Semakin mengerikan, siswa SD berani cekoki dan lakukan pemerkosaan
Merdeka.com - Tindak kejahatan seksual di Indonesia semakin hari nampak semakin memprihatinkan. Terlihat kini bukan hanya remaja saja yang tergiur melakukan tindakan menyimpang tersebut.
Kasus terakhir pemerkosaan dilakukan delapan pelajar tingkat SD dan SMP memerkosa rekannya yang juga di bangku SMP di wilayah Surabaya. Psikolog Klinis dan Forensik Kasandra Putranto menilai, seorang anak apalagi berusia hingga di bawah umur melakukan tindakan kekerasan seksual terjadi karena faktor utama lingkungan keluarga.
"Keluarga itu adalah pabrik manusia. Bagaimana seseorang berperilaku dan berpikir itu awal dasarnya dari apa yang ia lakukan dan ia dengar di lingkungan keluarga," kata Kasandra saat dihubungi merdeka.com, Jumat (13/5) malam.
-
Siapa yang punya pengaruh terhadap anak pelaku bullying? Anak yang cenderung berteman dengan teman-teman yang juga menunjukkan perilaku negatif, seperti suka berkelahi atau mengejek orang lain, lebih berisiko menjadi pelaku bullying.
-
Bagaimana karakter anak terbentuk? Kelima ciri ini mulai membentuk kepribadian anak pada masa pra-remaja, dan kombinasi dari ciri-ciri ini yang akhirnya membentuk kepribadian anak.
-
Bagaimana anak menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang cenderung melakukan bullying sering kali merasa senang atau puas ketika berhasil membuat orang lain merasa tidak nyaman atau takut.
-
Siapa yang perlu berperan aktif dalam pengasuhan? 'Jadi, simpulannya, dalam pengasuhan anak pada orang lain, dituntut peran orangtua untuk dapat memaksimalkan peran pengasuhan dalam sisa waktu di rumah saat bersama anak-anak,' katanya.
-
Apa yang menjadi cerminan perilaku anak? Perilaku anak sering kali menjadi cerminan perilaku orang tua, dimulai dari proses imitasi yang berlangsung sejak bayi.
-
Siapa yang paling berpengaruh dalam membentuk karakter anak? Orang tua yang menanamkan nilai-nilai integritas, empati, dan tanggung jawab akan menghasilkan anak-anak yang memiliki karakter baik.
Menurut Kasandra, jika lingkungan keluarga menanamkan hal yang 'jelek', maka yang ditanam oleh sang anak akan 'jelek' pula dan menghasilkan otak, watak dan intelektual yang rendah. Padahal ketiganya sangat berperan aktif dalam mengatur emosi, spiritual, yang selanjutnya tertuang dalam perilaku sehari-hari.
"Dan sekarang, mengapa mereka melakukan itu? Alasannya berbeda-beda, bisa karena keluarga sehingga psikologis bisa saja tidak matang. Kita bicara profil perilaku yang menyimpang dari norma keluarga, norma agama, norma susila masyarakat, norma klinis (penyakit) hingga norma hukum. Dan untuk anak di bawah umur, biasanya norma klinis," ujar dia.
"Kenapa klinis? Ya karena itu tadi, keluarga hingga masalah kualitas otak dan watak. Otak mempengaruhi perilaku yang membuat kecerdasan intelektualnya umunya rendah. Di rumah sekarang lihat, anak-anak lebih disajikan dengan tayangan percintaan seperti sinetron dan lagu-lagu cinta. Itu yang membuat mereka tertarik dengan hal-hal dewasa. Jadi ini asalnya dari apa? Keluarga. Keluarga itu adalah pabrik manusia," tukasnya.
Akan hal itu, lanjut Kasandra, pilar keluarga sebagai benteng individu kalau sudah mengorbankan anak berarti roboh. Hal itu lah yang mungkin kekerasan seksual saat ini menjadi meledak.
"Jadi mereka korban kekerasan seksual, korban pembiaran orang tua, korban pornografi dengan banyak industri film percintaan dan sejenisnya yang ditayangkan sehingga yang awalnya memreka tak paham, jadi terbuai. Bagaimanapun keluarga nomor satu, baru selanjutnya sekolah nomor dua, masyarakat nomor tiga, industri nomor empat dan negara nomor lima. Kalau mau menyalahkan miras, tayangan pornografi silahkan, tapi kualitas keluarga itu sendiri harus dibenahi," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika anak menyaksikan orangtua melakukan KDRT terutama berulang, hal ini bisa timbulkan dampak psikologis pada mereka.
Baca SelengkapnyaKasus bullying atau perundungan makin marak dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaPerkosaan pertama berawal saat korban main masak-masakan bersama anak tersangka.
Baca SelengkapnyaSeseorang yang menjadi pelaku pembulian biasanya memiliki alasan baik dari dalam dirinya, keluarga atau bahkan lingkungan pertemanan.
Baca Selengkapnyapihak sekolah langsung memanggil para orangtua dari para siswa tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban SH juga dicekoki konten pornografi yang dipertontonkan pelaku melalui layar handphonenya.
Baca SelengkapnyaDari sebelumnya tiga orang, kini menjadi empat korban.
Baca SelengkapnyaAksi bejat SH yang terekam kamera bikin heboh jagat media sosial
Baca SelengkapnyaNasib malang dialami H, bocah SMP yang harus tinggal sebatang karena keluarganya menjadi tersangka pemerkosaan bocah SMP,
Baca SelengkapnyaTerlebih bukan lagi cuma bully secara verbal, namun sudah mengarah ke tindakan kriminal.
Baca SelengkapnyaImam mengungkapkan, AD kini telah ditetapkan tersangka dan dilakukan penahanan.
Baca SelengkapnyaNasib tragis dialami dua kakak beradik disabilitas di Purworejo. Keduanya jadi korban pencabulan oleh tiga pelaku.
Baca Selengkapnya