Selama Ramadan, banyak makanan takjil berbahaya di Surabaya
Merdeka.com - Masyarakat yang mencari dan menerima makanan takjil harus lebih berhati-hati. Sebab Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya menemukan sebagian pangan takjil mengandung bahan rhodamin (bahan kimia pewarna pakaian) dan boraks.
Sekitar 272 pangan takjil untuk dilakukan pemeriksaan, dan yang memenuhi syarat ada 230, sisanya sebanyak 42 tidak memenuhi syarat, karena mengandung bahan berbahaya.
"Ada 11 produk makanan takjil yang mengandung Rhodamin B, dan 31 mengandung boraks," terang Kepala BBPOM Surabaya I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa di Surabaya, Senin (27/6).
-
Apa saja jenis pewarna makanan sintetis yang berbahaya? Blue 1: Pewarna ini sering digunakan dalam minuman, permen, dan produk roti. Beberapa penelitian menunjukkan adanya potensi risiko kanker yang kecil dan kemungkinan pengaruh negatif terhadap neuron.
-
Kenapa pewarna makanan berbahaya? Meskipun banyak pewarna makanan yang aman, ada 11 jenis yang perlu dihindari.
-
Kenapa pewarna makanan sintetis berbahaya? Pewarna makanan ini dapat menyebabkan efek samping yang merugikan, termasuk reaksi alergi, asma, urtikaria, gangguan perilaku, dan bahkan kanker.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
-
Bagaimana cara menghindari pewarna makanan berbahaya? Baca label dengan cermat, termasuk obat anak, untuk menghindari pewarna sintetis.
-
Apa saja yang bisa mencemari buah dan sayur? Banyak buah dan sayur di pasaran dapat terkontaminasi oleh bakteri, patogen, dan residu pestisida.
Hasil temuan tersebut selama Ramadan, saat BPPOM melakukan sidak maupun pengawasan di sejumlah daerah yang ada di Jawa Timur.
Selain itu, BBPOM yang melakukan pemeriksaan dan pengawasan pada 2.330 pangan, ternyata juga menemukan 215 pangan yang tidak layak edar.
Terdiri 91 item pada produk yang sudah dalam bentuk kemasan rusak, tapi dijual. Kemudian 45 produknya sudah kedaluwarsa, 30 pangan tanpa izin edar dan 49 tidak memenuhi ketentuan.
"Semua produk yang ditemukan BPPOM di sejumlah toko di Jawa Timur, seperti distributor makanan, toko, supermarket, pasar tradisional kini menjadi pengawasannya. Karena makanannya susah tersebar di sejumlah daerah seperti Malang, Banyuwangi, dan di beberapa daerah Jawa Timur," tandas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun bahaya yang ditimbulkan ke tubuh manusia bersifat akumulatif atau tidak langsung terasa.
Baca SelengkapnyaPara pedagang hanya diedukasi dan diingatkan agar tak mengulangi perbuatanya.
Baca SelengkapnyaHasil pengecekan laboratorium itu, seluruh sampel makanan-minuman dalam kondisi layak konsumsi.
Baca SelengkapnyaPecinta petualangan kuliner, hati-hati! Eksplorasi hidangan eksotis dan sehari-hari dapat membawa risiko bahaya kesehatan.
Baca SelengkapnyaDengan mengetahui jenis-jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi makanan tersebut.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah beberapa jenis pewarna makanan berbahaya yang perlu dihindari untuk kesehatan Anda dan dampaknya.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaPerlu ketelitian yang tinggi saat akan membeli bahan makan terutama yang berbahan dasar segar seperti ayam, ikan, tahu dan beberapa bahan lain.
Baca SelengkapnyaKonsumsi sejumlah makanan yang mengandung formalin terutama yang terkandung pada tahu dan bakso bisa sebabkan masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan menunjukkan sate daging, gulai daging dan krengsengan daging positif bakteri Salmonella sp.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Jovi Adhiguna juga memberikan klarifikasi dan mengaku aksinya tersebut sudah merugikan banyak pihak.
Baca Selengkapnya