Semburan Belerang di Danau Batur Bali Belum Berhenti, Kematian Ikan Capai 70 Ton
Merdeka.com - Sekitar 70 ikan di keramba jaring apung milik petani mati akibat imbas semburan belerang yang terjadi di kawasan Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Semburan tersebut terjadi dari tanggal 13 hingga 23 Juli 2021.
"Total ikan yang mati kita masih hitung, tetapi yang berhasil kita angkut hampir 25,9 ton. Sedangkan, ikan mati yang lain banyak dikuburkan atas kesadaran masyarakat sendiri di lahannya masing-masing. Itu di atas 50 ton, iya (total) sekitar 70 ton," kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma selaku saat dihubungi, Senin (26/7).
Ia mengatakan, untuk kerugian bisa dihitung dengan harga ikan nila dalam per kilogram mencapai Rp 25 ribu hingga Rp 28 ribu. "Kalau di pasar harganya Rp 28 kilogram," imbuhnya.
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Di mana ikan mati akibat gelombang panas? Foto udara memperlihatkan seorang nelayan mengumpulkan ikan mati akibat pekerjaan renovasi dan kondisi cuaca panas yang sedang berlangsung dari waduk di Provinsi Dong Nai, Vietnam, pada 30 April 2024.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Mengapa pelikan tersedak ikan? Meskipun mungkin terdengar lucu, situasi tersebut menjadi kritis ketika ikan itu tersangkut dan sulit untuk dikeluarkan.
Ia menerangkan, untuk kematian ikan imbas semburan belerang sempat berhenti pada tanggal 23 Juli 2021 lalu. Namun tadi pagi pihaknya mendapatkan laporan kembali terjadi letusan belerang di kawasan Danau Batur.
"Kematian ikan sementara sudah berhenti, kita tinggal menghitung dulu. Tapi, tadi pagi ada laporan lagi ada letusan lagi belerang di Batur di Banjar Seked, Desa Kedisan, Desa Buahan, itu permukaan air sudah kelihatan memutih dan bau belerang sudah tercium menyengat," ungkapnya.
Ia menyebutkan, untuk letusan belerang pada tahun ini pihaknya belum bisa memprediksi kapan akan berhenti. Namun fenomena ini sudah terjadi setiap tahunnya, tetapi pada sebelumnya semburan belerang berhenti pada empat hari atau seminggu.
"Kita tidak bisa prediksi sebenarnya kalau dari kebiasaan-kebiasaan letusan sebelumnya. Ini letusan sudah berlangganan hampir setiap tahun terjadi. Bahkan tahun ini dua kali, akhir Februari terjadi," sebutnya.
"Ini, mulainya dari tanggal 14 pagi dan sempat berhenti tanggal 23, lalu tadi pagi ada laporan lagi. Yang, biasanya empat hari sampai seminggu sudah selesai. Kalau ini, sembilan hari belum selesai tambah lagi sekarang ada laporan letusan baru, ini masalahnya," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, untuk KJA di kawasan Danau Batur ada sebanyak 12.200 dan petani ikan ada 500 lebih. Namun tidak seluruhnya terdampak adanya letusan belerang itu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berton-ton bangkai ikan yang menyelimuti pelabuhan wisata populer di Yunani ini mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem terjadi di wilayah Bali beberapa hari terakhir. Dampaknya, sejumlah tempat mengalami banjir usai hujan mengguyur sejak pagi tadi hingga sore.
Baca SelengkapnyaWilayah lereng yang paling banyak terbakar di Kecamatan Kubu, Karangasem Bali, dan untuk di Kecamatan Abang
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaBPBD memastikan kebakaran di lereng Gunung Agung tidak merambat ke lahan-lahan produktif milik warga.
Baca SelengkapnyaBangkai ikan besar ini masih berada di tepi pantai dan menanti tindakan lebih lanjut dari instansi yang berwenang.
Baca SelengkapnyaWali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kabupaten lain untuk mengatasi pencemaran di Sungai Bengawan Solo.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan Kebumen tenggelam karena diterjang gelombang tinggi saat melaut.
Baca SelengkapnyaPetani di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi terpaksa harus mengambil air dari kubangan sumur sedalam dua meter yang ia gali sendiri.
Baca SelengkapnyaJumlah pengungsi diperkirakan akan terus bertambah. Api belum berhasil dipadamkan.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca SelengkapnyaGelombang panas brutal yang melanda Vietnam turut menimbulkan bencana ekologi dengan matinya ratusan ribu ikan di sebuah waduk.
Baca Selengkapnya