Selain Trio, Ternyata Ada 1 Kasus KIPI Fatal Diduga Berkaitan Vaksin AstraZeneca
Merdeka.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengirimkan surat kepada Kementerian Kesehatan RI pada 11 Mei 2021 lalu. Surat bernomor R-PW.01.13.3.35.05.21.394 perihal Tindak Lanjut KIPI Fatal Vaksin Covid-19 AstraZeneca itu ditujukan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes.
"BPOM melalui UPT BPOM dalam proses melakukan investigasi handling vaksin terkait adanya 2 laporan KIPI serius fatal yang diduga berkaitan dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca (COVAX) bets CTMAV547," dikutip dari surat yang dikirim BPOM ke Kemenkes, 11 Mei lalu itu.
Perihal pernyataan di surat tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Siti Nadia Tarmizi, tidak mengelak. Dia membenarkan bahwa ada dua kasus KIPI fatal/serius di Jakarta yang diduga disebabkan oleh vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan vaksin Mpox mulai digunakan di Indonesia? Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan MVA-BN sudah dilakukan sejak 2023, setelah ditemukannya kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
"Iya kalau KIPI AstraZeneva yang dimaksud itu dua-duanya di Jakarta," kata Nadia saat dihubungi merdeka.com, Senin (17/5).
Nadia tidak membeberkan lebih detil kedua kasus tersebut. Diketahui bahwa kasus pertama yang dimaksud menimpa Trio Fauqi Virdaus, karyawan outsourcing PT Pegadaian (Persero) yang meninggal satu hari setelah disuntik vaksin AstraZeneca di Gelora Bung Karno 5 Mei lalu. Sedangkan satu kasus lainnya belum terungkap.
Secara terpisah, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Hindra Irawan Satari, juga membenarkan ada dua kasus KIPI serius yang diduga disebabkan oleh vaksin AstraZeneca batch yang sama dengan Trio, yakni CTMAV54. Dia juga membenarkan bahwa kejadiannya bulan Mei ini.
Hindra mengaku pihaknya masih melakukan investigasi terhadap satu kasus yang belum bisa dipublikasikan itu.
"Iya batch yang sama dengan Trio, iya kejadiannya (bulan Mei) sekarang sedang kami investigasi," kata Hindra saat dihubungi merdeka.com, Minggu malam (16/5).
Sebelumnya, pada hari Minggu kemarin (16/5), Kemenkes akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara produksi dan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 sebagai bentuk kehati-hatian pemerintah. Diketahui bahwa pemerintah menerima 3,852,000 dosis AstraZeneca pada 26 April 2021 lalu melalui skema Covax Facility/WHO. Dari jumlah tersebut, ada 448,480 dosis vaksin AstraZeneca batch CTMAV547. Sehingga, hanya 448.480 atau 11,64 persen vaksin yang dihentikan sementara distribusi dan penggunaannya. Sedangkan batch lainnya, pemerintah memutuskan untuk tetap berjalan.
"Batch ini sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian ke DKI Jakarta dan Sulawesi Utara. Penggunaan vaksin AstraZeneca tetap terus berjalan dikarenakan vaksinasi Covid-19 membawa manfaat lebih besar,” kata Nadia Tarmizi selaku juru bicara vaksinasi Kemenkes.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaNgabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaDinas kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan kasus Covid-19 naik 40 persen dalam sepekan. Sementara kasus mycoplasma pneumonia enam orang.
Baca Selengkapnya