Selalu libatkan masyarakat sekitar, kunci sukses Pesantren Gontor
Merdeka.com - Pondok Pesantren Darussalam Gontor merupakan salah satu pondok pesantren terbesar di Indonesia yang berada di Ponorogo Jawa Timur. Seperti halnya perusahaan, Gontor juga melakukan pemberdayaan dan pembinaan warga sekitar serupa Corporate Social Responsibility (CSR).
"Pola setor, setor jajan-jajan nanti santri yang beli tapi diorganisasi. Gontor membina hal tersebut" ujar salah satu pimpinan Gontor KH Hasan Abdullah Sahal ketika ditemui di Silatnas Pimpinan Pesantren Alumni Gontor (23/1) di Tangerang.
Pendidikan tidak hanya diberikan untuk santri tetapi juga pembinaan dan pelatihan untuk warga sekitar baik para petani, pedagang serta usaha kecil menengah. Pembinaan tersebut dilakukan dalam segala hal antara lain dengan meberitahukan cara berkoperasi untuk pedagang dan UMKM, pemberian beras slip, penggilingan beras dan kemudahan bagi masyarakat di sekitar Gontor.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Siapa yang mengunjungi sekolah dan pesantren di Kalimantan Selatan? Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor kembali melanjutkan perjalanan Turdes, kini dirinya menyambangi sekolah hingga pesantren.
-
Siapa yang bisa membantu anak betah di pesantren? Ada berbagai strategi yang bisa dilakukan oleh orang tua dan pihak pesantren untuk membantu anak beradaptasi dan merasa lebih diterima di pesantren.
-
Siapa yang mendapat manfaat dari pondok pesantren? Maidi mengatakan, pondok pesantren itu diperuntukkan bagi anak-anak yatim di Kota Madiun.
-
Bagaimana warga memenuhi kebutuhan sehari-hari? Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, setiap warga mencatat pada kertas lalu menitipkan daftar belanja pada truk tersebut.
-
Apa yang dimakan petani Pangandaran? Mereka cukup memanfaatkan alam sekitar demi mendapat bahan makanan.
"Bayangkan kalau ada 10.000 orang saja setiap hari makan sudah butuh berapa beras, sayur dan masyarakat sekitar yang supply itu semua. Gontor memberikan kehidupan kepada masyarakat sekitar di samping mereka juga dibina," tambah Ketua Forum Pimpinan Pesantren Alumni Gontor Zulkifli Muhadli.
Bupati Sumbawa Barat itu pun juga mejelaskan keberlangsungan simbiosis tersebut sudah terjadi dari awal berdirinya Gontor. Dan banyak sekali warga yang terlibat dari kebutuhan makanan santri, cucian santri hingga cukur rambut.
"Dari awal Gontor sudah perkuat itu. Kalau acara wali murid, warga sekitar juga mendapatkan berkah karena rumahnya dipakai untuk penginapan. Selalu ada multiple effect-nya" tambahnya.
Pondok Pesantren Darussalam Gontor September mendatang menginjak usianya yang ke-90. Beberapa tokoh besar seperti Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI KH Hasyim Muzadi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid dan Pimpinan Muhammadiyah Din Syamsudin merupakan alumni dari pondok ini.
Semangat tetap terjaga
Gontor berdiri tahun 1926 silam, dengan pendirinya KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie dan KH Imam Zarkasy yang dikenal dengan Trimurti dengan semangat perjuangan. Kini, Pesantren Gontor sukses dipegang oleh KH Hasan Abdullah Sahal, KH Syukri Zarkasy dan KH Syamsil Hadi Abdan.
"Pesantren berdiri sebagai anti penjajah, sebagai benteng dari penjajah," ujar KH Hasan Abdullah Sahal pada Silaturahmi Nasional Pimpinan Pesantren Alumni Gontor Jumat (22/1) Tangerang.
Gontor sendiri memiliki tiga unsur yang sangat melekat yakni keislaman, keilmuan dan kemasyarakatan. hal tersebut tetap dijaga dengan bermodal kemauan yang kuat untuk mengembangkan pesantren dari awal berdirinya.
"Kemauan. Jadi dari kemauan. Modal untuk jadi kiai modal untuk mendirikan pondok adalah kemauan dari dalam. Kalau dari masyarakat, dari atasan, dari kepepet tidak akan konsisten. Modalnya dari kemauan kiai. Mangkanya konsistensi itulah yang dipegang. Orang yang omongannya gak bisa dipegang gak akan lama" tambahnya kepada merdeka.com.
Gontor mengintegrasikan ilmu pengetahuan umum dengan ilmu pengetahuan agama. Namun tidak hanya itu. Pelajaran hidup pun menjadi nilai penting dalam pembentukan karakter santri.
"Selama saya di Gontor saya mendapat pelajaran hidup tidak hanya pelajaran ilmu. Di Gontor ada pembentukan karakter, pendidikan pemikiran, pendidikan logika, pendidikan keberanian berekspresi," sambil mengingat, KH Hasyim Muzadi menceritakannya kembali.
Gontor tidak lepas dari icon 'Man jadda Wajada" yang artinya siapa giat dia dapat. Setiap santrinya ditularkannya jargon ini guna membangkitkan semangat mereka.
"Waktu saya ngajar, dulu 'manjadda wajada' didengungkan setiap pagi untuk menyemangati dan semua meyakini sebagai nilai yang menyatu dengan dirinya dan dapat ditularkan kepada siapa pun" ujar Abdul Jaliel Hawary, salah satu alumni Gontor yang pernah mengajar selama lima tahun.
Pondok dengan jumlah santri 25.000 orang pada tahun ini juga memiliki jaringan yang kuat antar alumni. Ditemui dalam kesempatan temu alumni di Tangerang Ketua Farum Pimpinan Pesantren Alumni Zulkifli Muhadli menjelaskan terdapat 350 lebih alumni Gontor yang menjadi pimpinan pondok pesantren dan komunikasi terjalin baik di media sosial. Juga diharapkan ke depannya bekerja sama di bidang ekonomi. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bobon Santoso memasak di Kupang dengan 4 ekor sapi dan 100 ekor ayam.
Baca SelengkapnyaRasio kewirausahaan nasional Indonesia saat ini tercatat berada di angka 3,47 persen dan ditargetkan setidaknya mencapai 12 persen pada 2045.
Baca SelengkapnyaAksi sekelompok orang buka warung makan hanya bayar seribu ini bisa makan sepuasnya. Tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaPenanaman melon dilakukan oleh para santri yang notabene berasal dari keluarga petani.
Baca SelengkapnyaSetiap orang bisa membuat 1.000-1.500 lontong per hari
Baca Selengkapnya