Selama 2015, kasus narkoba di Surabaya alami peningkatan

Merdeka.com - Catatan aksi kejahatan di Surabaya, Jawa Timur, selama 2015 terus mengalami penurunan. Namun, kasus narkoba yang mengalami peningkatan. Sementara kasus 3 Cepu atau curat, curas dan curanmor turun 16 persen atau 1.122 laporan polisi (LP) di Tahun 2014, turun menjadi 943 LP di Tahun 2015.

Dari catatan Polrestabes Surabaya, kasus narkoba naik dari 439 LP di Tahun 2014, menjadi 620 LP di tahun ini. Sedangkan delapan kasus lainnya, mengalami penurunan, dan tetap.

Diungkap Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Yan Fitri, dari data crime indeks per jenis, sembilan kasus yang ditangani pihaknya, narkoba memang menjadi kasus paling menonjol di sepanjang Tahun 2015 ini.

Kemudian disusul ‎kasus curat di peringkat dua. Curanmor bertengger di urutan tiga, dilanjutkan kasus curas, judi, anirat, trafficking, pembunuhan dan kasus upal. "Semuanya mengalami penurunan, hanya narkoba yang mengalami peningkatan," kata Yan Fitri saat menggelar analisa dan evaluasi (anev) tahunan di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (30/12).

Perwira tiga melati di pundak ini memaparkan, untuk kasus narkoba‎, di Tahun 2014, jumlah LP ada 439, selesai 416 dan ungkap kasus 439. Di Tahun 2015, naik 620 LP, 559 kasus selesai, dan 620 ungkap kasus.

Kemudian kasus curat, di Tahun 2014 ada 528 LP turun 451 LP di Tahun 2015. Kemudian 396 kasus selesai, di Tahun 2015 ada 491 kasus selesai dan ungkap kasus tahun lalu ada 550, di tahun ini ada 496 kasus.

Curanmor di Tahun 2014 ada 326 LP, 166 kasus selesai, dan 308 ungkap kasus. Di tahun ini ada 281 LP, ‎150 kasus selesai dan 238 ungkap kasus. Untu kasus curas; 268 LP, 181 kasus selesai dan 245 ungkap kasus di lalu, sedang di tahun ini; 211 LP, 156 selesai, dan 173 ungkap kasus.

Kasus pembunuhan; 4 LP, 5 selesai dan 6 ungkap di tahun lalu. Di tahun ini; 4 LP, 13 selesai, dan 5 ungkap. Untuk kasus anirat: 234 LP, 171 selesai, dan 148 ungkap di tahun lalu. Di tahun ini; 250 LP, 318 selesai, dan 166 ungkap.

Kasus judi di tahun lalu; 519 LP, 399 selesai dan 519 ungkap. Di tahun ini; 285 LP, 234 selesai, dan 285 ungkap. Kemudian kasus trafficking di tahun lalu; 4 LP, 7 selesai dan 1 ungkap. Di tahun ini; 8 LP, 6 selesai dan 7 ungkap. Sedangkan kasus upal; 4 LP, 5 selesai dan 3 ungkap. Di tahun ini; 4 LP, 3 selesai dan 3 ungkap.

"Untuk LP 3 Cepu‎, trend kejadian turun 16 persen, atau dari 1.122 ke 943 LP. Sementara penyelesaiannya naik 10 persen atau dari 743 ke 725 LP. Sedangkan ungkap kasus 3 Cepu, turun 2 persen atau dari 1103 ke 907 kasus," sambung Yan Fitri.

Kembali dia melanjutkan, "Untuk anatomi kasus 3 Cepu, kasus curas didominasi di jalan umum, yaitu 192 LP, sedangkan curat dan curanmor didominasi di kawasan pemukiman, masing-masing 189 LP untuk curat dan 194 LP kasus curanmor."

Berdasarkan modus operandinya, masih terang Yan Fitri, kasus curas mayoritas pelaku perampasan, yaitu 180 LP. Kasus curat didominasi banyak modus, yaitu 302 LP. dan curanmor paling banyak modusnya rusak kunci, yaitu 252 LP.

"Berdasarkan hari, kasus curas sering terjadi di hari Senin, yaitu 41 LP, kasus curat kerap di hari Rabu, yaitu 74 LP, dan curanmor di hari Senin, yaitu 51 LP. Hari-hari ini yang patut diwaspadai, berdasarkan intensitas kejadian," jelasnya.

"Sedangkan berdasarkan waktu, antara pukul 21.00 sampai 24.00 WIB, perlu diwaspadai kasus curasnya. Untuk curat biasa terjadi pada pukul 18.00 WIB sampai 21.00 WIB. Sedangkan curanmor, kerap terjadi pada pukul 12.00 WIB sampai 15.00 WIB," pungkasnya.