Selidiki kematian dua bocah, KPAI panggil panitia pembagian sembako di Monas
Merdeka.com - Forum Untukmu Indonesia (FUI), penyelenggara acara bagi-bagi sembako mengutus kuasa hukumnya yakni Henry Indraguna menemui Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Kedatangannya memberikan klarifikasi terkait informasi dua bocah meninggal saat acara bagi-bagi sembako di Monumen Nasional (Monas).
Sekedar Informasi, Sabtu 28 April 2018 kemarin, FUI menggelar sebuah kegiatan di Monas, Jakarta Pusat. Salah satu kegiatan yaitu pembagian sembako. Kegiatan itupun meninggalkan masalah besar. Dua bocah asal Pademangan Barat, Jakarta Utara menjadi korban. Mereka MJ (12) dan MR (10) diduga tewas akibat terinjak-injak saat mengantre di acara pembagian sembako. Buntutnya, keluarga korban pun membawa kasus ini ke ranah hukum.
Dalam kasus ini, KPAI mencoba menggali lebih jauh penyebab kematian MJ dan MR. Hari ini, Kuasa hukum penyelenggara panitia memenuhi panggilan komisoner KPAI.
-
Kenapa Motis diadakan? 'Setelah kami evaluasi, jalur tengah ini lebih banyak peminatnya. Maka jalur ini dipilih dengan harapan membuka kesempatan bagi mereka yang membutuhkan Motis ini,' tambahnya.
-
Siapa yang dipersilakan MK untuk menyampaikan kesimpulan? Selama RPH berlangsung, ia mempersilakan apabila terdapat pihak yang ingin menyampaikan kesimpulan dalam bagian penanganan PHPU Pilpres 2024.
-
Apa yang menyebabkan kematian MR? 'Hasil uji labfor ini bersesuaian dengan hasil penyelidikan bukti-bukti petunjuk yang kami lakukan dan keterangan pelaku AFA,' kata Kepala Polres Pacitan, AKBP Agung Nugroho. Demikian dikutip dari Antara, Sabtu (3/2).
-
Mengapa MKMK dibentuk? Untuk menegakkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim Konstitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi…'.
-
Siapa korban MR? 'MR ini mau mengambil tiga celana dalam yang belum dicuci sama korban di kamar kosnya,' kata Kanit Reskrim Polsek Sukolilo, Ipda Aan Dwi Satrio Yudha, Senin (1/7).
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
"Kami telah melakukan penggalian kuasa hukum sudah mendapatkan konsep kegiatan seperti apa, kronologi seperti apa, tahu nya sampai kapan terkait dengan anak yang meninggal tentu sudah dapat info itu, termasuk soal perizinan baik dari polisi maupun UPT, tentu menjadi materi berharga buat KPAI untuk mendalami kasus ini secara komprehensif," papar Ketua KPAI, Susanto, Jumat (4/5/2018).
Susanto menjelaskan, pemanggilan terhadap panitia bertujuan untuk memastikan perencanaan kegiatan. Mengingat sewaktu pembagian sembako banyak dihadiri anak-anak.
"Ini bagaimana (perencanaannya) karena anak juga tentu banyak yang hadir di situ. Itu perkiraannya ada 100 anak juga cukup banyak," ungkap dia.
"Jadi fokus kami pada aspek perlindungan anaknya, ini sudah berproses hukum di kepolisian," sambung dia.
Susanto menjelaskan tidak menutup kemungkinan KPAI juga akan mengundang pihak provinsi DKI Jakarta. Dia menjadwalkan pekan depan akan memanggil pejabat di Unit Pelayanan Teknis dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.
"Hari ini baru klarifikasi pertama dari pihak panitia lalu akan menggali dari pihak yang lain, selain penyelenggara atau pihak lain, lalu kita baru bisa lihat sikap selanjutnya, dan baru bisa mengambil sikap secara kelembagaan," ujar dia.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaBeberapa sampel diambil guna diteliti di Laboratorium Forensik.
Baca SelengkapnyaKompolnas mendorong Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi untuk melaksanakan penyelidikan dengan didukung scientific crime investigation
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan 15 orang, tiga di antaranya jadi tersangka karena membawa senjata tajam
Baca SelengkapnyaP juga ada di rumah tersebut, dengan tangan terluka dan berdarah.
Baca SelengkapnyaSelain itu, polisi juga menemukan kantong plastik yang berisikan air keras.
Baca SelengkapnyaPara terlapor ditemani pihak KPAI, P2TP2A Kota Tangsel dan Kanit PPA Polres Tangsel.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, pengungkapan kasus penemuan mayat ibu dan anak ini melibatkan banyak ahli forensik.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya memerika 10 warga sipil terkait kasus 7 mayat remaja laki-laki di Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi, mengatakan pihaknya akan meminta kepada pihak kepolisian agar kasus kematian Afif Maulana siswa SMP Asal Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaKedua kelompok pelajar sepakat melakukan tawuran di Kampung Kukun, Kelurahan Jayabakti, Kecamatan Cabangbungin.
Baca SelengkapnyaTersangka yang diamankan berinisial FA (17) dan FAK (17) yang merupakan saudara kembar. Keduanya pelajar SMK di Kemayoran.
Baca Selengkapnya