Semarang Jadi Medan Pertempuran Selamet Usir Penjajah di Usia 16 Tahun
Merdeka.com - Selamet merupakan pejuang kemerdekaan tentara pelajar yang turut bertempur dalam agresi militer Belanda. Di usianya kini menginjak 90 tahun, dia menceritakan pernah terlibat pertempuran di Jatingaleh, Semarang saat perang gerilya Agresi Militer I Belanda.
Di mana saat itu Belanda berhasil menduduki Jawa Tengah. Dia tergerak menjadi relawan Tentara Pelajar pada tahun 1946 untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
"Waktu itu masih umur 16 tahun. Saya tergerak membela negara daftar Tentara Pelajar yang diinisiasi oleh TNI AD. Rata-rata anggotanya pelajar dan mahasiswa," kata Selamet saat ditemui di rumahnya, Jalan Mahesa Utara II, Pedurungan Tengah, Semarang, Rabu (12/8).
-
Kapan pemuda Medan Area bertempur melawan Sekutu? Salah satunya pertempuran Medan Area yang melibatkan pemuda pribumi melawan tentara Sekutu. Kejadian Awal Medan Area Melansir dari berbagai sumber, tentara Sekutu datang bersama NICA untuk mengambil alih pemerintahan pada tanggal 9 Oktober 1945.
-
Apa yang dilakukan tentara Belanda di Tegal? Potret lawas selanjutnya adalah tentara Belanda sedang menikmati alunan musik keroncong yang diamkan oleh orang-orang Pribumi. Nampak 3 orang tentara sedang duduk di sebidang tanah di Kota Tegal kurang lebih tahun 1947. Seakan-akan foto itu berbicara, ketiga tentara itu begitu sumringah dan senang mendengarkan musik keroncong yang dibawakan oleh warga pribumi.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Siapa yang memimpin perlawanan melawan Belanda? Ketika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Siapa dokter pejuang kemerdekaan yang gugur ditembak Belanda di Jember? Raden Mas (RM) Soebandi merupakan seorang dokter sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia pada era Agresi Militer I dan Agresi Militer II.
Ketika sudah daftar Tentara Pelajar, Selamet masuk Korps TP Barikade 17 di Detasemen III Yogyakarta. Kemudian, ia memutuskan pulang ke rumah orang tua di Purworejo. Tiba-tiba mendapatkan mandat dari komandan wilayah Letkol Suharto untuk ikut serta berperang di Yogyakarta hingga Gunung Kidul.
"Pas Serangan Umum 1 Maret 1949, saya berperang di beberapa titik. Awalnya saya jalan kaki dari Parakan sampai Yogyakarta," ujarnya.
Saat agresi militer I, ia bercerita sempat terlibat pertempuran di sekitar Jatingaleh. Peristiwa itu terjadi ketika tentara Belanda berhasil dipukul mundur sampai ke Semarang.
"Saya juga ikut gerilya sampai Semarang lawan Belanda. Sampai pasukan kami berhasil usir Belanda mundur," jelasnya.
Selamet kelahiran tahun 1930 merupakan mantan anggota tentara pelajar Detasemen III yang masih hidup. Selamet pun bergabung dengan 1.200 prajurit TP lainnya, untuk ikut bertempur melawan tentara kolonial Belanda.
Rekan-rekannya yang berasal dari pelajar berusia 16 tahun kemudian diperbantukan untuk melawan tentara kolonial. "Dulu ada 1.200 TP, yang meninggal waktu perang revolusi ada 120 orang," ujarnya.
Usai perang kemerdekaan, tahun 1951 Tentara Pelajar secara resmi dibubarkan. Masing-masing anggota mendapat penghargaan dari pemerintah dan beasiswa untuk melanjutkan studi yang selama ini sudah terbengkalai menjadi pejuang.
Selamet kembali bekerja di ladang perkebunan milik pemerintah. Setelah 24 tahun bekerja, ia pensiun pada 1986, dan memutuskan menjadi relawan Palang Merah Indonesia (PMI).
"Karena saya tahu darah sangat dibutuhkan masyarakat, makanya saya pilih jadi sukarelawan PMI. Saya rutin ajak warga Pedurungan untuk berdonor darah. Saya jadi relawan PMI sudah 32 tahun sudah mampu mengumpulkan 4.500 kantong darah untuk diserahkan PMI," jelasnya.
Atas jasanya sebagai anggota Tentara Pelajar dalam pejuang kemerdekaan melawan Belanda, dia mendapat penghargaan sebagai pahlawan gerilya dengan pangkat terakhirnya yaitu prajurit satu.
"Saya bangga bisa berbuat sesuatu bagi nusa dan bangsa. Termasuk saat saya rutin menggalang donor darah. Sekarang saya dapat tunjangan veteran dari pemerintah," ungkapnya.
Ia berpesan kepada generasi muda diharapkan belajar dengan tekun mesti kondisi sedang pandemi Covid-19. Dengan belajar, bisa menumbuh kembangkan dan meningkatkan minat bakat dan kecintaan pelajar dalam mengisi kemerdekaan.
"Ide-ide kreatif yang bisa melanjutkan jiwa semangat nasional," katanya.
Ketua Legiun Veteran Kota Semarang Herman Josep Soedjani mengaku saat ini tengah meneruskan semangat perjuangan kepada generasi penerus bangsa di tengah pandemi Covid-19.
"Modalnya hanya dengan semangat moril yang kuat. Gotong royong cinta Tanah Air dan rela berkorban ini bagian dari nilai kejuangan. Semua harus diwarisi kepada anak muda," kata Herman Josep Soedjani.
Mengingat dampak Covid-19 tidak hanya pada sektor kesehatan saja, tapi keutuhan gotong royong ekonomi. Generasi muda nantinya bisa ciptakan ide dan lapangan kerja yang dapat dilakukan mandiri.
"Seperti beternak, bertani sehingga membuat banyak orang muda menjadi kreatif. Kita jangan sampai larut pada masalah pandemi ini. Tapi tetap semangat tinggi kita tetap kreatif dengan tetap memperhatikan prtotokol kesehatan," ungkapnya.
Di Semarang saat ini ada 282 legiun veteran yang masih hidup. Meski begitu, mereka rata-rata hidup dengan taraf ekonomi menengah ke bawah. "Anggota kita 282 orang. Usianya sudah 70 sampai 90 tahun," jelasnya.
Ia menuturkan, para legiun veteran hidup dengan kondisi yang beragam. Menurutnya ada seorang legiun yang masih bisa tinggal di rumah sendiri dan membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah.
"Sebagian besar rumahnya ada yang direhab. Ada juga legiun veteran yang ikut anaknya. Ada yang ngontrak rumah. Beberapa masih ada yang menumpang di rumah saudara," ujarnya.
Pemerintah pusat, setiap tahunnya sudah mengucurkan uang tunjangan bagi para veteran pejuang kemerdekaan. Ia menyebut tiap veteran pejuang mendapat tunjangan sebesar 50-100 persen.
"Tunjangan veteran ada. Nominalnya antara Rp1,8 juta-Rp2,6 juta setiap orang," tutupnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah
Baca SelengkapnyaIndonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Baca SelengkapnyaTepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok pemuda terkeren dan tampan dalam sejarah Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemberontakan G30S/PKI juga meletus di Semarang. Brigjen Suryo Sumpeno mengerahkan panser dan tank untuk mengusir mereka.
Baca SelengkapnyaKonflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada dinding-dinding rumah itu masih terdapat lubang-lubang bekas peluru yang ditembakkan pada saat perang meletus.
Baca SelengkapnyaSerangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
Baca SelengkapnyaPada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.
Baca SelengkapnyaPertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaBanyak orang Minahasa yang melakukan perantauan. Hal ini terjadi karena para pemuda Minahasa mulai menyadari bahwa dunia itu luas.
Baca SelengkapnyaPria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca Selengkapnya