Selain Salat Istiska, Ini Upaya Warga & TNI-Polri di Sumsel Tangani Karhutla
Merdeka.com - Ratusan warga bersama aparatur sipil negara, TNI dan Polri menggelar salat Istiska di Griya Agung Palembang, Rabu (18/9). Mereka berharap hujan segera turun agar dapat memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang tengah terjadi.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengungkapkan, karhutla adalah ujian bagi Sumsel di musim kemarau. Tujuannya lebih peduli terhadap alam dan tidak melakukan kesalahan dalam mengelolanya.
"Kita gelar salat Istiska, istighfar dan berdoa. Kepada siapa lagi kita memohon kecuali kepada Allah," ungkap Deru, Rabu (18/).
-
Kenapa sumur di Demak meluber saat kemarau? Melubernya sumur yang dibangun sejak 20 tahun lalu itu sempat membuat sang pemilik khawatir, apalagi fenomena aneh itu terjadi selama 2 hari berturut-turut.
-
Apa contoh masalah lingkungan di musim kemarau? Contoh permasalahan lingkungan hidup yang pertama adalah kekeringan. Kekeringan adalah fenomena yang sering terjadi ketika musim kemarau. Seringkali, di berbagai wilayah Indonesia mengalami kekeringan luar biasa yang dapat berakibat buruk.
-
Kenapa Harun menjadi gubernur Sumbar? Ketika dilanda masa-masa sulit, Harun harus mengemban jabatan sebagai gubernur Sumbar.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
-
Mengapa kebakaran hutan menjadi isu penting? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan.Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain. Dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan sudah tidak bisa dihitung lagi.
-
Apa yang diminta oleh Gubernur Sumbar? 'Kami telah menyampaikan dampak-dampak kerusakan dan kemudian juga beberapa dukungan dari Komisi V di antaranya adalah dukungan peralatan untuk BNPB dan peralatan untuk PUPR dalam rangka untuk darurat,' kata Mahyeldi di Komisi V DPR RI, Kamis (16/5) malam. 'Secara total tadi ada lebih kurang Rp1,5 triliun,' lanjut dia.
Selain secara spiritual, Deru juga menyebut harus dibarengi dengan upaya konkret melalui pencegahan dan pemadaman. Pemadaman hingga saat ini masih terus berlangsung di Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Rawas, Muara Enim, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
"Berbagai teknologi sudah maksimal kita lakukan, water boombing, teknologi modifikasi cuaca (TMC). Bayangkan TMC biaya mahal kita dua kali lakukan, tapi memang tidak air di awan itu," ujarnya.
Dalam pemadaman tersebut, kerapkali terjadi kendala. Utamanya adalah areal yang luas, medan yang sulit dan kedalaman gambut yang bervariasi bahkan hingga puluhan meter.
"Lahan rawa gambut kita ada satu meter, dua meter, lima meter, bahkan puluhan meter. Api di bawah dan membesar," ujarnya.
Pihaknya juga masih mengumpulkan data hasil penelitian terkait penyebab munculnya api, selain 90 persen ulah manusia. Sebab, ada beberapa temuan di lapangan yang belum dipecahkan masalahnya.
"Contohnya, ada rawa gambut yang sangat luas, tiba-tiba di tengah-tengahnya ada api, dari mana api itu, tidak mungkin manusia ke sana, ngapain. Ada contoh lain di Ogan Ilir, waktu kita cek sudah clear, tiba-tiba ada asap. Itu masih pengumpulan data," kata dia.
Terkait biaya pemadaman, Deru mengaku siap mengeluarkan anggaran daerah. Hanya saja, dia menilai sarana pemadaman sudah maksimal seperti adanya sembilan unit helikopter dari BNPB yang siap beroperasi.
Sementara pemberian intensif bagi masyarakat yang terlibat melakukan pemadaman, Deru menyebut upaya ini demi kemaslahatan bersama bukan mengharap imbalan.
"Kalau tahun lalu ada intensif, khususnya di tingkat desa ya. Tapi begini, pemadaman ini bukan mengharapkan intensif tetap karena tanggung jawab," tutupnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai marak di Sumatera Selatan menjadi perhatian serius pemerintah. Cuaca di wilayah itu pun dimodifikasi.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaGubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengisyaratkan bakal menetapkan status tanggap darurat bencana asap karena kualitas udara nyaris menembus ambang batas.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaRakor digelar karne saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca Selengkapnyacara unik dilakukan Satuan Binmas Polres Ogan Ilir, yakni pembagian sarana kontak berupa Alquran dan buku khotbah tentang larangan membakar hutan.
Baca SelengkapnyaDampak El Nino terhadap pertanian nasional akan sangat besar bila tidak ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaPuluhan personel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.
Baca Selengkapnya