orangtua 9 anak itu pun senang jika Farhan akan membawa anaknya bersekolah secara gratis di Jakarta," ujar Fitri.
Singkat cerita usai mendapat persetujuan dari para orangtua, Farhan lalu membawa 9 anak laki-laki itu ke Padang. Setelah melewati perjalanan laut, Farhan dan 9 anak ini sampai di Kota Padang. Mereka lalu menginap di Hotel Sriwijaya di Kota Padang.
"Mereka menginap pada 25 Juni di hotel itu. Farhan menyewa 3 kamar di Hotel itu," ujar Fitri.
Saat menginap itu, Farhan lalu bertemu dengan Mayarni Mzen. Dalam rencananya ibu Mayarni ini yang akan memfasilitasi bertemu dermawan yang akan membiayai 9 anak-anak ini mendapatkan pendidikan yang jauh lebih baik di Jakarta.
"Tapi kemudian datang dua polisi yang menangkap Farhan dan Ibu Mayarni. Keduanya ditangkap karena menerima laporan bahwa ada praktik perdagangan manusia. Sejak saat itu, Farhan dan Mayarni ditahan dan diadili," ujar Fitri.
Dua polisi tersebut kemudian membuat berkas dan segera dilimpahkan ke kejaksaan. Dalam dakwaannya, Farhan dan Mayarni dituduh telah melanggar UU Perlindungan Anak dan Perdagangan Manusia.
"Dalam sidang lanjutan sebelumnya, polisi yang menangkap dihadirkan tapi baru satu orang. Polisi itu mengatakan mendapat laporan ada pengumpulan anak dan ada indikasi mereka akan diperjualbelikan," terang Fitri.
Kini Farhan yang dikenal dai muda di Mentawai itu masih dikurung sembari menunggu proses hukum yang harus dia jalani. "Ini murni kasus kriminalisasi seorang dai yang ingin anak-anak di daerahnya mendapat akses pendidikan yang lebih baik," ujar Fitri.
Saat ini para orangtua dari 9 anak juga minta Farhan dibebaskan. Sejak Farhan ditahan, 9 anak itu tidak bersekolah lagi.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah diinterogasi, ternyata pelaku merupakan pelaku perampokan yang selama ini diburu polisi.
Baca SelengkapnyaAtas laporan tersebut pihaknya pun melakukan olah tempat kejadian perkara.
Baca SelengkapnyaKetika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap 11 remaja yang terlibat tawuran di Palembang. Seorang ditahan karena membawa senjata tajam, sedangkan 10 lainnya harus menjalani rehabilitasi.
Baca SelengkapnyaKubu terdakwa meyakini Kiai Fahim tidak bersalah dan terjadi fitnah.
Baca SelengkapnyaPelaku dan barang bukti sajam dibawa ke Mako Polsek Pinang untuk proses hukum lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaPerempuan itu sempat menjadi korban penculikan selama 10 hari di Malaysia.
Baca SelengkapnyaHN mengajak kabur kedua adiknya lantaran kesal diputus sekolah oleh orang tuanya. Hal ini karena kondisi ekonomi keluarga.
Baca SelengkapnyaLantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).
Baca SelengkapnyaPara pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca SelengkapnyaSelama disekap korban tidak diberi makan dan minum, hanya disuruh menenggak minuman keras
Baca SelengkapnyaKasus ini terjadi Februari 2018. Pelaku awalnya menjadi sukarelawan di sebuah PAUD
Baca Selengkapnya