Selidiki kasus pembantaian Tasir, polisi menginap di rumah korban
Merdeka.com - Jarak tempuh yang jauh dan sulit, membuat penyidik sejak beberapa hari terakhir terpaksa menginap di rumah korban Tasir (65), yang dibantai bersama empat anak istrinya. Penyidik baru dipulangkan jika temuan awal dalam penyelidikan terungkap.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol R Djarod Padakova mengatakan, untuk mengungkap kasus tersebut pihaknya menurunkan 25 penyidik dari Polres Banyuasin dan Polda Sumsel ke lokasi. Mereka disiagakan 24 jam untuk mencari barang bukti dan penyelidikan lebih lanjut.
"Jaraknya jauh, harus lewat sungai tiga jam, belum lagi jalur darat dua jam, tidak ada penerangan. Jadi, 25 penyidik kita inapkan di TKP, 24 jam full di sana," ungkap Djarod, Kamis (19/5).
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Bagaimana polisi menangani kasus perundungan ini? Polisi memastikan bahwa kasus ini diproses secara hukum meski kedua tersangka masih di bawah umur. Polisi akan menerapkan sistem peradilan anak terhadap kedua pelaku. Kedua pelaku terancam pidana penjara selama tiga tahun dan denda Rp72 juta.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Apa yang dilakukan polisi setelah disekap? 'Korban beralasan akan menjual mobil miliknya sehingga para tersangka melepaskan korban dari ikatan dan membiarkannya pulang untuk menjual mobilnya,' kata Mikael.
-
Dimana korban disekap? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
Selain penyidik, kata Djarod, sejumlah pejabat Polda Sumsel dan Polres Banyuasin, seperti Direktur Ditreskrimum dan Kasubdit Jatanras, harus bolak-balik ke lokasi untuk mencari perkembangan terbaru, termasuk melakukan olah TKP berulang-ulang.
"Ya, harus begitu, dua hari ini, berturut-turut berangkat ke sana. Ini karena kasusnya termasuk besar dan jauh," ujarnya.
Djarod menambahkan, sejauh ini kondisi di lapangan cukup kondusif. Tidak ditemukan gejolak dari masyarakat maupun keluarga korban.
"Kondusif dan terkendali. Penyelidikan tetap lancar, pencarian barang bukti di lapangan juga terus dilakukan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Kecamatan Muara Sugihan, Banyuasin, Sumatera Selatan, dalam empat hari terakhir dihebohkan dengan penemuan lima mayat yang mengapung di anak Sungai Musi. Setelah diselidiki, para korban merupakan satu keluarga.
Mereka adalah Tasir bin Sarat (65), Topiah (60), Kartini binti Tasir (37), Winarti binti Tasir (14), dan Ariyam binti Tasir (6). Semuanya tinggal di Jalur 16, Desa Indrapura, Kecamatan Muara Sugihan, Banyuasin.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayat terbungkus kasus itu pertama kali ditemukan oleh warga yang sedang melintas di tempat kejadian perkara (TKP).
Baca SelengkapnyaTerduga berinisial HH, merupakan kerabat dekat korban yang jasadnya dibuang di tengah jalan dalam gulungan kasur.
Baca SelengkapnyaPenyidik akan mereview kembali temuan dengan fakta yang didapat dari lapangan.
Baca SelengkapnyaAda Sejumlah Luka, Pria Tewas Membusuk dalam Kamar Kos di Depok Diduga Korban Pembunuhan
Baca SelengkapnyaPenyidikan dilakukan secara scientific crime investigation yang melibatkan interprofesi.
Baca Selengkapnya