Selain berdagang Slondok, Desi punya keahlian memijat
Merdeka.com - Ibarat buah jatuh tak jauh dari pohonnya, bakat Desi berdagang bukan muncul begitu saja. Almarhum Ibu Desi, Ngatiyem meninggalkan bakatnya berdagang pada anak pertamanya itu. Sewaktu masih hidup, Ngatiyem sehari-hari berjualan sayur di pasar. Namun Tuhan berkehendak lain, pada tahun 2000 Ibunda tercinta Desi meninggal dunia.
Desi bercerita, saat itu dia baru usia lima tahun. Di usianya yang baru lima tahun dia belum tahu betul soal ibu. Hanya saja menurut cerita sang bapak, Ibunya seorang penjual sayur.
"Mungkin bakat jualan turun dari ibu, ibu pintar dagang saya juga bisa dagang," kata Desi.
-
Siapa yang dibantu oleh perempuan tukang pijat tersebut? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.'Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,' ucap perempuan tersebut.
-
Bagaimana Pak Setro Darmo memijat? Dia seakan paham titik-titik mana saja yang perlu dipijat dan diurut, dengan teknik-teknik yang khusus. Angin sepoi-sepoi di pinggir Sungai Cisadane turut mendukung kondisi pasien agar tetap tenang dalam merasakan pijatan Setro Darmo.
-
Siapa yang jualan di sekolah? Aqila tampaknya mengikuti kegiatan di sekolahnya yang mengajarkan siswa menjadi wirausahawan sejak dini.
-
Siapa yang membantu Ibu Dewi? 'Ada bagian yang khusus mengupas bawang, ada bagian mengiris bawang pakai mesin, terus bagian menggoreng. Semua pekerja yang bantu saya tetangga sekitar rumah,' kata Dewi.
-
Siapa yang memberikan pijat refleksi? Sehari-hari, pria 80 tahun ini memberikan layanan pijat refleksi di pinggir Sungai Cisadane, Jalan Kalipasir, Kota Tangerang.
-
Siapa yang membacok guru di Demak? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
Hidup tanpa ibu membuat Desi semakin tegar menghadapi hidupnya. Saat duduk di bangku sekolah kelas 2, Desi pernah mengalami sakit keras, sampai-sampai dia berhenti sekolah selama dua tahun.
"Saya pernah sakit keras, sampai dua tahun nggak sekolah, makanya sekarang adik sudah kelas 2 SMA saya baru kelas 1," jelas Desi.
Selain bakat dagang dari almarhum ibunya, Desi sedikit-sedikit juga mewarisi bakat dari bapaknya yaitu memijat. Di desanya, bapak Desi yang bernama Kamto juga kerap mendapat permintaan untuk memijat orang keseleo atau pun kecapekan. Meski tidak banyak yang menggunakan jasa bapaknya, dengan bangga Desi menceritakan kepandaian bapaknya memijat.
"Bapak itu ya bisa mijat, ya kadang dipanggil orang untuk mijat, itu juga nurun ke saya bakatnya," ungkap Desi.
Desi mengaku dalam beberapa kesempatan dia pernah memijat temannya yang keseleo akibat olahraga di sekolah. Meski tidak dibayar, Desi dengan senang hati memijat temannya.
"Kalau olahraga ada yang keseleo saya bantu pijat, ya gratis sih, tapi kata temen pijatan saya enak," ujarnya.
Desi merasa beruntung mendapat warisan bakat dari kedua orang tuanya, terutama dari almarhum ibunya. Dengan bakat itu Desi bertekad kelak akan menjadi pengusaha sukses. "Kalau orang tua memberi restu, dan mau usaha keras pasti berhasil," tegasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia sebagai pemilik panti pijat mendapat bagian Rp50 ribu sampai Rp150 ribu.
Baca SelengkapnyaPelaku awalnya niat untuk memijat korban, namun ternyata dia terangsang dan melakukan pemerkosaan.
Baca SelengkapnyaBikin haru, kisah anak kelas 4 SD yang berjualan tahu untuk bantu ibunya yang sakit ini viral.
Baca SelengkapnyaSeorang Babinsa pandai memijat dan sering memberikan layanan pijat gratis ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaPara pemijat difabel netra berada dalam kondisi rentan, mulai dari pelecehan seksual sampai penipuan.
Baca SelengkapnyaMentor pijat yang terkenal di berbagai negara ini menggratiskan layanannya untuk orang miskin
Baca SelengkapnyaSelain memproduksi, Dendi juga memiliki misi lain yakni ingin membantu perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaPutu Desie Pratiwi, seorang guru SD yang memiliki semangat wirausaha, memulai perjalanan bisnisnya dengan usaha kecil.
Baca SelengkapnyaDengan modal terbatas, Dicky merintis usaha martabak di pelataran rumahnya. Dia sempat ragu dan takut memulai usaha.
Baca SelengkapnyaAnak-anak seharusnya memang fokus belajar dan bermain. Namun, tidak dengan Jelita. Ia harus berjualan gorengan untuk bantu orang tuanya.
Baca Selengkapnya