Semangat NKRI senyap di kampung veteran Makassar
Merdeka.com - Biasanya gebyar HUT RI di bulan Agustus meriah di tengah pemukiman warga termasuk di perkampungan veteran di Jalan Swadaya, Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Makassar tidak ketinggalan.
Berbagai jenis lomba dipersiapkan khususnya yang diperuntukkan buat anak-anak yang membuat 'semangat NKRI' serasa hidup. Tapi kali begitu senyap. Di perkampungan veteran yang dihuni sekitar 50 Kepala Keluarga (KK) ini tampak hanya ada beberapa bendera merah putih yang dikibarkan di sebatang bambu dan umbul-umbul di teras rumah warga.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Apa yang unik dari masyarakat kampung ini? Daerah tersebut dikenal dengan akulturasi masyarakat Dayak dan Tionghoa.
-
Dimana kampung mati petir ini berada? Kampung Petir merupakan sebuah kampung tak berpenghuni yang berada di tengah hutan wilayah Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
-
Apa yang ditemukan di permukiman tersebut? Karena ukuran struktur dan elemen arsitekturnya, para arkeolog berpendapat struktur tersebut mungkin merupakan bangunan umum atau kuil, salah satu contoh tertua yang ditemukan hingga saat ini di Dataran Rendah Yudea.
Andi Tenri, (23), cucu dari almarhum Lettu (purn) Andi Jemma, veteran yang sebelumnya dituakan di perkampungan veteran ini, saat ditemui Senin pagi tadi, (10/8) mengatakan, baru tahun ini betul-betul terasa sepi. Warga keluarga veteran melewatkan begitu saja hari-hari di awal Agustus ini.
"Kegiatan 17 Agustus-an tahun 2014 saja kemarin, tidak ada warga yang berpartisipasi. Sehingga saya yang turun langsung. Saya keluarkan dana sendiri senilai kurang lebih Rp 3 juta," kata Andi Tenri, ibu muda dari satu anak ini.
Tidak ada sepeserpun bantuan warga. Kata Andi Tenri, itu tidak dipermasalahkan asalkan warga khususnya anak-anak bisa bergembira ikut peringati HUT RI. Dana Rp 3 juta itu dikeluarkannya atas dukungan Iqbal suaminya yang seorang pelaut. Selain untuk dimanfaatkan untuk pengadaan properti lomba-lomba, dana itu juga disisihkan untuk hadiah bagi pemenang lomba. Misalnya setiap pemenang atau juara 1 di satu lomba bisa bawa pulang hadiah uang tunai Rp 50 ribu. Hadiah lainnya adalah sepatu untuk anak-anak sekolah.
Lomba yang dihelat seperti joget balon, futsal di lapangan buatan sendiri, perlombaan ibu berdaster main bola, lomba kelereng anak-anak, tusuk botol dan gigit koin.
Sebelumnya juga, kata Andi Tenri lagi, peringatan HUT RI digelar atas dukungan para calon legislator tapi tahun ini bukan lagi musim pemilihan sehingga para politisi sudah tidak lagi menjenguk para keluarga veteran. Sebelum-sebelumnya politisi ini rajin menyambangi termasuk saat banjir terjadi karena tiap tahun perkampungan veteran ini dilanda banjir akibat luapan air kanal di belakang pemukiman dan akibat tumbuhnya pembangunan perumahan di sekitarnya.
Agustus-an kali ini belum menunjukkan tanda-tanda. "Iya belum ada persiapan lomba apapun. Ini saya baru rencana turun ke tengah warga, siapa tahu tahun ini sudah ada yang berminat beri saweran supaya HUT RI di kampung kembali meriah," tutur Andi Tenri.
Dia mengaku bukan siapa-siapa di kampung in. Dia hanya generasi ke sekian dari veteran. Tapi Andi Skrening bapaknya, cucu dari Lettu (purn.) Andi Jemma ini yang dituakan sehingga Andi Tenri merasa punya tanggung jawab untuk mengerahkan warga agar busa bergembira bersama di peringatan hari jadi NKRI.
"Sisa beberapa hari lagi 17 Agustus, semoga masih ada waktu dan semoga kali ini ada dukungan dana dari warga," tutur Andi Tenri, cucu almarhum Lettu (purn.) Andi Jemma.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMakam Pangeran Diponegoro terlihat sederhana karena letaknya yang berada di tengah kota.
Baca SelengkapnyaBendera berukuran 300 x 2 Meter itu dibentangkan sepanjang jalan dan diarak bersama-sama.
Baca SelengkapnyaBerikut ini adalah penampakan seragam TNI di awal kemerdekaan Indonesia, sangat sederhana dan banyak yang memakai seragam sisa peninggalan Jepang dan Belanda.
Baca SelengkapnyaSetelah ditinggal warganya, kampung ini kemudian berganti nama menjadi Mojokoncot
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaSemarak warga Tasikmalaya sambut HUT RI ke-79 ini viral, begini potretnya.
Baca SelengkapnyaJalanan tersebut tampak dihiasi dengan bendera merah putih yang berkibar di sepanjang jalan.
Baca SelengkapnyaBerikut ini potret kampung mati di Jakarta Timur yang pernah dipakai pengungsian warga negara Vietnam dan bekas panti jompo.
Baca SelengkapnyaMenurut Pratikno, hal itu dibuktikan dari banyaknya surat masuk ke pihak Istana.
Baca SelengkapnyaWaka BPIP menjelaskan bahwa gerakan nasional pembagian 10 juta bendera merah putih akan mewujudkan 4 hal utama.
Baca Selengkapnya