Semasa hidup, Cintya pilih kerja di Kementerian ESDM ketimbang perusahaan asing
Merdeka.com - Jannatun Cintya Dewi, salah satu korban kecelakaan Lion Air JT 610, semasa hidupnya memilih mengabdi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ketimbang menerima tawaran kerja dari perusahaan Singapura.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Direktorat Hilir Migas Kementerian ESDM Yuli Rachwati saat membagi cerita yang didengarnya langsung dari Surtiyem, ibu kandung Cintya.
"Ibunya tadi malam cerita, setelah lulus dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jannatun langsung ditarik untuk bekerja di sebuah perusahaan asal Singapura," kata Yuli kepada wartawan di Sidoarjo, Kamis (1/11). Dikutip dari Antara.
-
Mengapa Junita terbang ke Singapura? Junita bahkan bersedia terbang ke Singapura untuk hadir di acara tujuh bulanan Syahrini. Acara tersebut hanya dihadiri oleh sedikit orang, semuanya merupakan tamu istimewa.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Kenapa Ratna Sari Dewi terbang dari Tokyo? 'Sangat berterima kasih kepada Dr. Findley yang merupakan pengurus rumah tangga terbaik yang dapat kami harapkan dalam beberapa tahun terakhir dan untuk ibu saya yang terbang dari Tokyo,' lanjut Kartika.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
Namun berhubung Jannatun Cintya Dewi merupakan anak perempuan satu-satunya dari dua bersaudara, orang tua tidak mengizinkan untuk menerima tawaran kerja dari perusahaan asal Singapura itu.
Yuli hari ini mewakili Menteri ESDM Ignasius Jonan mengantarkan Jannatun Cintya Dewi ke peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Umum Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Labupaten Sidoarjo, yang berlangsung Kamis pagi.
Cintya baru setahun menjadi aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian ESDM. Perempuan lajang berusia 24 tahun itu merupakan korban Lion Air JT 610 pertama yang berhasil diidentifikasi.
"Memang almarhumah menuruti nasihat orang tuanya, dia memilih mengabdi untuk bekerja di dalam negeri ketimbang menerima tawaran kerja di sebuah perusahaan asal Singapura," tuturnya.
Setelah dinobatkan sebagai lulusan terbaik dari jurusan Teknik Kimia ITS, putri pasangan Bambang Supriyadi (48) dan Surtiyem (45), yang memiliki adik lelaki bernama Nardzir Ahmad Firdaus (17) itu pernah bekerja di Bank Mandiri selama setahun, sebelum kemudian di tahun 2017 mengikuti ujian ASN di Kementerian ESDM dan diterima sebagai analis Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi.
Yuli menyebut Cintya adalah analis terbaik di Kementerian ESDM yang secara langsung berada di bawah kepemimpinannya. Kepintaran dan kecerdasannya membuat Cintya sering dipercaya untuk melakukan tugas monitoring pelaksanaan pencampuran B20 non PSO Pertamina di berbagai daerah wilayah Indonesia.
Hingga akhirnya korban mengalami kecelakaan bersama pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober lalu.
Saat itu Cintya bersama dua rekan sesama analis lainnya dari Kementerian ESDM, yaitu Fatwa Kurnia Dewi asal Tangerang, Banten, dan Dewi Herlina asal Bekasi, Jawa Barat, yang hingga kini masih belum teridentifikasi, berencana melakukan pengawasan B20 di Pangkal Pinang.
"Jannatun memang sering saya ajak untuk melakukan pengawasan B20. Sebelum di Pangkalpinang, dia juga saya ajak bertugas di Surabaya, Denpasar, Batam dan Wayame di Ambon," lanjutnya.
Setelah dari Pangkalpinang, Yuli menandaskan, Kementerian ESDM sebenarnya masih mengandalkan Jannatun untuk melakukan pengawasan B20 ke berbagai daerah lainnya.
"Tapi ternyata Allah SWT punya rencana lain. Pengawasan B20 ke berbagai daerah lainnya sementara ini selama sepekan ke depan dibatalkan dulu karena kami sedang berduka," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tengku Firmansyah beserta istri dan kedua anaknya memutuskan untuk memulai babak baru kehidupan mereka di Kanada.
Baca SelengkapnyaKisah seorang dara cantik yang gagal mewujudkan cita-cita sebagai pramugari. Kini dia banting setir menjadi sopir truk pengangkut batu bara.
Baca SelengkapnyaWamildan Tsani Panjaitan jadi sorotan publik usai namanya mencuat sebagai salah satu calon pengganti Irfan Setiaputra sebagai dirut PT Garuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaIntip yuk foto-foto Tengku Firmansyah saat bekerja jadi tukang besi di Kanada!
Baca SelengkapnyaRumor penggantian Irfan dari jabatan Dirut Garuda mencuat jelang RUPSLB 15 November 2024 mendatang.
Baca Selengkapnya"Biasanya dadah-dadahin anak kecil di peron, sekarang ke anak sendiri," tulis perempuan ini.
Baca SelengkapnyaIntip yuk foto-foto Tengku Firmansyah saat bekerja jadi tukang besi di Kanada!
Baca SelengkapnyaDereten selebritis Indonesia yang memutuskan ikut pindah suami ke luar negeri
Baca SelengkapnyaSaat bekerja di Brunei, gaji wanita ini sudah lebih dari 1.000 dolar atau sekitar Rp12 juta lebih. Namun, ia memilih pulang kampung.
Baca SelengkapnyaTak hanya sukses berkarier di dunia hiburan saja, para artis cantik ini juga sukses menjadi komisaris di perusahaan ternama.
Baca Selengkapnya